Berita Wonogiri Terbaru
Tak Berizin, Polisi Bubarkan Paksa Demo Menolak Rizieq Shihab di Patung Soekarno Wonogiri
Aksi demo menolak kedatangan Imam Besar FPI Rizieq Shihab di Kabupaten Wonogiri dibubarkan polisi, Senin (30/11/2020).
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Ketiga poin tersebut yakni :
- Bahwa kami tidak anti Habaib dan tidak anti ormas Islam yang kami tolak adalah pribadi Rizieq Shihab agar tidak datang, mengikuti kegiatan atau menyelenggarakan kegiatan apapun di Kota Solo.
- Kami warga Kota Solo siap hidup berdampingan secara harmonis dengan semua lapisan masyarakat tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, antar golongan, status sosial, dan ormas apapun
- Kami warga Kota Solo menjunjung tinggi penegakan hukum dan mendukung upaya pemerintah dan aparat keamanan terkait untuk mewujudkan kesejukan dan kondusifitas wilayah sehingga masyarakat dapat beraktifitas dengan lancar, aman, dan nyaman tanpa ada rasa takut ataupun merasa terintimidasi oleh siapapun juga.
Seusai membacakan poin pernyataan tersebut, massa aksi lantas membubarkan diri tanpa ada perlawanan apapun.
Aksi di Gladag
Aliansi warga Kota Solo menggelar aksi penolakan Rizieq Shihab di Bundaran Gladag, Jalan Slamet Riyadi, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Pasar Kliwon, Sabtu (21/11/2020).
Sejumlah peserta aksi tampak membawa beberapa spanduk bertulisan, 'Warga Solo Tolak Rizieq Shihab', dan 'Warga Solo Tidak Anti Habib, Tidak Anti Ormas Islam, Warga Solo Ingin Hidup Adem Ayem'.
Selain membawa spanduk, massa membawa puluhan tongkat berbendera merah putih.
Korlap Aliansi Warga Kota Solo Menolak Rizieq Shihab, BRM Kusumo Putro mengatakan aksi penolakan Rizieq Shihab bermula dari keprihatinannya dengan situasi beberapa waktu belakangan ini.
Baca juga: Reaksi Kegeraman PA 212 Jateng : Dapati Pangdam Jaya Usulkan Pembubaran FPI Pimpinan Rizieq Shihab
Baca juga: BREAKING NEWS: Penyebab Kemacetan Parah di Flyover Manahan Karena Ada Mobil terguling
"Ini sudah dilakukan di berbagai kota melakukan gerakan-gerakan penolakan terhadap saudara Rizieq Shihab," kata Kusumo.
Menurut Kusumo, kedatangan Rizieq Shihab berpotensi menimbulkan kegaduhan-kegaduhan di Kota Solo.
Padahal, warga menginginkan Kota Solo dalam keadaan damai, sejuk, dan kondusif.
"Warga Kota Solo ingin bisa bekerja dengan tenang, bisa bekerja tanpa rasa takut, tanpa ada yang mengintimidasi," ucap dia.
"Warga bisa melakukan kegiatan keseharian dengan penuh kenyamanan kedamaian," tambahnya.
Kusumo menegaskan dirinya dan aliansi tidak anti dengan FPI, maupun ormas Islam.
Mereka lebih anti dengan orang-orang yang memicu provokasi dan yang hendak memecah belah Indonesia.
"Kami punya hak melindungi kota kami, kami berhak menolak siapapun yang datang ke kota kami yang nantinya memicu kegaduhan-kegaduhan di masyarakat," tandasnya.