Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Mengenal Fenomena Madden Julian Oscillation yang Sedang Melintasi Pulau Jawa dan DIY serta Dampaknya

Daerah Istimewa Yogyakarta akan sering hujan karena adanya fenomena Madden Julian Oscilation (MJO) sedang melintasi Pulau Jawa dan DIY.

Editor: Reza Dwi Wijayanti
(Kompas.com/Rosyid Azhar)
Fenmena Madden Julian Oscillation (MJO) akan cenderung menumbuhkan awan konvektif di daerah yang dilaluinya. Hujan akan cenderung bertambah. 

TRIBUNSOLO.COM - Daerah Istimewa Yogyakarta akan sering hujan karena adanya fenomena Madden Julian Oscilation (MJO) sedang melintasi Pulau Jawa dan DIY.

Hal ini disampaikan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi, Mlati, Sleman, Reni Karningtyas, Selasa (1/12/2020).

"Saat ini MJO sedang melintasi Jawa dan DIY. Sehingga DIY terjadi banyak hujan," katanya.

Baca juga: Ratusan Pedagang Pasar Gede Solo Diminta Bersabar, Pemkot : Di Rumah Dulu dan Tidak Nekat Berjualan

Baca juga: 5 Fakta Rumah Ibu Mahfud MD Digeruduk Massa : Nama Mahfud Diteriakkan, Tetangga Sampai Ketakutan

Baca juga: Kabar Duka dari Sragen : Gadis yang Ditabrak Bus Eka Ugal-ugalan Meninggal, Sempat Koma 2 Hari di RS

Reni menyampaikan, satu atau dua hari ke depan cuaca sedikit membaik. Sebab, angin baratan dari Asia tidak langsung melewati Pulau Jawa. Tetapi terkonsentrasi menuju low pressure area di sebelah barat Sumatera.

"Walaupun potensi hujan pada sore dan malam hari masih terjadi di wilayah DIY dan MJO awal Desember ini masih melintasi wilayah Indonesia," ungkapnya.

Dijelaskannya, MJO ini adalah perambatan awan-awan konvektif ke arah imur dengan kecepatan 5 meter/detik di sepanjang wilayah equator, mulai dari Samudera Hindia sampai dengan Perairan Pasifik Barat dan Pasifik Tengah, periode perambatannya 30 hari sampai dengan 60 hari.

"MJO terkini masuk ke Indonesia pada akhir November sampai dengan awal Desember," ungkapnya.

Sedangkan dampak La Nina mencapai puncaknya pada Desember 2020 dan Januari 2021. Akan tetapi, dampak yang signifikan masih akan dirasakan bervariasi masing-masing wilayah dari Januari sampai dengan Maret 2021.

Baca juga: 8 Kebiasaan Buruk Penyebab Perut Buncit yang Jarang Disadari, Salah Satunya Kurang Tidur

Baca juga: Terkait Istilah Asing Dalam Penanganan Covid-19, Doni Monardo: Tidak Semua Masyarakat Mengerti

Secara umum curah hujan bulanan pada bulan Desember 2020 sampai dengan Februari 2021, dalam kategori tinggi dan  umumnya di atas normal.

"Januari sampai dengan Februari 2021 merupakan puncak hujan di wilayah DIY bersamaan dengan puncak La Nina, Monsun Asia (angin baratan) juga akan mendominasi di Indonesia yang dampaknya akan banyak membawa uap air ke Indonesia," jelas Reni.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dampak Fenomena Madden Julian Oscillation, Yogya Banyak Hujan"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved