Berita Solo Terbaru
Ratusan Orang dari Solo Raya dan Surabaya Tertipu Investasi Arisan Online, Kerugian Rp 1 Miliar
Ratusan orang dari Solo Raya jadi korban investasi bodong yang ditawarkan wanita asal Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah berinisial DM (21).
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ratusan orang dari Solo Raya jadi korban investasi bodong yang ditawarkan wanita asal Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah berinisial DM (21).
Shinta Suryaningrum (20) menjadi satu diantara ratusan orang yang menjadi korban investasi tersebut.
Shinta mengungkapkan, kasus investasi bodong itu bermula dari sebuah arisan online yang diikuti ratusan orang.
Baca juga: Puluhan Ibu Muda di Semarang Jadi Korban Penipuan Arisan Online, Kerugian hingga Ratusan Juta Rupiah
Baca juga: Tergiur Arisan Online Milik Orang Wonogiri, Wanita Solo Curhat, Ada yang Tertipu hingga Rp 122 Juta
Arisan itu belum berumur genap setahun. Namun jumlah anggotanya sudah mencapai ratusan orang yang berasal dari wilayah Solo Raya, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Diantaranya dari Solo, Wonogiri, Sragen, Semarang, dan Surabaya.
"Pertengahan Oktober 2020, dia buka investasi. Bagi yang mau ikut disuruh transfer Rp 1 juta nanti kembali tiga hari jadi Rp 1,150 juta," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Rabu (23/12/2020).
Itu disampaikan DM di grup Whatsapp arisan online. Dalam ajakannya itu, dirinya membuka sejumlah slot yang bisa dipilih anggota.
"Dia (DM) itu teman saya dari SMK. Kenal tapi tidak begitu dekat, hanya kenal saja," ucap Shinta.
"Karena kenal, saya coba ikut Rp 1 juta dulu. Itu buat mencoba dan udah kembali dalam waktu singkat," tambahnya.
Kecepatan pencairan uang tersebut membuat Shinta semakin percaya untuk menginvestasikan uangnya lebih banyak.
Apalagi, teman-teman SMK yang dikenalnya juga banyak yang ikut investasi tawaran DM.
Baca juga: Sebelum Ditangkap Polisi, Pelaku Arisan Online Fiktif di Solo Hidup Nomaden
"Uang katanya diputar ke sejumlah usaha elektronik dan koperasi simpan pinjam," kata Shinta.
"Dia juga mengatakan tidak ikut kerjasama apapun," tambahnya.
Namun apadaya, keterangan tersebut berputar 180 derajat.
DM sempat berusaha menghilang dengan dalih acara keluarga. Selain itu, ia juga memberitahu pencairan tidak sesuai target.
Dalih tersebut disampaikannya di grup WA sekira 26 November 2020.
Namun gelagat tak baik tersebut diketahui salah seorang anggota grup. Anggota tersebut sempat memperingatkan DM.
"Kemudian ada satu anggota yang tahu. Langsung chat di grup, DM jangan macam-macam," ucapnya.
Saat hari pencarian, uang yang diinvestasikan tak kembali. DM sudah coba dihubungi beberapa anggota namun tak ada jawaban.
Padahal para anggota sudah menginvestasikan sejumlah nominal uang ke DM. Mulai dari Rp 20 juta sampai Rp 65 juta.
"Sudah kami personal chat via WA tak tidak dibalas," kata Shinta. (*)