Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Longsor dan Banjir di Tawangmangu

5 Fakta Longsor dan Banjir di Tawangmangu, Satu Korban Tertimpa Longsor saat Ambil Wudhu

Bencana longsor dan banjir menimpa sejumlah titik di lereng Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar Sabtu (5/12/2020) sore dan malam hari.

Penulis: Naufal Hanif Putra Aji | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
TribunSolo.com/Muhammad Irfan
Petugas dan relawan mencari korban longsor di Dusun Sedayu, Desa Tengklik, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Sabtu (5/12/2020) pukul 22.00 WIB. 

TRIBUNSOLO.COM - Bencana longsor dan banjir menimpa sejumlah titik di lereng Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar Sabtu (5/12/2020) sore dan malam hari.

Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, banjir dan longsor terjadi di Kecamatan Jatiyoso, Karangpandan dan kawasan wisata tersohor Tawangmangu.

Baca juga: 13 Upaya Pencegahan Tanah Longsor yang Bisa Dilakukan Bagi Daerah Rawan Longsor

Bahkan jalan utama bagi wisatawan Jalan Raya Solo - Tawangmangu sempat tidak bisa dilewati karena terjadi longsor dan pohon tumbang.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Sundoro Budi Karyanto membenarkan kejadian tersebut. 

"Memang benar terjadi longsor, ada di beberapa titik," kata Sundoro kepada TribunSolo.com.

Terkait kejadian ini berikut TribunSolo rangkum 5 faktanya.

1. Jalan Raya Solo-Tawangmangu Karanganyar Baru Dibuka Pukul 20.30 WIB.

Camat Tawangmangu, Rusdiyanto mengatakan penutupan jalan dilakukan setelah dirinya menerima laporan.

Dari laporan yang diterimanya, longsoran menutup seluruh badan jalan dan membuat kendaraan yang akan naik ataupun turun tak bisa melewatinya. 

"Setelah mendapat laporan, kita langsung mengambil langkah evakuasi jalan," kata Rusdiyanto kepada TribunSolo.com, Sabtu (5/12/2020).

"Longsoran menutup semua badan jalan tadi," tambahnya.

Namun Jalan Lawu dan Jalan Matesih - Tawangmangu, sambung Rusdiyanto, kini sudah bisa lewati pengendara pada pukul 20.30 WIB ini.

"Baru saja dibuka, arus lancar," ucap Rusdiyanto. 

2. Pengendara Motor Nyaris Celaka, Terseret Arus Deras Banjir di Jalanan Tawangmangu.

Sebuah video detik-detik pengendara motor nyaris celaka terseret arus deras saat banjir di Jalan Raya Solo-Tawangmangu, tersebar pada Sabtu (5/12/2020) sore.

Adapun video berdurasi 30 detik yang direkam orang di pinggir jalan itu kemudian viral.

Beruntung saat itu saat hujan tengah deras-derasnya, dibantu warga mendorong kendaraannya yang mogok dan nyaris celaka terseret di jalanan menurun tersebut.

Kendaraan tersebut didorong menerjang arus kuat banjir yang melanda lereng Gunung Lawu, tepatnya di kawasan Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.

Arus kuat itu disebabkan hujan deras yang melanda kawasan kecamatan tersebut beberapa jam sejak sore hari.

"Tawangmangu banjir. Ya, Allah lah kae piye," kata seorang perempuan dalam video yang beredar. 

"Bapake wes diewaki (sudah dibantu)," tambahnya

Para warga yang bantu mendorong pengendara sepeda motor tampak mengenakan mantol. 

Wanita tersebut menuturkan warga yang bantu mendorong sepeda motor tersebut segera istirahat setelah berhasil mengevakusi. 

Apalagi, mereka mendorong di tengah kuatnya arus banjir. 

Ditambah arus balik akibat kendaraan roda empat yang melintas.  

"Pak, pak, leren sek (istirahat dulu). Sakne capek (kasian capek)," tutur dia.

Adapun pengendara tersebut akhirnya lepas dari jeratan arus deras ke pinggir rumah warga.

Baca juga: Saat Ambil Wudhu Habis Dengar Azan Isya, Harni Tertimpa Longsor di Tawangmangu, Kini Jasadnya Dicari

3. Harni Tertimpa Longsor di Tawangmangu saat Ambil Wudhu Habis Dengar Azan Isya

Suara merdu azan isya pasca hujan deras menjadi yang terakhir didengar Harni (52), Sabtu (5/12/2020) pukul 19.00 WIB.

Ya, saat dirinya akan mengambil wudhu tiba-tiba tebing belakang rumahnya mengalami longsor di Dusun Sedayu, Desa Tengklik, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.

Hal tersebut diceritakan oleh Kepala Dukuh Sedayu, Gito Purnomo saat memantau dan mengawasi petugas bersama relawan melakukan evakuasi pencarian wanita tersebut.

"Jadi baru mau ambil wudhu tiba-tiba, gruduk, sudah menutupi area dapur," jelasnya.

Saat itu tanah tebing menghancurkan bagian rumah Harni sehingga dirinya tertutup material longsor dan lumpur.

Adapun di dalam rumah sederhananya itu, Harni tinggal bersama dua putra dan putrinya.

"Kalau dia meninggal maka putra putrinya menjadi yatim piatu," ujar dia.

Korban kemudian ditemukan pada pukul 23.00 WIB dengan kondisi meninggal dunia.

4. Tangis Keluarga Pecah, Lihat Jasad Harni Ditemukan Tertimbun Lumpur Sedalam 4 Meter

Tangis keluarga Harni (52) warga Desa Tengklik, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar pecah saat jasadnya ditemukan, Sabtu (5/12/2020) pukul 23.00 WIB.

Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, relawan dan BPBD Karanganyar melakukan 5 jam pencarian. 

Adapun longsor sendiri terjadi pada pukul 19.00 WIB, saat adzan Isya berkumandang dan korban baru akan mengambil air wudhu. 

Menurut Koordinator Lapangan Basarnas Solo, Tri Puji Sugiharto, pihaknya baru bisa sampai lokasi pada pukul 20.30 WIB. 

"Karena jarak tempuh yang cukup jauh, perlu menunggu sedikit lama hingga bantuan personel bisa datang secara lengkap," kata Tri kepada TribunSolo.com. 

Setelah dua setengah jam proses evakuasi, akhirnya jasad Harni bisa ditemukan, dan kemudian dilanjutkan dengan proses forensik dari Puskesmas Karanganyar. 

"Setelah jasad ditemukan, kami periksa secara forensik dan ditemukan bahwa korban meninggal akibat tertimpa reruntuhan dan mengalami pendarahan di bagian dalam kepala," terangnya. 

Tri menuturkan, dalam proses pencarian korban, kesulitan yang dihadapi adalah sempitnya area pencarian yang membuat para relawan semakin tak leluasa dalam menggali tanah. 

Baca juga: BREAKING NEWS : Longsor & Banjir Terjang Tawangmangu Karanganyar, Akses Jalan Utama Pun Tertutup

5. Tawangmangu Zona Merah Rawan Longsor, BMKG Ingatkan Cuaca Ekstrem Beberapa Hari ke Depan

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ahmad Yani Semarang menyebut Tawangmangu di Kabupaten Karanganyar masuk ke dalam zona merah.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto melalui Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Iis Widya Harmoko menjelaskan bahwa zona merah itu adalah rawan pergerakan tanah. 

Terlebih saat cuaca ekstrem seperti ini hujan sangat deras dalam waktu cukup lama.

"Daerah yang dataran tinggi memang rentan terhadap pergerakan tanah," kata dia saat dihubungi TribunSolo.com, Sabtu (5/12/2020). 

Oleh karena itu, untuk mengantisipasi bencana hidrometerologi, pihak terkait harus menyiapkan jalur evakuasi. 

"BPBD Karanganyar pasti sudah punya mitigasi soal itu," katanya. 

Kata dia, bertambahnya curah hujan saat musim seperti ini disebabkan adanya potensi regional. 

"Potensi regional yang dimaksud yaitu adanya Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin," papar dia. 

Bahkan BMKG telah merlis jika mulai tanggal 6 hingga 11 Desember 2020 mendatang, cuaca di kawasan Jateng di antaranya Karanganyar akan ekstrem.

Maka tidak hanya hari ini saja, Sabtu (5/12/2020) yang terjadi hujan cukup deras.

Tetapi BMKG Ahmad Yani Semarang memprakirakan dalam periode 5 (lima) hari ke depan potensi cuaca ekstrem dan curah hujan dengan intensitas yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi di beberapa wilayah.

"Ini berdasarkan analisis kondisi dinamika atmosfer menunjukkan masih adanya shear line (belokan angin) di wilayah Jateng, pusat tekanan rendah dan garis palung tekanan rendah di selatan Jateng," aku dia.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved