Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Nestapa Pedagang Pasar Gede Solo : Berbulan-bulan Ini Pemasukan Anjlok kena Pandemi, Kini Ditutup

Para pedagang pun mau tidak mau beberes barang dagangan dan menutup kios atau los.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Adi Surya
Suwarno dan istri menutup barang dagangan makanan kering mereka dengan menggunakan kain kuning dan putih di Pasar Gede, Jalan Urip Sumoharjo, Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Senin (30/11/2020). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Para pedagang Pasar Gede Solo sisi timur atau bagian yang utama harus menerima nasib tidak bisa berjualan selama sepekan. 

Pasalnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo memutuskan menutup Pasar Gede sisi timur mulai Selasa 1 Desember sampai Selasa, 7 Desember 2020.

Para pedagang pun mau tidak mau beberes barang dagangan dan menutup kios atau los.

Mereka diberi waktu sampai Selasa (1/12/2020) pukul 05.00 WIB. 

Tak terkecuali, Suwarno (55), pedagang makanan kering asal Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo. 

Pasar Gede di Jalan Urip Sumoharjo, Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Senin (30/11/2020).
Pasar Gede di Jalan Urip Sumoharjo, Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Senin (30/11/2020). (TribunSolo.com/Adi Surya)

Baca juga: 11 Pedagang Kena Covid-19, Pasar Gede Solo Disemprot Disinfektan, Es Dawet Langganan Jokowi Tutup

Baca juga: BREAKING NEWS : Pasar Gede Solo Ditutup karena Kasus Corona, Dawet Langganan Jokowi Pun Ikut Tutup

Suwarno didampingi sang istri menutup beberapa barang dagangan yang ditinggal di kios mereka dengan menggunakan kain kuning. 

"Mau tidak mau, pedagang harus menerima," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (30/11/2020).

Suwarmo tidak menampik dirinya terpaksa merugi lantaran keputusan penutupan selama sepekan yang diambil Pemkot Solo. 

"Otomatis saya rugi, tidak ada pemasukan sementara pengeluaran tetap," tuturnya. 

Penghematan mau tidak mau dilakukan Suwarno.

Apalagi pemasukannya selama pandemi Covid-19 tidak seencer dulu alias seret.

"Tabungan kalau ada ya dikeluarin untuk menunjang kehidupan selama lockdown," ucap Suwarno. 

Suwarno mengungkapkan pemasukannya merosot hingga 50 persen bila dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 melanda. 

Meski rambak kulit jualannya masih menjadi satu primadona yang diburu pelanggan. 

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved