Susi Pudjiastuti: Saya Menangis Orang-orang yang Punya Kekuasaan Bersikeras Merusak Alam
Susi Pudjiastuti menyakini ketika alam dirusak, maka manusia harus siap menerima konsekuensinya.
TRIBUNSOLO.COM - Susi Pudjiastuti dimintai tanggapan soal kasus yang membelit mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo.
Edhy sebelumnya telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK terkait suap perizinan ekspor benih lobster atau benur.
Susi mengaku tidak kaget dengan kabar penangkapan Edhy, namun dirinya tidak mau berkomentar lebih soal ini.
Baca juga: Kini Pro Jokowi, Arief Poyuono Tunggu Dipecat Prabowo Keluar dari Partai Gerindra
Baca juga: Pesan Edhy Prabowo untuk Menteri Kelautan dan Perikanan yang Baru, Sakti Wahyu Trenggono
"Saya no comment, biarkan proses hukum berlaku. Saya tidak kaget, saya ikut berduka dan prihatin," ucapnya, dikutip dari kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis (24/12/2020).
Dalam kesempatan tersebut, Susi juga menyebut dirinya terkadang merasa sedih saat melihat berbagai kebijakan yang sudah dibuatnya diubah.
Dirinya hanya bisa menangis dan tidak dapat melakukan apapun.
"Terkadang saya menangis, saya tidak dapat melakukan apapun. Orang-orang yang memiliki kekuasaan bersikeras merusaknya dan saya tidak bisa melakukan apa-apa."
"Saya sekarang menyadari bagaimana peraturan dapat diubah seenaknya oleh orang-orang yang memiliki kekuasaan. Itu menyedihkan," kata Susi.
Susi menyakini ketika alam dirusak, maka manusia harus siap menerima konsekuensinya.
"Tapi bagi saya, saya selalu percaya pada kekuatan alam yang kuat itu."
"Suatu hari alam akan membalasmu," tegasnya.
Terkait tudingan terlibat selundupkan benur, Susi juga memberikan klarifikasinya.
Ia membantah terlibat jual-beli benur saat masih menjadi menteri.
Utamanya saat pihak-pihak menuding perempuan kelahiran 15 Januari 1965 ini menjual benur dengan menggunakan pesawat miliknya.
"Memang saya kadang-kadang angkut benur ke tempat pelepasan ke alam dengan pesawat saya. Tapi itu tidak saya jual," beber Susi.