Pilkada Sragen 2020
Pakai Batik Buatan Asli Sragen, Yuni Mengaku Debat Pilkada Kali Ini Kurang Menarik
Pasangan calon bupati dan wakil bupati Sraegn Yuni-Suroto kompak mengenakan batik asli Desa Kliwonan, Kecamatan Masaran, Sragen
Penulis: Rahmat Jiwandono | Editor: Muhammad Irfan Al Amin
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Rahmat Jiwandono
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Pasangan calon bupati dan calon wakil bupati Sragen Yuni - Suroto kompak mengenakan batik buatan Desa Kliwonan, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen.
Batik itu mereka pakai saat tampil di acara debat publik yang diselenggarakan di gedung Sasana Manggala Sragen (SMS) pada 19 November 2020.
Baca juga: Ini 5 Janji Yuni-Suroto untuk Sragen : Tak Tanggung-tanggung 20 Persen APBD untuk Sektor Pendidikan
Baca juga: SD Jadi Kunci SDM, Paslon Yuni-Suroto Akan Buat Satu Sekolah Unggulan di Setiap Kecamatan di Sragen
Batik mereka bermotif bunga namun hanya warnanya yang membedakan.
"Karena saya representasi dari PDIP maka batik saya berwarna merah," ujar petahana bupati Sragen, Yuni kepada Tribunsolo.com, Kamis (19/11/2020).
"Batiknya Pak Suroto warna hijau karena dari PKB," papar mantan Ketua DPRD Sragen itu.
Usai acara debat publik selesai, Yuni mengaku debat publik kali ini kurang menarik dibanding debat pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2015 lalu.
"Suasananya lebih hidup debat tahun 2015 lalu dan dulu bisa mengkritisi program kampanye dari masing-masing calon," katanya.
Karena hanya ada calon tunggal dalam pilkada di Sragen tahun ini, maka pelaksanaan debat hanya menjawab pertanyaan dari panelis untuk mereka.
"Panelis menanyakan isu-isu yang ada di Sragen dan bagaimana kami menyelesaikan persoalan tersebut," katanya.
Yuni menambahkan, dirinya sudah berpengalaman memimpin Sragen selama lima tahun, sehingga dia menjawab pertanyaan yang diajukan.
"Tapi untuk Pak Suroto tadi juga bagus saat menyampaikan jawaban," ujar dia. (*)