Dampak Erupsi Gunung Semeru, Probolinggo Diguyur Hujan Abu Vulkanik
Dampak erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur membuat sejumlah wilayah dilanda hujan abu vulkanik. Hujan vulkanik ini terjadi di sembilan kecam
TRIBUNSOLO.COM - Dampak erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur membuat sejumlah wilayah dilanda hujan abu vulkanik.
Hujan vulkanik ini terjadi di sembilan kecamatan di Kabupaten Probolinggo.
Kabupaten Probolinggo memang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Lumajang di mana Semeru berada.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo Anggit Hermanuadi mengatakan, hujan abu vulkanik melanda Kecamatan Kuripan, Bantaran, Leces, Tegalsiwalan, Dringu, Banyuanyar, Sumberasih, Wonomerto dan Sumber.
"Iya, dilaporkan sembilan kecamatan terdampak hujan abu vulkanik. Saat ini sudah reda," kata Anggit saat dihubungi Kompas.com, Minggu (17/1/2021).
Baca juga: Taman Satwa Taru Jurug Solo Sepi Pengunjung, Pengelola Sebut Stok Pakan Hewan Masih Aman
Baca juga: Penyebab Farida Pasha Meninggal, Pemeran Mak Lampir Ini Punya Penyakit Bawaan Sebelum Positif Corona
Baca juga: Nia Ramadhani Buat Kejutan untuk Mertua, Intip Mesranya Aburizal Bakrie dan Istri saat Anniversary
Baca juga: Misteri Tewasnya Perempuan Tanpa Busana di Bali, Pria Berhelm Ojol Terekam CCTV Ada di Lokasi
Anggit menjelaskan, terjadi erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (16/1/2021) sore hari pukul 17.24 WIB, yang mengakibatkan hujan abu vulkanik di beberapa wilayah di Kabupaten Probolinggo pada pukul 17.40 WIB-21.08 WIB.
Hingga kini, pihaknya mencari informasi dari media sosial dan petugas di wilayah mana saja yang terdampak.
Mahfud, warga Desa Sumbersuko, Kecamatan Dringu mengatakan, hujan abu juga menerpa rumahnya.
Abu vulkanik sempat mengotori teras rumah dan kendaraannya. Abu vulkanik terlihat sangat jelas di atas kaca kendaraan.
Abu vulkanik yang mengguyur desanya tidak begitu tebal, namun membuat mata perih.
Dirinya dan warga pun mengenakan kacamata dan masker saat berkendara.
"Tidak begitu tebal abunya, tapi merata. Sekarang sudah reda hujan abunya. Kalau semalam cukup terasa. Kabupaten Probolinggo sepekan terakhir anginnya cukup kencang. Waktu hujan abu semalam abunya terbang ke mana-mana," ujar Mahfud.
Akibat angin cukup kencang di Kabupaten Probolinggo belakangan ini, membuat abu vulkanik Semeru meluas hingga ke Desa Kebonagung, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo.
Sirajuddin, warga Desa Kebonagung, menyebut teras rumahnya dipenuhi abu berwarna putih yang diyakini abu vulkanik erupsi Semeru.
"Barusan sudah disapu. Abu vulkanik dibawa angin hingga ke sini. Sekarang sudah mendingan. Agak perih mata kena abu ini," tukas Sirajuddin.
Fakta Erupsi Gunung Semeru
Gunung Semeru baru saja meletus, Sabtu (16/1/2021) sore.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menegaskan, status Gunung Semeru kini masih berada di level II atau waspada.
Baca juga: Aktivitas Vulkanik Gunung Semeru Masih Tinggi, Masa Darurat Bencana Diperpanjang
Meski demikian, masyarakat sekitar diminta mewaspadai potensi terjadinya banjir lahar dingin pasca-letusan.
Setelah meletus, sejumlah daerah mengalami hujan abu sebagai dampak letusan.
Berikur sederet fakta mengenai erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (16/1/2021):
1. Luncurkan awan panas sejauh 4,5 kilometer
Kondisi erupsi Gunung Semeru dijelaskan oleh Bupati Lumajang Thoriqul Haq.
Dalam keterangannya, Thoriqul mengatakan, Gunung Semeru meluncurkan awan panas sejauh 4,5 kilometer.
"Gunung Semeru mengeluarkan awan panas. Dengan jarak 4,5 kilometer. Daerah sekitar Sumber Mujur dan Curah Kobokan, saat ini menjadi titik guguran awan panas," kata Bupati Thoriqul dalam keterangan tertulisnya.
Sementara itu, Kepala PVMBG Kasbani menuturkan, guguran awan panas terjadi mulai pukul 17.24 WIB hingga 18.35 WIB.
"Terjadi Awan panas guguran Gunung Semeru pukul 17.24 sampai dengan 18.35 WIB dengan amplitudo maksimum 22 mm durasi 4.287 detik," kata Kasbani.

Selain mengeluarkan awan panas, Gunung Semeru juga mengeluarkan guguran lava.
Menurut Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Nia Haerani, guguran lava itu meluncur sejauh 500 hingga 1.000 meter ke arah Curah Kobokan, Lumajang.
"Aktivitas guguran lava juga terjadi dengan jarak luncur antara 500 hingga 1.000 meter dari Kawah Jonggring Seloko ke arah Besuk Kobokan," ujar dia.
Baca juga: Daftar Gunung Api di Indonesia yang Kini Berstatus Waspada dan Siaga, Termasuk Semeru hingga Merapi
3. Waspadai potensi banjir lahar dingin

Nia menjelaskan, awan panas guguran yang kerap keluar dari Kawah Jonggring Seloko Gunung Semeru dapat memicu terjadinya banjir lahar dingin.
Hal itu bisa terjadi jika hujan turun dengan intensitas tinggi.
Nia pun meminta warga mewaspadai potensi terjadinya banjir lahar dingin ini.
Khususnya, bagi warga yang tinggal di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Curah Kobokan.
"Jika terjadi hujan, dapat terjadi lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak," tutur dia.

Baca juga: Gunung Semeru Erupsi Kembali, 3 Jam Muntahkan Lava Panas, Awan Panas Turun Sejauh 11 Kilometer
Dampak erupsi Gunung Semeru, sejumlah tempat di Lumajang mengalami hujan abu.
Hal ini dijelaskan oleh Kabid Penanggulangan Bencana dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Wawan Hadi.
"Untuk dampaknya hanya terjadi hujan abu di kawasan Pronojiwo, Candipuro dan Pasrujambe," tutur dia, Sabtu (16/1/2021) malam.
Di daerah yang mengalami hujan abu, BPBD telah menurunkan tim.
"Tim sudah kita turunkan ke sana untuk asesmen dan memantau," ujar dia.
5. Status waspada, tak tutup kemungkinan bangun posko pengungsian
Pihak PVMBG menegaskan bahwa status Gunung Semeru masih berada di level II atau 'Waspada'.
Meski demikian, pihak BPBD membuka kemungkinan untuk mendirikan posko pengungsian.
Hal itu dilakukan jika aktivitas vulkanik di kawah Semeru terus meningkat.
"Lihat perkembangan nanti malam, bagaimana Semeru, karena gunung api itu fluktuatif. Tim sudah kami kirim ke sana untuk memantau dan mengamati," kata Wawan.
(Kompas)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "9 Kecamatan di Probolinggo Diguyur Hujan Abu Vulkanik Semeru"
Penulis : Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol
Editor : Dony Aprian