Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Takdir Tak Bisa Dihindari, Faisal Rahman Harusnya Naik Nam Air, namun Dialihkan ke Sriwijaya Air

Ternyata, Faisal Rahman dan sang kakak seharusnya menumpang pesawat Nam Air. Namun pesawat keduanya kemudian dialihkan.

Editor: Hanang Yuwono
WARTAKOTA/Henry Lopulalan
Tim Disaster Victim Identification (DVI) indetifikasi korban hasil pencarian TIM SAR di JICT, Tanjungpriuk, Jakarta Utara, Senin (11/1/2021).Total, Sejumlah korban meninggal dan 53 properti berupa pakaian korban, serpihan maupun pelampung milik pesawat SJ-182 berhasil ditemukan. 

TRIBUNSOLO.COM - Cerita datang dari keluarga YouTuber Faisal Rahman dan kakaknya yang masuk dalam daftar penumpang pesawat Sriwijaya Air yang jatuh.

Ternyata, Faisal Rahman dan sang kakak seharusnya menumpang pesawat Nam Air.

Namun pesawat keduanya kemudian dialihkan.

Baca juga: Kekesalan Ibu Indah Permatasari kepada Arie Kriting: Masa Izin Menikah Ketemuan di Resto Cepat Saji?

Baca juga: Doa Keluarga Penumpang Sriwijaya Air Asal Sragen : Tetap Tunggu Suaminya Pulang, Berharap Keajaiban

Faisal Rahman, YouTuber asal Sintang, Kalbar, terdaftar dalam manifest pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan kepulauan seribu, pada 9 Januari 2021. Pria berusia 30 tahun bersama dengan saudara kandungnya, Asyhabul Yamin.

Dua saudara kandung ini tercatat dalam manifest nomor 40 dan 41. Mereka merupakan warga Jalan MT. Haryono, Kelurahan Kapuas Kanan Hulu, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, Kalbar.

Keduanya merupakan putra dari pasangan Masrizal dan Mariyati. Faisal anak bungsu, sementara Asyabul Yamin, anak sulung. Jajaran Polres Sintang, mengonfirmasi keduanya merupakan warga Kabupaten Sintang.

Budi Kurniawan, kerabat dekat Faisal dan Asyhabul mengungkapkan, awalnya sahabat karibnya sejak kecil itu bukan penumpang Sriwijaya Air SJ-182, melainkan penumpang pesawat Nam Air.

Seharusnya, Faisal dan Asyhabul berangkat dari Jakarta ke Pontianak pada 9 Januari 2021, pukul 07.00 WIB pagi dengan pesawat Nam Air.

"Ceritanya seharusnya mereka berangkat jam 7 pagi tanggal 9 pakai pesawat Nam Air," ungkap Budi.

Informasi ini diperoleh Budi dari istri Asyahabul Yamin. Hari itu, sekitar pukul 10.00 WIB, istrinya menerima telepon dari suaminya perihal penundaan keberangkatan.

"(Kata suaminya) pihak maskapai yang memberitahukan bahwa keberangkatan jadi, cuma delay sampai jam 13.00 wib siang. Lalu, pesawatnya dialihkan ke Sriwijaya Air,"

Pesawat Sriwijaya Air Sj-182 dijadwalkan terbang pada pukul 13.25 WIB. Namun, pesawat ternyata baru lepas landas pada 14.36 WIB.

Alasan terjadi delay pada pesawat ini karena saat akan take off pukul 13.25 WIB terjadi hujan deras.

Posisi terakhir pesawat diketahui berada di atas Kepulauan Seribu. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menyebut jika pesawat pada pukul 14.37 WIB masih berada di ketinggian 1.700 kaki dan diizinkan naik ke 29.000 kaki dengan mengikuti standar instrumen.

Pesawat lalu dinyatakan hilang kontak pada 14.40 WIB. Pesawat terakhir terlihat di ketinggian 250 kaki.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved