Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Gunung Semeru Meletus, Satu Warga Dikabarkan Meninggal, Korban Penambang Pasir yang Jaga Malam

Poniman salah satu warga mengatakan, awan panas yang keluar dari letusan Gunung Semeru mengakibatkan belasan hewan ternak warga mati.

Editor: Hanang Yuwono
surya/hayu yudha prabowo
Pesawat militer terbang dengan latar belakang Gunung Semeru saat difoto dari Kota Malang, Jumat (4/1/2019). 

TRIBUNSOLO.COM -- Gunung Semeru saat ini masih menunjukkan aktivitas vulkanik.

Dusun Sumbersuro, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang merupakan kawasan terdekat di kaki Gunung Semeru.

Baca juga: Daftar Gunung Api di Indonesia yang Kini Berstatus Waspada dan Siaga, Termasuk Semeru hingga Merapi

Baca juga: Gunung Semeru Meletus, Begini Kondisi Gunung Merapi Terbaru, yang Sama-sama Dipantau Selama Ini

Saat gunung tertinggi di Pulau Jawa ini meletus, Desa Supiturang terdampak paling parah.

Terlihat hingga Rabu (2/12/2020) pagi, kawasan ini masih dilanda hujan abu.

Poniman salah satu warga mengatakan, awan panas yang keluar dari letusan Gunung Semeru mengakibatkan belasan hewan ternak warga mati.

"Ada 4 sapi mati, terus di utara ada 7 kambing yang juga mati," ujar Poniman, Rabu (2/12/2020).

Selain itu, di Sungai Sumbersari masih mengeluarkan asap tebal terlihat lahar panas Gunung Semeru masih mengeluarkan asap tebal.

Dikatakan Poniman, lahar panas juga membuat penambang pasir mengalami kerugian material.

Sepuluh alat berat terjebak dalam bencana alam itu.

Tak hanya itu, di Besuk Kobokan lahar panas juga dikabarkan mengakibatkan 1 orang meninggal dunia.

Orang tersebut adalah operator backhoe yang sedang bekerja menambang pasir saat Gunung Semeru memuntahkan lahar panas.

"Kakak saya itu kan bagian jaga kalau malam, berniat menyelamatkan diri akhirnya tertimbun lahar panas," ungkapnya.

Kondisi Gunung Semeru saat mengeluarkan awan panas letusan, Selasa (1/12/2020).
Kondisi Gunung Semeru saat mengeluarkan awan panas letusan, Selasa (1/12/2020). ((KOMPAS.COM/Dok. PGA Sawur))

Sederet Fakta Gunung Semeru Meletus: Keluarkan Awan Panas Selama Tiga Jam hingga Kesaksian Warga

Fakta terbaru Gunung Semeru di Jawa Timur yang meletus pada Selasa (1/12/2020) dini hari.

Saat meletus Gunung Semeru juga mengeluarkan awan panas.

Bahkan, keluarnya awan panas terjadi selama hampir tiga jam.

Karena aktifitas gunung yang terus meningkat, warga yang tinggal di dekat kaki Gunung Semeru pun diminta untuk mengungsi.

Meski meletus dan mengeluarkan awan panas, status Gunung Semeru masih pada leve II atau waspada.

Baca juga: Cerita Warga Terbangun dari Tidur saat Gunung Semeru Meletus: Memang Ada Suara Letusannya

Baca juga: Kesaksian Aisyah saat Gunung Semeru Semburkan Awan Panas: Dinihari Dengar Letusan Kuat, Warga Panik

Berikut fakta terkini Gunung Semeru meletus yang Kompas.com rangkum:

1. Keluarkan awan panas selama tiga jam hingga meluncur 11 kilometer

Pengamat Gunung Api Semeru di Pos Pantau Api (PGA) Sawur, Lumajang, Yadi Yuliandi mengatakan, luncuran awan panas dari Gunung Semeru terjadi dua kali, yakni pada pukul 01.23 WIB dan 01.45 WIB.

"Satu awan panas guguran yang satu awan panas letusan," katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa.

Awan panas tersebut meluncur ke arah Curah Besuk Kobokan hingga 11 meter.

Luncuran itu disebabkan karena durasi kemunculan awan panas yang cukup lama, yakni tiga jam.

"Jarak 11 kilometer itu karena terus-terusan. Dia (awan panas letusan) keluarnya bertahap makanya dorong lagi dorong lagi sampai 11 kilometer meter," jelasnya.

2. Kesaksian warga

Iwan salah satu warga Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Prunojiwo mengatakan, fenomena itu terjadi sekitar pukul 02.00 WIB, guguran lava itu menyerupai awan panas.

"Memang pukul 02.00 itu laju luncuran lava panas itu semakin besar hingga pukul 02.20 secara kasat mata seperti guguran awan panas," ujarnya, Selasa, dikutip dari TribunMadura.com.

Kata Iwan, kali ini, guguran yang keluar dari kawah Jonggring Saloko terjadi lebih besar dari biasanya.

"Itu kayaknya sampai mengarah ke Curah (Besuk) Kobokan," ungkapnya.

Hal senada dikatakan Aisyah. Kata Aisyah, sebelum hujan abu terjadi sekitar pukul 02.00 WIB, dirinya mendadak terbangun dari tidur lantaran mendengar suara letusan dari Gunung Semeru.

"Memang ada suara letusan Gunung Semeru," ujarnya, Selasa, dikutip dari Surya.co.id.

Takut terjadi yang tidak diinginkan, Aisyah pun memilih untuk mengungsi ke rumah keluarganya.

"Ngungsi ke rumah saudara karena takut kalau bertahan di sini," ungkapnya.

Baca juga: Cerita Warga Terbangun dari Tidur saat Gunung Semeru Meletus: Memang Ada Suara Letusannya

Baca juga: Tips Aman Berbelanja di Pasar Tradisional dan Modern Agar Tidak Tertular Covid-19, Ini Kata WHO

3. Dua kecamatan terdampak awan panas, warga diminta mengungsi

Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengatakan, ada dua kecamatan yang terdampak akibat awan panas letusan Gunung Semeru, yakni Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro.

Kata Wawan, semua warga dari dua kecamatan itu akan dievakuasi ke Lapangan Kamar Kajang, Candipuro.

"Kami jadikan satu biar lebih mudah kontrolnya kesehatan dan kebutuhan logistik pengungsi," katanya.

Selain itu, pihaknya juga mengimbau bagi masyarakat yang masih bertahan di rumah diminta untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman.

4. Semua pengungsi dalam kondisi sehat

Kata Wawan, sampai saat ini, semua warga yang mengungsi dalam kondisi sehat. Bahkan pihaknya sudah membagikan 2.000 masker untuk warga. 

Tak hanya itu, pihaknya juga menyiagakan ambulans dan tim medis.

"Kondisinya sehat, tim kesehatan juga sudah turun. Makan sudah dua kali, dan terus kita siagakan ambulans dan petugasnya," kata Wawan melalui sambungan telepon, Selasa. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta Terkini Gunung Semeru Meletus, Keluarkan Awan Panas hingga Warga Diminta Mengungsi" dan Surya.co.id dengan judul: BREAKING NEWS - Gunung Semeru Meletus, Satu Warga Dikabarkan Meninggal dan Belasan Hewan Ternak Mati

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved