Solo KLB Corona
Potret Sunyinya Pasar Gede yang Di-Lockdown Gegara Kasus Corona : Bak Pasar Mati, Kios Ditutup Rapat
Pasar Gede ditutup selama sepekan menyusul ditemukannya kasus pedagang positif Covid-19 di lingkungan pasar.
Penulis: Ryantono Puji Santoso | Editor: Adi Surya Samodra
Sebelumnya, para pedagang Pasar Gede Solo sisi timur atau bagian yang utama harus menerima nasib tidak bisa berjualan selama sepekan.
Pasalnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo memutuskan menutup Pasar Gede sisi timur mulai Selasa 1 Desember sampai Selasa, 7 Desember 2020.
Para pedagang pun mau tidak mau beberes barang dagangan dan menutup kios atau los.
Mereka diberi waktu sampai Selasa (1/12/2020) pukul 05.00 WIB.
Tak terkecuali, Suwarno (55), pedagang makanan kering asal Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.
Suwarno didampingi sang istri menutup beberapa barang dagangan yang ditinggal di kios mereka dengan menggunakan kain kuning.
"Mau tidak mau, pedagang harus menerima," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (30/11/2020).
Baca juga: 11 Pedagang Kena Covid-19, Pasar Gede Solo Disemprot Disinfektan, Es Dawet Langganan Jokowi Tutup
Baca juga: BREAKING NEWS : Pasar Gede Solo Ditutup karena Kasus Corona, Dawet Langganan Jokowi Pun Ikut Tutup
Suwarmo tidak menampik dirinya terpaksa merugi lantaran keputusan penutupan selama sepekan yang diambil Pemkot Solo.
"Otomatis saya rugi, tidak ada pemasukan sementara pengeluaran tetap," tuturnya.
Penghematan mau tidak mau dilakukan Suwarno.
Apalagi pemasukannya selama pandemi Covid-19 tidak seencer dulu alias seret.
"Tabungan kalau ada ya dikeluarin untuk menunjang kehidupan selama lockdown," ucap Suwarno.
Suwarno mengungkapkan pemasukannya merosot hingga 50 persen bila dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 melanda.
Meski rambak kulit jualannya masih menjadi satu primadona yang diburu pelanggan.
"Kalau biasanya rata-rata normal Rp 700 ribu per hari sekarang Rp 350 ribu," tandasnya.