Berita Solo Terbaru
Dipertanyakan Tak Ada Kompensasi Selama PSBB di Sukoharjo, Begini Jawaban Pemkab
upati Sukoharjo Wardoyo Wijaya juga menegaskan tak ada pemberian bantuan selama PSBB.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Pemkab Sukoharjo memperpanjang PSBB selama dua minggu hingga 8 Februari 2021.
Meski banyak dikeluhkan sejumlah elemen masyarakat, namun Pemkab Sukoharjo tetap melakukan perpanjangan PSBB.
Selain itu, Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya juga menegaskan tak ada pemberian bantuan atau kompensasi selama PSBB.
"Untuk saat ini tidak ada (kompensasi)," kata dia kepada TribunSolo.com, Selasa (26/1/2021).
Baca juga: Masa Jabatan Wadoyo-Purwadi Habis 17 Februari 2021, Berkas Etik-Agus Dikirim ke Kemendagri
Baca juga: Lengkap, Isi Curhatan Pemilik Wedding Organizer hingga Pekerja Seni di Sukoharjo soal PSBB Jilid II
Pj. Sekda Sukoharjo Budi Santosa mengatakan kompensasi dari pemerintah saat ini hanya bantuan dari Kementerian Koperasi dan UKM (Menkop UKM) dalam progran BLT UMKM.
Terkait kompensasi kepada pedagang kuliner malam, Budi mengatakan bantuan telah diakomodir dalam program BLT UMKM.
Bantuan tersebut senilai Rp 2,4 juta per UMKM yang telah terdaftar.
"Kalau memang belum dapat, bisa mendapatkan itu, dengan mendaftarkan usahanya. Asal kualifikasinya memenuhi," ucapnya.
Curhatan Warga
Selama adanya pandemi Covid-19 ini, wedding organizer di Kabupaten Sukoharjo sudah kebakaran jenggot.
Ditambah dengan aturan PPKM di Kabupaten Sukoharjo yang semakin menyulitkan pelaku wedding organizer untuk mendapatkan job.
Salah satunya warga bernama Jalu, yang menyewakan dekorasi untuk pesta hajatan.
Baca juga: PSBB Jilid II Wonogiri, Jam Operasional Pusat Perbelanjaan Ditambah, Wisata Tutup & Hajatan Dilarang
Baca juga: Beri Bonus PKL & Pemilik Warung saat PSBB, Bupati Karanganyar Ubah Jam Operasional hingga 9 Malam
Dia mengatakan, persewaan dekorasi hanya untuk acara yang kecil-kecil saja.
"Mungkin yang lebih terdampak pelaku dekor yang besar, kalau saya masih ada pesanan sedikit-sedikit," kata dia kepada TribunSolo.com, Selasa (26/1/2021).
"Paling tidak sebulan ada yang nyewa dua kali," imbuhnya.
Salah satu pekerja seni Sukoharjo, Nika Adi Putu Wiryawan mengutarakan, dirinya sangat terdampak dengan adanya pandemi Covid-19 ini.
Kondisi ini bahkan diperparah dengan adanya PSBB yang mana membuat semua pertunjukan seni mengalami lumpuh total.
"Saya sudah off hampir satu tahun. Dari sebelumnya dibandingkan sekarang (PPKM) pendapatan merosot lebih dari 100 persen, satu job pun tidak ada, malah pembatalan job banyak sekali," ungkapnya.
Padahal untuk bantuan saja, ia hanya menerima satu kali dari Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan.
Bantuan berupa uang tersebut cair pada bulan September 2020 lalu.
Hal senada juga disampaikan oleh Eri Wahyu Nugroho pengusaha video shooting asal Kelurahan Jetis, Kecamatan Sukoharjo.
Ia mengaku menghormati keputusan pemerintah karena kondisi masih Pandemi Covid-19.
Baca juga: Bukan Hari Ini, Vaksin Covid-19 Tiba di Sukoharjo Besok Minggu, Tapi Vaksinasi Dijadwalkan Februari
Baca juga: Sah ! Etik Suryani - Agus Santosa Ditetapkan Bupati & Wakil Bupati Sukoharjo Terpilih
Namun lantaran tidak ada bantuan, beberapa alat video shooting telah ia jual demi bisa bertahan hidup di tengah Pandemi Covid-19 ini.
"Oktober kita sudah mulai sedikit bekerja sampai Desember ada lumayan pemasukan, tapi ada PSBB (PPKM) ini kembali terpukul," ucapnya.
Sehingga mereka berharap pemerintah setempat mengizinkan kembali kegiatan yang menggunakan jasa pelaku seni dan wedding organizer.
Meskipun diselenggarakan secara protokol kesehatan.
"Solusinya gimana, PSBB ini bukan solusi bagi kami, solusinya boleh diadakan, tapi sesuai dengan protokol kesehatan, tamu dibatasi," imbuh Saleh salah satu fotografer di Sukoharjo.
Ditambahkan Damar selaku Wedding organizer, usaha yang dikelolanya mati suri selama pandemi Covid-19.
Ia pun meminta kepada Pemkab Sukoharjo untuk diberi ruang gerak supaya bisa mengadakan event atau membantu melaksanakan acara pernikahan dari klien atau masyarakat.
"Selama Pandemi banyak job yang dibatalkan, bulan ini saja sudah ada delapan. Saya juga meminta kelonggaran kepada pemerintah terkait," ucapnya.
"Dulu kita sudah menyodorkan layout simulasi wedding ke dinas kesehatan, namun ditolak, dan katanya akan menghubungi lagi tali sampai sekarang tidak dihubungi," tandasnya. (*)