Penanganan Covid
Dokter Reisa Beberkan Tips Agar Tak Sesat Informasi Seputar Vaksinasi, Pahami Kandungan Vaksinnya
dr. Reisa melalui tayangan Gali dan Kenali Agar Hoax Tak Mengakali, sebagimana disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden
TRIBUNSOLO.COM - Vaksin Covid-19 di Indonesia masih terus dikembangkan.
Terkait vaksin banyak informasi sesat atau berita bohong (hoax).
Baca juga: Fakta Tentang Rapid Test Antigen, Begini Cara Kerjanya dalam Mendeteksi Virus Corona
Bahkan, sudah ada ribuan hoax yang beredar selama 9 bulan pandemi di Indonesia.
dr. Reisa melalui tayangan Gali dan Kenali Agar Hoax Tak Mengakali, sebagimana disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (21/12/2020).
"Padahal banyak sekali manfaat vaksin yang sudah kita ulas. Jadi, penting ya, untuk meluangkan sedikit waktu mencari informasi dari sumber-sumber yang valid di masa seperti sekarang ini (pandemi)," kata Reisa.
Beberapa hoax yang beredar, seperti yang menyebut vaksin adalah bibit penyakit, dan menerimanya sama saja dengan membuat badan rentan terkena penyakit.
"Nah, anggapan ini salah. Karena vaksin itu terbuat dari bakteri atau virus yang sudah dilemahkan, yang fungsinya membuat badan kita menjadi kenal, dan kebal melawan penyakit tersebut. Hal ini tidak sama ya, dengan membuat tubuh sakit," lanjut Reisa.
Ia memparkan, ada beberapa jenis vaksin. Pertama, vaksin mati adalah jenis vaksin yang mengandung virus atau bakteri yang sudah dimatikan.
Kedua, vaksin hidup adalah vaksin yang mengandung bakteri atau virus yang dilemahkan.
Ketiga, vaksin sub unit adalah adalah vaksin yang dibuat dari komponen virus/bakteri.
Keempat, vaksin toksoid adalah vaksin yang dibuat dari toksin yang sudah dilemahkan. Untuk kandungan vaksin, terdiri dari antigen, stabilitator, adjuvant dan pengawet.

Lalu, hoax yang kedua, seperti vaksin mengandung zat-zat yang berbahaya.
Padahal, kata Reisa, vaksin yang sudah diproduksi massal harus memenuhi syarat utama yaitu aman, efektif, stabil dan efisien.
"Setiap vaksin yang beredar, harus lolos uji dari lembaga otoritas yang berwenang."
"Di Indonesia, ada Badan POM (Pemeriksa Obat dan Makanan) yang akan memastikan bahwa vaksin aman dan tidak mengandung bahan berbahaya," jelasnya.