Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Mengetahui Tanda Ruam Kulit Gejala Covid-19 yang Dialami Dewi Perssik dengan Penyakit Kulit Biasa

Penyanyi dangdut Dewi Perssik menambah daftar pesohor tanah air yang terinfeksi Covid-19.

Penulis: Naufal Hanif Putra Aji | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
(pumatokoh)
Ilustrasi ruam pada kulit 

TRIBUNSOLO.COM - Kasus Covid-19 di Indonesia hingga kini masih terus bertambah.

Penyanyi dangdut Dewi Perssik menambah daftar pesohor tanah air yang terinfeksi Covid-19.

Baca juga: Gisel dan Gading Kompak Bagikan Foto Rayakan Natal Bersama Gempi, Ternyata Ada Alasannya

Lewat akun Instagram-nya, @dewiperssikreal, ia membagikan kabar itu.

Dari tiga foto yang diunggahnya, terlihat adanya skin rash atau ruam pada kulit di bagian wajah serta lehernya.

"Banyak yang bertanya kemana selama 1 bulan ini kok ga liat di @pagipagiambyarttv. Dan gak ada kegiatan ngyoutube juga, Aku sakit kena covid 19," begitu caption yang ditulis Dewi di unggahannya.

"Alhamdulillah Allah masih kasih kesempatan aku untuk sehat aku sekarang sembuh, aku salah satu org yg beruntung untuk sembuh, aku sudah cek dua kali negatif alhamdulillah. Dan skrg sudah sembuh dan recovery."

"Kemarin mungkin karena kegiatanku yang terlalu padat akhirnya aku kecapean dan terkena covid 19."

Ruam kulit sebagai gejala Covid-19.

Ruam kulit juga termasuk gejala Covid-19. Namun bagaimana membedakan ruam kulit biasa dengan gejala Covid-19?

Gejala Covid-19 yang selama ini kita ketahui adalah batuk, pilek, dan demam.

Tapi, tahu tak banyak yang tahu kalau perubahan di kulit itu bisa menjadi salah satu tanda gejala Covid-19.

Munculnya ruam kulit, terutama di tangan dan kaki seringkali merupakan tanda pertama infeksi virus corona pada orang yang tidak memiliki gejala penyakit lain.

Diterbitkan di American Journal of Clinical Dermatology, ulasan berbasis bukti ilmiah menunjukkan kalau ruam kulit ternyata memengaruhi satu dari lima pasien Covid-19.

“Dokter harus menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi pasien dengan Covid-19 yang tidak memiliki gejala lain,” kata penulis studi dan seorang dokter ahli bedah di Keck School of Medicine University of Southern California di Los Angeles, Daniel Gould, MD, PhD.

“Dokter juga harus menggunakan informasi tersebut agar lebih agresif dalam menguji virus," sambung dia.

Baca juga: Distribusi Vaksin Dilakukan Bertahap, Satgas: Diutamakan Wilayah Risiko Tinggi Penularan Covid-19

Ruam tidak selalu muncul pertama kali

Gould dan rekan-rekannya menyisir data dari penelitian di bulan Mei 2020 terkait dugaan antara gejala Covid-19 dan gejala kulit.

Mereka menemukan, berbagai jenis ruam kulit diamati pada pasien virus corona, mulai dari lepuh kecil dan gatal-gatal, bercak merah muda dan merah, hingga benjolan kecil gatal yang ditandai dengan bintik merah dan ungu.

Ruam terakhir ini adalah jenis yang paling sering diidentifikasi pada pasien corona yang memengaruhi lebih dari 40% dan biasanya muncul pada orang dewasa muda yang mengalami gejala virus lain terlebih dahulu.

Dia mengatakan, virus SARS-COV-2 dapat memicu gejala kulit dengan dua cara utama yakni bahan kimia peradangan yang dihasilkan oleh sistem kekebalan untuk melawan virus dan gumpalan darah kecil yang dihasilkan dari virus.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, benjolan merah dan ungu di jari tangan dan kaki umumnya menunjukkan penyakit yang lebih ringan.

Sementara, munculnya bintik merah atau biru berarti menunjukkan gejala Covid-19 yang lebih parah.

Direktur Global Health Dermatology di Massachusetts General Hospital Boston, Esther Freeman, MD, PhD menjelaskan, dalam kebanyakan kasus ruam muncul setelah gejala batuk atau demam.

Namun, yang paling penting untuk disoroti, ada beberapa pasien yang memiliki gejala Covid-19 pertama adalah munculnya ruam.

"Jika kami memiliki pasien yang datang dengan gatal-gatal baru dan tidak ada penjelasan mengapa, kami akan melakukan tes Covid-19 untuk memastikan," terangnya.

Baca juga: Diera Bachir Berhasil Turunkan Berat Badannya, Intip Perubahan Fotografer Langganan Artis Ini

Stres pandemi bisa mengganggu kulit

Bagi mereka yang belum tertular Covid-19 pun belum tentu kebal dari efek pandemi pada kulit.

Stres akibat krisis kesehatan global dapat menyebabkan kita memproduksi lebih banyak hormon inflamasi kortisol.

Hal ini menyebabkan munculnya jerawat, gatal-gatal, atau memburuknya kasus kondisi kulit kronis, seperti psoriasis dan eksim.

Menurut Gould, banyak pasien datang yang mengeluhkan kondisi kulit mereka sangat buruk di masa pandemi ini.

Rata-rata pasien harus selalu kembali ke perawatan untuk mengidentifikasi masalah kulit dan mendapatkan pengobatan dengan kondisi kulit yang beragam.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved