Virus Corona
Fakta Tentang Rapid Test Antigen, Begini Cara Kerjanya dalam Mendeteksi Virus Corona
Rapid test antigen dinilai lebih akurat dibandingkan tes antibodi karena dapat mengidentifikasi virus dalam sekresi hidung dan tenggorokan.
TRIBUNSOLO.COM - Rapid test Antigen belakangan banyak dibicarakan masyarakat.
Bermula saat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mewajibkan penumpang kendaraan umum yang hendak keluar masuk Ibu Kota untuk menyertakan hasil tes antigen, baik itu tes cepat (rapid) ataupun tes usap (swab).
Langkah pengetatan ini diambil untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 di masyarakat kala libur panjang Natal dan Tahun Baru.
Baca juga: Naik Kereta Api Jarak Jauh Wajib Tunjukkan Hasil Rapid Test Antigen Mulai 22 Desember
Baca juga: Ancaman Wali Kota Solo FX Rudy : Kalau Ada yang Berkerumun Lebih dari 5 Orang, Langsung Rapid Test
Sebelumnya, syarat yang dimintakan hanyalah hasil tes antibodi yang cenderung lebih murah dan gampang diakses.
Rapid test antibodi dipatok dengan biaya sekitar Rp 150.000.
Sebagai konsekuensinya, tingkat akurasi dari tes yang menggunakan sampel darah ini juga lebih rendah ketimbang tes antigen yang menggunakan sampel lendir dari hidung atau tenggorokan.
Tes usap, biasa dikenal dengan sebutan PCR, sudah lumrah diselenggarakan di berbagai rumah sakit. Tes jenis ini dipercayai sebagai tes paling akurat.
Harganya pun cenderung lebih mahal, yaitu berkisar di antara Rp 800.000 hingga Rp 900.000.
Bahkan sejumlah rumah sakit mematok harga di atas Rp 1.000.000.
Istilah "rapid test antigen" mulai ramai dikenal dan dibicarakan setelah aturan Pemprov DKI muncul. Masyarakat yang hendak keluar-masuk Jakarta pun berbondong-bondong mencari tahu tentang tes ini.
Niat Bersih-bersih Kampung, Puluhan Warga di Bantul Malah Positif Covid-19 Usai Kerja Bakti |
![]() |
---|
Daftar Negara Paling Aman dari Pandemi Covid-19, Faktanya No.1 Justru Belum Mulai Program Vaksin |
![]() |
---|
Istri Tak Jujur Kena Covid-19 Bawa Petaka, Sekeluarga Tewas Tertular dengan Paru-paru Menghitam |
![]() |
---|
Kisah Remaja di Inggris Mengalami Koma 10 Bulan, Belum Tahu Dunia Sudah Berubah Akibat Pandemi |
![]() |
---|
Seusai Divaksin, Seorang Tenaga Kesehatan Sempat Kejang hingga Pingsan, Dinkes Beri Penjelasan |
![]() |
---|