Penanganan Covid
Epidemiolog Ungkap Alasan Semua Orang Harus Divaksinasi Covid-19
Oleh karena itu, semua orang harus mendapatkan vaksin, baik yang pernah terkonfirmasi positif Covid-19 maupun yang tidak.
TRIBUNSOLO.COM -- Menurut Epidemiolog Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, vaksinasi Covid-19 harus diberikan kepada semua orang.
Hal ini bertujuan menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity) dan kekebalan individu terhadap virus corona.
Oleh karena itu, semua orang harus mendapatkan vaksin, baik yang pernah terkonfirmasi positif Covid-19 maupun yang tidak.
Baca juga: Jokowi Pastikan Vaksin Covis-19 yang akan Digunakan Indonesia Aman
Baca juga: Orang Masih Bisa Terinfeksi Covid-19 Setelah Divaksinasi, CDC Beri Penjelasan
"Tidak ada perbedaan sebetulnya antara yang sudah terinfeksi dan tidak, sama-sama harus divaksinasi. Secara ilmiah sebetulnya harus divaksin karena mereka (yang pernah terinfeksi dan belum pernah) sama-sama bisa terinfeksi," kata Dicky pada Kompas.com, Sabtu (9/1/2021).
Ia mengatakan, orang-orang yang terinfeksi virus corona di Indonesia mayoritas tidak bergejala atau mengalami gejala ringan.
Oleh karena itu, kemungkinan antibodi yang dikembangkan tubuh sangat kecil sehingga perlu divaksin.
Akan tetapi, pengecualian bagi beberapa golongan.
"Orang yang terinfeksi tetap harus divaksin, kecuali misalnya orang itu dirawat di ICU belum lama atau sakit parah, umumnya kecenderungannya memiliki antibodi yang lebih besar atau kuat," ujar Dicky.
Dia juga mengingatkan, sebaiknya pendataan orang-orang yang mendapatkan vaksin dilakukan secara cermat.
Bagi mereka yang pernah terinfeksi dan tidak terinfeksi, harus dibedakan untuk memudahkan penilaian akhirnya.
Melansir laman Kemenkes, 22 Juli 2020, salah satu penelitian di Jerman menunjukkan bahwa jumlah antibodi pada tubuh pasien Covid-19 turun bahkan hilang secara signifikan, yakni setelah dua atau tiga bulan.
"Antibodi yang menghentikan serangan virus, menghilang hanya dalam waktu dua sampai tiga bulan pada 4 dari 9 pasien yang dimonitor," kata dokter kepala di rumah sakit Schwabing di München Jerman, Clemens Wendtner.
Hasil pemantauan tersebut juga sama dengan investigasi yang sudah dilakukan di China.
Riset di China juga menunjukkan, antibodi virus SARS-CoV-2 pada eks pasien Covid-19 tidak ada lagi dalam darah mereka.
Dalam kondisi seperti itu, pasien bisa kembali terinfeksi virus corona karena tidak lagi memiliki perlindungan atau kekebalan tubuh.
Catatan Redaksi: Bersama-kita lawan virus corona. TribunSolo.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Ini Alasan Semua Orang Harus Divaksinasi Covid-19
Resmi, Pemerintah Berlakukan Pengetatan PPKM Mikro Mulai Besok Hingga 5 Juli 2021, Ini Penjelasannya |
![]() |
---|
Kelanjutan Program Vaksinasi Selama Ramadhan: Bisa Dilakukan Siang dan Malam Hari |
![]() |
---|
Daftar Negara Dunia yang Mengalami Masalah Stok Vaksin Covid-19, Bukan Hanya di Indonesia |
![]() |
---|
Apa Itu Vaksin Covid-19 AstraZeneca? Kenali Kandungan hingga Efek Sampingnya |
![]() |
---|
Ingat! Dilarang Salat Tarawih di Masjid atau Musala Zona Merah dan Oranye Covid-19 |
![]() |
---|