Breaking News
Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Update Gunung Merapi

Meski Merapi Muntahkan Lava Pijar, BPBD Klaten Sebut Warganya di Lereng Gunung Masih Kondusif

Sekretaris BPBD Klaten, Nurcahyo mengatakan dari pengamatan di Klaten, belum terlihat lava menuju ke wilayah Klaten.

Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Adi Surya
ILUSTRASI : Sejumlah anak duduk di bak belakang mobil milik Polsek Selo saat dievakuasi dari Dukuh Setabelan menuju TPPS Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali di bawah lereng Gunung Merapi, Jumat (13/11/2020). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen memastikan warga di lereng Gunung Merapi masih kondusif.

Meskipun Moerapi sempat mengeluarkan lava pijar beberapa kali pada Selasa (5/1/2021) sekira pukul 18.55 WIB.

Sekretaris BPBD Klaten, Nurcahyo mengatakan dari pengamatan di Klaten, belum terlihat lava menuju ke wilayah Klaten.

"Masih sama seperti kemarin, masih aman terkendali dan kondusif, dari Klaten belum ada, mungkin dari sisi lain," terang dia kepada TribunSolo.com, Rabu (6/1/2021).

Baca juga: Kesaksian Warga Kemalang Klaten : Lihat Merapi Berkali-kali Muntahkan Lava Pijar, Ini Kondisinya

Baca juga: Ratusan Pengungsi Merapi di Desa Balerante Pilih Pulang ke Rumah: Mengaku Jenuh, Ternak Ikut Dibawa

Kesaksian Warga

Muntahnya lava pijar di Gunung Merapi bisa dilihat secara kasat mata oleh warga di lereng Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten.

Saat itu Merapi mengeluarkan lava pijar, Selasa (5/1/2021) sekira pukul 18.55 WIB.

Lava pijar tersebut turun ke arah barat, tidak menuju ke wilayah Kabupaten Klaten.

Seorang warga Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Sukiman membenarkan adanya lava pijar di Gunung Merapi.

"Benar Merapi mengeluarkan lava pijar, turun ke sebelah barat, sehingga tidak terlihat," tutur Sukiman kepada TribunSolo.com.

Baca juga: Saat Pengungsi Gunung Merapi Hibur Diri dan Lupakan Kejenuhan, Nobar Sinetron di Malam Hari

Baca juga: Cara Relawan Hibur Para Pengungsi Gunung Merapi: Bawa Layar dan Proyektor, Gelar Nobar

Sukiman mengatakan lava pijar tersebut tidak hanya muncul satu kali.

Awalnya lava pijar tersebut mulai muncul pada pukul 18.55 WIB.

Kemudian, muncul kembali sekira pukul 19.15 WIB.

"Hari ini Merapi sering mengeluarkan lava pijar, namun masih rendah, aktivitas hari ini merupakan paling tinggi," jawabnya.

Baca juga: Stok 4,5 Ton Beras, BPBD Klaten Jamin Logistik Pengungsi Gunung Merapi Aman Hingga Akhir Tahun 2020

Baca juga: Jaga Psikologis Pengungsi, IDI Boyolali Sarankan Disiagakan Dokter Jiwa di Pengungsian Gunung Merapi

Sukiman mengatakan saat ini ia sedang mengadakan rapat dengan warga lain.

Menurutnya, pihaknya masih belum mau untuk turun ke bawah, karena lava pijar Merapi tidak ke arah wilayah Klaten.

"Saat ini sedang kami rapatkan, untuk ancamannya ke arah barat, jika nanti mengarah ke selatan dan tenggara, kami langsung berangkat (turun)," kata Sukiman.

Keterangan Petugas

Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com dalam laporan pengamatan aktivitas Gunung Merapi oleh KESDM, Badan Geologi, PVMBG, BPPTKG, Selasa (5/1/2021) pukul 18.00 WIB hingga 24.00 WIB, dengan cuaca mendung disertai angin bertiup lemah, ke arah timur, dan barat.

Suhu udara sekitar 14 hingga 20 derajat Celcius, dengan kelembaban udara 74 sampai 90 persen.

Selain itu, teramati di Gunung Merapi miliki tekanan udara 567 hingga 686 mmHG

Kemudian berdasarkan hasil pantauan visual, gunung Merapi tertutup kabut hingga 0-III.

Sehingga asap kawah putih tidak teramati dari pantauan visual.

Meskipun begitu terjadi guguran lava pijar sebanyak 4 kali dengan intensitas kecil ke arah krasak dengan jarak luncur maksimum 400 meter.

Selain itu terdengar suara guguran 2 kali dengan intensitas sedang.

Tercatat ada 23 kali guguran dengan panjang gelombang 3 hingga 41 milimeter, Durasi : 11 hingga 127 detik.

Lalu, Merapi mengeluarkan hembusan sebanyak 11 kali dengan panjang gelombang 2 hingga 8 milimeter serta durasi 9 hingga 33 detik

Kemudian untuk fase banyak di gunung Merapi terjadi 75 kali dengan panjang gelombang 3 sampai 31 milimeter dengan durasi 4 detik hingga 11 detik.

Serta vulkanik dangkal sebanyak
16 kali, dengan panjang gelombang 34 sampai 75 milimeter dengan 12 detik hingga durasi 39 detik.

Lanjut, tercatat Merapi juga mengalami tektonik jauh sebanyak 1 kali dengan panjang 4 milimeter dengan durasi 43.

Gunung Merapi terletak diantara 2 Provinsi yaitu Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, serta 4 Kabupaten yang diantarannya Sleman, Magelang, Boyolali, serta Klaten.

Sementara posisi geografis Merapi sendiri yaitu 7,542 derajat Lintang Selatan dan 110,442 derajat Bujur Timur dengan keginggian 2968 mdpl.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved