Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Update Gunung Merapi

Saat Pengungsi Gunung Merapi Hibur Diri dan Lupakan Kejenuhan, Nobar Sinetron di Malam Hari

Sudah sebulan lebih, warga Kabupaten Klaten yang berada di lereng Gunung Merapi mengungsi.

Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
Pengungsi Merapi tengah menyaksikan layar tancap di Balai Desa Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Minggu (20/12/2020) malam. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Sudah sebulan lebih, warga Kabupaten Klaten yang berada di lereng Gunung Merapi mengungsi.

Di tengah panjangnya panjangnya waktu dan ketidakpastian kapan akan usai, berbagai cara dilakukan relawan agar pengungsi tak bosan.

Di antaranya di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang.

Sudah lama para pengungsi harus hidup dalam kewaspadaan dan membuat mereka jenuh.

Namun para relawan tak kehabisan akal dan mencoba membuat warga yang mengungsi di tempat evakuasi sementara (TES) di Balai Desa Tegalmulyo.

Baca juga: Ratusan Orang di KRB III Merapi Masih Mengungsi, Bupati Klaten Utamakan Kesehatan dan Keselamatan

Baca juga: Update Kondisi Gunung Merapi : Angin bertiup Lemah Hingga Sedang ke Timur dan Timur Laut

Purnama, salah satu relawan di Desa Tegalmulyo mengatakan, setiap malam mereka memasang layar di lokasi warga mengungsi.

"Jika ditanya warga bosan, pastilah bosan, tapi kami mencoba berupaya agar warga tidak bosan mengungsi setiap malamnya," katanya kepada TribunSolo.com, Minggu (20/12/2020).

Ia mengatakan, setiap malam, memasang layar dan proyektor untuk menghibur para pengungsi.

"Para pengungsi dapat memilih sesuai keinginan mau menonton film atau saluran televisi," jelas dia.

Hal ini agar mereka yang jenuh, dapat mengisi kekosongan dengan menonton film atau acara televisi yang mereka pilih.

"Nantinya, kita akan putarkan setiap malam, agar warga yang mengungsi tidak jenuh dan dapat mengisi kekosongannya mereka," jawabnya.

Sementara itu, ini data warga di Desa Tegalmulyo yang mengungsi sampai Minggu (20/12/2020) malam. Total ada 79 jiwa yang mengungsi:

Warga Dukuh Pajegan yang mengungsi 29 jiwa, yang terdiri dari 16 orang dewasa, 8 lansia, 3 anak-anak, dan 2 balita.

Kemudian, warga Dukuh Canguk, ada 36 jiwa, yang Terdiri 18 orang dewasa, 7 lansia, 7 anak-anak, dan 4 balita.

Sedangkan warga di Dukuh Sumur ada 14 jiwa, yaitu 4 orang dewasa, 6 lansia, dan 4 anak-anak.

Pengungsian Diperpanjang

Bupati Klaten Sri Mulyani meminta jajarannya untuk memperhatikan kesehatan dan keselamatan para pengungsi Gunung Merapi.

Sebab, ratusan orang dari Desa Tegalmulyo dan Balerante yang masuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi masih mengungsi, Sabtu (19/12/2020) malam.

Mereka belum diperbolehkan kembali ke rumahnya karena status Gunung Merapi masih berstatus Siaga level III.

"Kami akan berkerjasama dengan pemerintah desa untuk mengupayakan agar warga di pengungsian tidak mengalami kejenuhan," kata Sri Mulyani.

Baca juga: Update Covid-19 Klaten : Tingkat Kesembuhan Terus Meningkat, Tapi Lonjakan Kasus Masih Terjadi

Baca juga: Klaten Terima Penghargaan IGA 2020 dari Kemendagri, Bupati Sri Mulyani Sebut Hadiah Akhir Tahun

Baca juga: Yakin Mau Mudik ke Klaten? : Lapor Satgas Covid-19 RW, Bawa Rapid Test Antigen dan Wajib Karantina

Baca juga: Sansasi Santap Makanan di Aliran Air Jernih Alam Terbuka, Ketjeh Resto Klaten Dibanjiri Wisatawan

"Serta kesehatan dan keselamatan mereka yang utama," imbuhnya.

Saat ini, total pengungsi dari Desa Tegalmulyo sebanyak 79 jiwa, dan dari Desa Balerante 279 jiwa.

Sebanyak 128 ekor hewan ternak juga ditempatkan disekitar pengungian.

Selain itu, warga Desa Siderejo belum ada yang mengungsi.

Bupati sekaligus Ketua Satgas Covid-19 Kabupaten Klaten, Sri Mulyani, Kamis (17/12/2020).
Bupati sekaligus Ketua Satgas Covid-19 Kabupaten Klaten, Sri Mulyani, Kamis (17/12/2020). (TribunSolo.com/Mardon Widiyanto)

Jumlah pengungsi di TES Desa Tegalmulyo, menjadi 79 jiwa dengan rincian 27 jiwa warga Dukuh Canguk, 22 jiwa warga Dukuh Sumur, dan 30 jiwa warga Dukuh Pajegan.

Dari total tersebut 5 balita, 12 anak-anak, 45 dewasa, 16 lansia, dan 1 orang berkebutuhan khusus.

Sedangkan, untuk hewan ternak yang diungsikan tercatat belum ada.

Kemudian total pengungsi di TES Desa Balerante, tidak mengalami penambahan Juml pengungsi yaitu 279 jiwa.

Dari total pengungsi 279 jiwa terdiri dari 102 jiwa warga Dukuh Sambirejo, 79 jiwa warga Dukuh Ngipiksari, 11 jiwa warga Dukuh Ngelo 02/01, 43 jiwa warga Dukuh Gondang serta 44 jiwa Dukuh Sukorejo

Dari jiwa tersebut, terdiri dari 21 Balita, 49 anak, 154 dewasa, 35 lansia, 4 Ibu hamil, 7 ibu menyusui serta 9 berkebutuhan khusus.

Ilustrasi pengungsi Gunung Merapi
Ilustrasi pengungsi Gunung Merapi (TribunSolo.com/Adi Surya)

Sri Mulyani menghimbau untuk pengungsi tetap berada di posko pengungsian dahulu.

Sebab, BPPTKG belum menurunkan status gunung merapi, seiring masih terjadinya aktivitas vulkanik

"Ini demi kebaikan bersama, ini merupakan bencana alam yang kita tidak bisa prediksi, sehingga kami himbau untuk pengungsi tetap berada di pengungsian,"tandasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved