Wajibkan Pakaian Dalam Putih & Tarik Tali Bra untuk Periksa Warnanya, SMP di Jepang Tuai Kecaman
Studi dari Asosiasi Bar Perfektur Saga baru-baru ini terhadap 22 SMP di kota Saga, menemukan bahwa 13 di antaranya mengatur warna pakaian dalam murid.
TRIBUNSOLO.COM - Atur warna pakaian dalam muridnya, sebanyak 13 SMP di Jepang menuai kecaman.
Bahkan cara mengecek warna tali bra siswinya dengan ditarik juga menjadi sorotan.
Alasan dari aturan tersebut adalah pakaian dalam anak-anak harus sederhana dan tidak menimbulkan kesan seksual.
Studi dari Asosiasi Bar Perfektur Saga baru-baru ini terhadap 22 SMP di kota Saga, menemukan bahwa 13 di antaranya mengatur warna pakaian dalam muridnya.
Mereka mewajibkan warna pakaian dalam putih, terutama bra putih, agar warnanya tidak tembus dari seragam.
Kemudian salah satu dari 13 SMP itu ternyata secara berkala memeriksa warna bra yang dikenakan para siswi.
Diberitakan SoraNews24 pada Selasa (17/11/2020), para siswi (berusia antara 12-15 tahun) tidak diharuskan melepas pakaian saat diperiksa, tapi tali bra mereka akan ditarik oleh guru untuk diperiksa warnanya.
Baca juga: Umumkan Kabinet Baru, Joe Biden Tunjuk Orang-orang Obama, Ini Alasannya
Baca juga: Tes Kepribadian - Cek Bagaimana Bentuk Jari Kakimu, Hasilnya Ungkap Sifat Aslimu yang Mendominasi
Baca juga: Video Porno ABG Viral di Media Sosial, Raup Rp 8 Juta Setiap Beraksi, Polisi Amankan Pelaku
Pemeriksaan itu dilakukan guru wanita, tetapi asosiasi pengacara tetap menganggap praktik tersebut tidak pantas.
"Menyuruh seseorang untuk memperlihatkan pakaian dalamnya adalah pelanggaran hak asas manusia. Itu tidak bisa diterima hanya karena anak-anak yang disuruh," kata mereka.
Pernyataan itu termasuk bagian dari laporan yang disampaikan ke Dewan Pendidikan Prefektur Saga untuk menyerukan reformasi peraturan sekolah.
Aturan-aturan aneh lainnya yang dituliskan laporan itu adalah larangan gaya rambut soft mohawk, tidak boleh pakai syal saat berseragam, dan aturan berpakaian/gaya rambut yang berbeda tergantung jenis kelamin murid.
Selain itu dibahas pula ambiguitas larangan pemakaian media sosial untuk melindungi privasi murid, tetapi mereka harus memakai emblem nama di seragamnya dan bisa dibaca siapa pun yang bertemu mereka di luar sekolah.
Baca juga: Video Jadul Arya Saloka saat Joget di Sebuah Warung Beredar Ini Mas Al Waktu Masih Alay
Baca juga: Fakta Dibalik Penangkapan Jaringan Pengedar Narkoba di Lombok, Dikendalikan oleh Seorang Napi
Asosiasi itu lalu mendesak sekolah untuk mempertimbangkan kembali apakah peraturan mereka benar-benar berdampak positif pada kualitas pendidikan siswa, terutama di era modern.
Sebab, menampung masukan murid saat membuat revisi peraturan juga bisa membantu menumbuhkan rasa saling pengertian.
Di Jepang sendiri hampir semua sekolah memiliki aturan khusus soal berpakaian, yang paling umum adalah peraturan jenis tas dan ikat rambut.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "SMP Jepang Wajibkan Pakaian Dalam Putih, Tarik Tali Bra Siswi untuk Periksa Warnanya"