Berita Sukoharjo Terbaru
Kronologi Penutupan Warung di Sukoharjo, Pedagang: Sudah Tutup Hanya Masak Untuk Pesan Antar
Begini kronologi penutupan warung versi pedagang yang viral di dunia maya pad asaat pelaksanaan PSBB di Sukoharjo
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Muhammad Irfan Al Amin
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Pengelola rumah makan Marki Food Center Sukoharjo menceritakan kronologi video Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya menutup lapaknya karena buka melebihi jam operasional.
Menurut Abel, sebenarnya ada dua video yang tersebar di media sosial selama massa PSBB di Kabupaten Sukoharjo diberlakukan.
Baca juga: Ini Sosok Emak-emak Gendong Anak yang Adu Mulut dengan Bupati Sukoharjo Wardoyo, Curhat : Rugi Terus
Baca juga: Viral Adu Mulut Bupati Sukoharjo vs Pedagang, Ibu Gendong Anak Merengek, Demi Makan Sembelih Kambing
Video pertama saat pemberlakuan PSBB di hari pertama, yakni pada Senin (11/1/2021) lalu.
Saat itu Abel meminta kepada petugas patroli untuk menyampaikan aspirasinya kepada Bupati Sukoharjo agar bisa merevisi aturan pembatalan jam malam seperti yang tertuang dalam Marki Food Center Sukoharjo.
Adu argumen antara pengelola Marki Food Center dengan petugas patroli kembali terjadi pada Rabu (13/1/2021).
"Saat itu Satpol PP datang sekira jam 19.10 WIB dan kita sudah tutup sebelum jam 19.00 WIB," kata dia.
Abel menerangkan, jika saat itu kursinya sudah ia naikan ke meja dan mematikan lampu yang ada dibagian dalam.
Namun, dia lupa mematika orderan dari Go-food, sehingga saat itu ada orderan yang dibawa pulang.
"Karena sudah terlanjur dipesan, ya kita layani karena itu hanya dibawa pulang," kata dia.
"Tapi lampu yang di bagian depan itu satu saklar, sehingga kalau dimatikan saklarnya semua lampu mati, masak kita masaknya gelap-gelapan," ucapnya.
Sehingga adu argumen antara Satpol PP dengan pedagang tidak bisa dihindari, hingga akhirnya Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya datang.
"Saya sudah risih didatangi trus, hingga pak Bupati kesini dan kita sampaikan aspirasi kita sebagai rakyat," ucapnya.
Sementara itu, pengelola yang lain Ika Puji menyanyangkan akan sikap Bupati yang terkesan arogan.
"Sebagai kepala daerah, harusnya bisa datang dengan humanis dan mengayomi rakyatnya. Tidak datang-datang langsung marah-marah," ucapnya.