Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Nasib Wida, Pengelola Arisan di Sragen yang Dikirimi Karangan Bunga Uang Haram : Tekor Puluhan Juta

Arisan by Wida di Sragen sempat viral. Si pengelola arisan akhirnya buka suara, termasuk soal tekor puluhan juta kembalikan uang peserta arisan.

Penulis: Rahmat Jiwandono | Editor: Aji Bramastra
Instagram/irenejunitas
Karangan bunga pernikahan di Sragen yang viral. Wujud kekesalan member arisan bodong. 

"Misalnya arisan diikuti lima orang dengan urutan nominal setoran misal si A bayar Rp 150 ribu, si B bayar Rp 125 ribu, si C bayar Rp 100 ribu, dan si D Rp 75 ribu," kata Mia. 

Lalu dari urutan itu, setiap anggota akan putus arisan sebesar Rp 450 ribu secara berurutan. 

"Giliran pertama ialah penyetor dengan nominal paling tinggi," tambahnya.

Kronologi Macetnya Setoran

Pengelola arisan online di Sragen yang viral Mia Wida membeberkan penyebab macetnya arisan online yang dia kelola.

Mia mengungkapkan, arisan itu mulai dibuka pada 15 Maret 2020. 

"Saat itu saya buat dua grup untuk anggota di Whatsapp," katanya kepada Tribunsolo.com, Rabu (20/1/2021). 

Baca juga: Polisi Dalami Kasus Arisan Online dengan Kerugian Rp 1 Miliar

Baca juga: Upaya Para Korban Cari Pelaku Penipuan Arisan Online: Ditelpon Tak Diangkat, Tak Ada di Rumah

Lebih lanjut ia menjelaskan, grup pertama berisikan 127 orang, sementara grup kedua ada 147 orang. 

"Dari 274 anggota yang tergabung dalam grup tersebut hanya 55 orang yang aktif," tuturnya. 

Hingga Juli 2020 arisan berjalan lancar-lancar saja, namun pada Agustus 2020 muncul sebuah masalah. 

"Pas bulan itu orang-orang yang sudah mendapat arisan tiba-tiba menghilang dan memblokir nomor hp saya," kata dia. 

Hal ini berdampak pada tidak lancarnya iuran arisan yang sejatinya dibayarkan oleh anggota yang kabur. 

"Sehingga arisannya macet dan yang iuran cuma sedikit," ujarnya. 

Baca juga: Puluhan Ibu Muda di Semarang Jadi Korban Penipuan Arisan Online, Kerugian hingga Ratusan Juta Rupiah

Oleh karena itu, keadaan itu memaksanya untuk membayar iuran yang kurang. 

"Total kerugian yang saya alami mencapai Rp 245 juta, jadinya saya yang tombok," paparnya. 

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved