Pilkada Sukoharjo 2020
Ketua KPU dan Bawaslu Sukoharjo Jemput Bola, Kawal Surat Suara Sampai Kota Makmur
"Surat suara Pilkada Sukoharjo berjumlah 677.863 lembar ditambah 2.000 lembar surat suara cadangan atau pemilu ulang," kata Nuril.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Ketua KPU Sukoharjo Nuril Huda bersama Ketua Bawaslu Sukoharjo Bambang Muryanto mendatangi PT Pura bagian konsorsium PT Balai Pustaka di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Senin (23/11/2020).
Kedatangan mereka untuk memeriksa dan menjemput Surat Suara untuk Pilkada Sukoharjo 2020.
Menurut Nuril, jumlah surat suara bergambar Paslon nomor urut 01 Etik Suryani - Agus Santosa (EA) dan Paslon nomor urut 02 Joko Santosa - Wiwaha Aji Santosa (Joswi) itu sebanyak 679.863 lembar.
Baca juga: Imbas Warung Es Dawet Langganan Presiden Jokowi Kena Kabar Hoaks : Sehari Cuma Bisa Jual 1,5 Jeriken
Baca juga: Viral Video Jenazah Dibawa dengan Sepeda Motor di Bogor, Ini Fakta Sebenarnya
"Surat suara Pilkada Sukoharjo berjumlah 677.863 lembar ditambah 2.000 lembar surat suara cadangan atau pemilu ulang," kata Nuril.
"Sehingga total ada 679.863 lembar surat suara, yang dikemas dalam 340 boks," tambahnya.
Pengantaran surat suara menggunakan sebuah mobil boks, berbarengan dengan surat suara untuk Pilkada Wonogiri.
"Pengantaran surat suara jadi satu armada dengan Wonogiri, jadi KPU dan Bawaslu Wonogiri juga ikut mengawal mobil boks yang sama." terangnya.
"Nanti turun ke KPU Sukoharjo dulu baru melanjutkan perjalanan ke Wonogiri," imbuhnya.
Surat suara tiba di gudang logistik KPU Sukoharjo di Graha Mulya sekira pukul 15.30 WIB.
Nuril mengatakan, untuk penyortiran dan pelipatan surat suara juga dilakukan di Graha Mulya.
"Untuk teknisnya baru dirapatkan hari ini, berapa jumlah tenaga, waktu dan upahnya," imbuh Nuril.
Selama penyimpanan, surat suara yang satu gedung juga dengan logistik Pilkada lainnya, Graha Mulya akan dijaga oleh aparat Polres Sukoharjo selama 24 jam dengan sistem shift.
Perakit Kotak Suara Pilkada Sukoharjo Wajib Cek Suhu Badan hingga Sterilisasi
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sukoharjo mulai melakukan perakitan kotak suara untuk Pilkada 2020.
Menurut Komisioner KPU Sukoharjo Divisi SDM dan Sosialisasi Suci Handayani, perakitan kotak suara ini dilakukan di Gedung Pertemuan Graha Mulya yang terletak di timur.
"Perakitan kotak suara dengan jumlah 1.830, ada 12 orang yang merakit," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (19/11/2020).
"Awalnya kita perkirakan paling lama selama tiga hari, tapi hari ini diperkirakan sudah selesai," imbuhnya.
Bahan yang digunakan pada kotak suara Pilkada Sukoharjo 2020 ini, sama seperti Pemilu 2019.
Baca juga: Meski Pandemi Covid-19, Paslon Pilkada Sukoharjo Tetap Tancap Gas Kampanye, Sehari Bisa 50 Titik
Baca juga: Songsong Debat Kedua Pilkada Sukoharjo, Joswi Genjot Persiapan Fisik : Biar Tidak Kelelahan
Kotak suara ini terbuat dari kardus tebal, menggantikan kotak suara yang lama yang terbuat dari alumunium.
"Semua kotak suara dalam keadaan baik," ucapnya
Dari pantauan di lokasi, sejumlah petugas kotak suara ini harus menaati protokol kesehatan ketat.
Sebelum masuk ke ruangan perakitan, para tenaga kerja pengesetan kotak suara harus diukur suhu badannya dan mencuci tangan dengan sabun.
Di antaranya menggunakan masker, baru proses menempatkan diri dengan menjaga jarak satu meter, dan semua peralatan sudah disemprot disinfektan atau sterilisasi.
"Kita terapkan protokol kesehatan pada pengesetan kotak suara," ucap dia.
Setelah proses perakitan selesai, ribuan kotak suara tersebut akan disimpan di gedung pertemuan Graha Mulya sebelum akhirnya didistribusikan ke 1.775 TPS.
Di mana diketahui, setiap TPS akan dikirim satu buah kotak suara, sedangkan bilik suara ada lima dan satu khusus untuk pemilih yang suhunya di atas 37 derajat celsius.
Terpisah, Suhadi Sekretaris KPU Sukoharjo menambahkan, para tenaga kerja ini akan menerima upah sesuai dengan jumlah kotak suara yang dirakit.
"Untuk honor Rp 1.500 per kotak suara," tandasnya.
Masa Kampanye saat Pandemi
Digelar di tengah pandemi Covid-19, setiap pelaksanaan putaran tahapan Pilkada Sukoharjo 2020 harus mematuhi protokol kesehatan yang telah dianjurkan.
Termasuk dalam jalannya tahapan kampanye, Komisi Pemilihan Umum (KPU) memperbaharui aturan tentang kampanye Pilkada di tengah situasi pandemi covid-19, berdasarkan peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2020.
Hal tersebut membuat pasangan calon (Paslon) maupun tim kampanye tidak dapat mengumpulkan massa banyak dalam satu tempat.
Sehingga, kedua Paslon Pilkada Sukoharjo 2020 yakni Etik Suryani - Agus Santosa (EA), dan Joko Santosa - Wiwaha Aji Santosa (Joswi) memperbanyak titik kampanye.
Menurut ketua tim pemenangan EA, Wawan Pribadi, metode kampanye yang dilakukan EA meliputi pertemuan tatap muka terbatas dan daring.
"Yang jelas kami melakulan kampanye sesuai protokol kesehatan," kata dia, Selasa (17/11/2020).
Baca juga: Songsong Debat Kedua Pilkada Sukoharjo, Joswi Genjot Persiapan Fisik : Biar Tidak Kelelahan
Baca juga: Jelang Debat Kedua Pilkada Sukoharjo 2020, EA Pede Hadapi Joswi : Tidak Ada Persiapan Khusus
Wawan mengatakan, dalam satu hari EA bisa melakukan kampanye hingga 50 titik.
"Kampanye paling banyak dalam satu hari 30 sampai 50 titik." ucapnya.
"Tapi tidak semua didatangi bu Etik dan pak Agus, kan ada tim kampanyenya," tambahnya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Tim Pemenangan Joswi, Eko Sapto Purnomo.
Dalam kampanye yang dilakukan Joswi, juga memperbanyak titik kampanye agar dapat menjangkau seluruh masyarakat.
"Kampanye kita lakukan tiga hal, seperti pertemuan terbatas, pembagian bahan kampanye, dan daring." ucapnya.
"Dan itu sudah sesuai dengan PKPU 13/2020 tentang kampanye ditengah pandemi," imbuhnya.
Dia mengatakan, dalam satu hari, Joswi bisa melakukan puluhan kali kampanye.
Cermat Bawaslu
Sebelumnya, Komisioner Bawaslu Sukoharjo, Muladi Wibowo mengatakan dengan penghapusan jadwal kampanye, membuat kedua paslon semakin leluasa melukan kampanye.
Namun, kampanye yang paling banyak dilakukan kedua Paslon adalah dengan bertatap muka.
Padahal di tengah Covid-19 ini, Paslon lebih disarankan melakukan kampanye secara daring.
"Kami menyarankan kedua Paslon melakukan metode kampanye yang lain seperti online, itu tidak mengurangi esensi kampanye, dan membuat Paslon tidak kecapekan." jelasnya.
"Tapi ada beberapa kendala, seperti teknologi, akses jaringan, kebiasaan masyarakat menggunakan teknologi, dan keinginan masyarakat yang ingin bertemu paslonnya," terang dia.
Hal tersebut mendorong Paslon memilih kampanye tatap muka, meski ada pembatasan kampanye maksimal diikuti 50 orang.
Baca juga: Cara Cek Nama DPT Pilkada Serentak 2020 Lewat HP, Klik Link lindungihakpilihmu.kpu.go.id
Baca juga: Persiapan Debat Kedua Pilkada Solo 2020 : Gibran Gelar 3 Kali Simulasi, Bagyo Tak Ingin Berlaha-leha
Dengan pembatasan jumlah peserta kampanye ini, Paslon memilih menambah titik lokasi kampanye, sehingga kuantitias kampanye menjadi lebih banyak.
"Mereka lebih interaksi yang pendek, dengan jarak yang dekat, karena mengejar waktu ke titik berikutnya," jelasnya.
Dengan waktu yang pendek itu, Kampanye yang dilakukan Paslon kurang efektif.
Sebab, biasanya Paslon hanya datang, memberi sambutan, berinteraksi sebentar dengan masyarakat, berswafoto, lalu bergeser ketempat kampanye yang lain.
"Persoalannya, pada kampanye itu menyampaikan visi misi, tapi kenyataannya setelah Paslon bergeser, peserta kampanye ikut pulang," tandasnya.
Kendati demikian, kewenangan dan metode kampanye sepenuhnya berada di tim kampanye masing-masing Paslon. (*)