Berita Solo Terbaru
Imbas 2 Staf Positif, 42 Tenaga Pendidikan ISI Solo Jalani Rapid Test, Kampus Disemprot Disinfektan
Guntur mengungkapkan pihaknya tidak menutup kemungkinan melakukan tracing terhadap mahasiswa ISI Solo.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Ketua Pelaksana Harian Satgas Pencegahan Covid-19 Kota Solo, Ahyani mengatakan, klaster keluarga mendominasi dalam penambahan kasus tersebut.
Baca juga: Ormas Banteng Lawu Tegaskan Tak Ada Afiliasi Partai Politik: Siapa Saja Boleh Gabung
Baca juga: Kalimat Ucapan Selamat Malam dari 20 Bahasa Dunia, Mulai dari Bahasa Prancis hingga Korea
Mayoritas kasus tambahan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 merupakan orang tanpa gejala (OTG).
"Hasil tracing ada 81 itu dari 34 indeks kasus berbuntut, kemudian ada suspek naik kelas sebanyak 19 dan swab mandiri ada 6," kata Ahyani.
Ahyani tidak menampik tambahan kasus hari ini merupakan yang terbanyak selama 8 bulan terakhir ini.
Itu terhitung sejak penerapan status kejadian luar biasa (KLB) per 13 Maret 2020.
"Ini terbanyak selama 8 bulan terakhir, dua kali lipat. Kebanyakan OTG, yang paling dikhawatirkan suspek," ucap Ahyani.
Dengan meroketnya kasus Covid-19, Pemkot Solo kembali mewacanakan pengaktifan kembali rumah karantina Dalem Priyosuhartan dan Joyokusuman.
Pengaktifan itu juga untuk meringankan tugas tenaga kesehatan dalam merawat pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
"Karena kalau rumah sakit merawat OTG kasihan tenaga medisnya," tuturnya.
Bila merunut Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Revisi ke-5, OTG diberi pilihan untuk menjalani karantina mandiri atau dirawat di rumah sakit.
"Kalau dirawat di rumah sakit, kita upayakan sampai negatif," ucapnya.
Guna menambah tenaga kesehatan dalam penanganan Covid-19, Pemkot Solo kini telah membuka rekrutmen tenaga pendukung.
"Kita beri imbalan sesuai dengan aturan, surat keputusannya baru diinvertaris," tandasnya. (*)