Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Geger di Keraton Solo

Konflik Keraton Solo Sejak 2004 hingga 2021 Ini, Budayawan UNS : Warga Kota Bengawan Tak Diuntungkan

Budayawan Universitas Sebelas Maret (UNS), Tundjung W Sutirto mengatakan, krisis kepemimpinan Keraton Solo belum bisa diselesaikan secara internal.

Penulis: Rahmat Jiwandono | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Adi Surya
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo yang berada di Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Sabtu (13/2/2021). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Rahmat Jiwandono

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Konflik Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat kembali meruncing pasca terkuncinya lima orang di dalam sejak Kamis-Sabtu (11-13/2/2021).

Kelima orang yang terkunci adalah Gusti Moeng , GKR Timoer Rumbai, dua penari bernama Ika dan Warna, serta satu orang pembantu.

Kisah itu merupakan kelanjutan dari perebutan tampuk kepemimpinan setelah berpulangnya Pakubuwono (PB) XII sebagai penguasa Solo pada 2004 silam.

Yang berseteru tidak lain ialah anak-anak keturunan PB XII dengan kubu PB XIII.

Budayawan Universitas Sebelas Maret (UNS), Tundjung W Sutirto mengatakan, krisis kepemimpinan Keraton Solo belum bisa diselesaikan secara internal.

Kolose Ketua LDA yang juga Putri Paku Buwono (PB) XII GKR Wandansari alias Koesmoertiyah (Gusti Moeng) dan kubu Raja PB XIII Hangabehi Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo, KRA Dany Narsugama.
Kolose Ketua LDA yang juga Putri Paku Buwono (PB) XII GKR Wandansari alias Koesmoertiyah (Gusti Moeng) dan kubu Raja PB XIII Hangabehi Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo, KRA Dany Narsugama. (TribunSolo.com/Adi Surya-Ryan)

Gusti Moeng Sebut Keputren Mirip Kuburan Tak Terawat, Kubu PB XIII Hangabehi : Rusak Sejak PB XII

Kubu Raja Hangabehi : Kelompok Gusti Moeng & Putri Raja GKR Timoer Mau Keluar, Seusai Dibujuk Polisi

Menurutnya, penyebab belum terselesaikannya konflik internal Keraton Solo karena masih ada pihak-pihak yang belum terakomodasi kepentingannya.

"Terutama pihak-pihak yang justru berada di lingkaran Sri Susuhunan," paparnya saat dihubungi TribunSolo.com, Sabtu (13/2/2021).

Dengan demikian, pihak-pihak itu oleh putra-putri PB XII dianggap sebagai barrier atau penghalang untuk berkomunikasi secara langsung antara rayi-rayi dalem dengan Sri Susuhunan PB XII dan PB XIII.

"Bila barrier ini masih ada maka krisis kepemimpinan akan terjadi terus menerus," ujar dia.

Tidak adanya komunikasi secara langsung antara rayi-rayi dalem dengan pihak Sri Susuhunan berimbas pada renovasi keraton hingga upacara adat.

Untuk itu, dia mengimbau Keraton Solo perlu menyusun komposisi atau sintesa baru.

Sintesa baru yang dimaksud ialah membuat suatu unsur seperti Panghageng.

"Sehingga semua pihak merasa dilibatkan," jelasnya.

Sintesa tersebut hanya bisa ditemukan oleh Keraton Surakarta sendiri.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved