Hujan Es di Lombok Timur, Ukurannya Sebesar Biji Kelengkeng, Ini Penampakannya

Rio Wibawanto salah satu warga yang saat itu berada di Desa Tetebatu mengatakan, hujan es yang terjadi Minggu sore, berlangsung sekitar lima menit.

kompas.com
Butiran es turun saat hujan lebat terjadi di Lombok Timur, NTB, Minggu (22/11/2020).(Dok. Istimewa) 

TRIBUNSOLO.COM - Fenomena alam terjadi di wilayah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (22/11/2020).

Ada hujan es seukuran biji kelengkeng yang menghebohkan warga.

Itu terjadi di Desa Tetebatu, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca juga: Millen Cyrus Ditetapkan Jadi Tersangka Kasus Narkoba, Akui Minum Alkohol dan Pakai Sabu-sabu

Baca juga: Jelang Vaksinasi Covid-19, Presiden Jokowi Minta Simulasi Vaksin Terus Dilakukan

Rio Wibawanto salah satu warga yang saat itu berada di Desa Tetebatu mengatakan, hujan es yang terjadi Minggu sore, berlangsung sekitar lima menit.

Sebelum hujan es terjadi, hujan dengan intensitas cukup lebat terjadi di wilayah Lombok Timur.

"Awalnya hujan lebat, enggak lama kemudian suara hujan itu berubah seperti ada benda berjatuhan di atas seng. Setelah saya lihat keluar ternyata hujan es," kata Rio melalui sambungan telepon, Senin (23/11/2020).

Rio mengatakan, butiran es yang berjatuhan cukup banyak.

"Besarnya itu sebesar biji kelengkeng, lebih besar dari pada biji jagung. Kita bisa ambilah saat itu. Tapi enggak lama sekitar lima menit lah kita bisa lihat," kata Rio.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membenarkan fenomena hujan es terjadi di wilayah Lombok Timur sekitar pukul 15.20 Wita.

BMKG menuturkan, dari hasil pantauan citra radar dan satelit BMKG terpantau bahwa awan kumulonimbus terpantau di sekitar wilayah Lombok Timur.

Suhu puncak awan kumulonimbus saat itu terpantau sangat dingin yakni mencapai -80 derajat celcius.

Awan kumulonimbus ini dapat terbentuk akibat adanya pemanasan yang kuat di permukaaan serta udara yang labil di wilayah tersebut.

Pertumbuhan puncak awan ini dapat lebih dari 6 km, kandungan dari awan ini dengan suhu puncak awan yang sangat dingin ini (-80) dapat menghasilkan butiran es.

Butiran es dapat jatuh ke permukaan juga di dukung oleh kondisi dari suhu di permukaan di wilayah tersebut.

"Ketika suhu di permukaan atau daratan cukup dingin maka butiran es dari puncak awan Cb (kumulonimbus) tersebut dapat jatuh masih berupa partikel es, sehingga hujan yang di hasilkan berupa butiran es," kata Prakirawan BMKG Stamet Zam, Levi Ratnasari, seperti dikutip dalam rilis tertulis, Minggu.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved