Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pilkada Sukoharjo 2020

Tak Bisa Sembarangan : Perakit Kotak Suara Pilkada Sukoharjo Wajib Cek Suhu Badan hingga Sterilisasi

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sukoharjo mulai melakukan perakitan kotak suara untuk Pilkada 2020.

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Agil Tri
Penampakan perakit kotak suara di lokasi yang bersih dan bestandar protokol kesehatan ketat di KPU Sukoharjo, Kamis (19/11/2020). 

Dia mengatakan, dalam satu hari, Joswi bisa melakukan puluhan kali kampanye. 

Cermat Bawaslu

Sebelumnya, Komisioner Bawaslu Sukoharjo, Muladi Wibowo mengatakan dengan penghapusan jadwal kampanye, membuat kedua paslon semakin leluasa melukan kampanye. 

Namun, kampanye yang paling banyak dilakukan kedua Paslon adalah dengan bertatap muka. 

Padahal di tengah Covid-19 ini, Paslon lebih disarankan melakukan kampanye secara daring. 

"Kami menyarankan kedua Paslon melakukan metode kampanye yang lain seperti online, itu tidak mengurangi esensi kampanye, dan membuat Paslon tidak kecapekan." jelasnya.

"Tapi ada beberapa kendala, seperti teknologi, akses jaringan, kebiasaan masyarakat menggunakan teknologi, dan keinginan masyarakat yang ingin bertemu paslonnya," terang dia. 

Hal tersebut mendorong Paslon memilih kampanye tatap muka, meski ada pembatasan kampanye maksimal diikuti 50 orang. 

Baca juga: Cara Cek Nama DPT Pilkada Serentak 2020 Lewat HP, Klik Link lindungihakpilihmu.kpu.go.id

Baca juga: Persiapan Debat Kedua Pilkada Solo 2020 : Gibran Gelar 3 Kali Simulasi, Bagyo Tak Ingin Berlaha-leha

Dengan pembatasan jumlah peserta kampanye ini, Paslon memilih menambah titik lokasi kampanye, sehingga kuantitias kampanye menjadi lebih banyak. 

"Mereka lebih interaksi yang pendek, dengan jarak yang dekat, karena mengejar waktu ke titik berikutnya," jelasnya. 

Dengan waktu yang pendek itu, Kampanye yang dilakukan Paslon kurang efektif.

Sebab, biasanya Paslon hanya datang, memberi sambutan, berinteraksi sebentar dengan masyarakat, berswafoto, lalu bergeser ketempat kampanye yang lain. 

"Persoalannya, pada kampanye itu menyampaikan visi misi, tapi kenyataannya setelah Paslon bergeser, peserta kampanye ikut pulang," tandasnya.

Kendati demikian, kewenangan dan metode kampanye sepenuhnya berada di tim kampanye masing-masing Paslon.  (*) 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved