Geger di Keraton Solo
Gusti Moeng Sebut Keputren Mirip Kuburan Tak Terawat, Kubu PB XIII Hangabehi : Rusak Sejak PB XII
Adapun PB XII merupakan ayahanda Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) GKR Wandansari alias Koesmoertiyah (Gusti Moeng).
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Rombongan kerabat keraton yang terkurung mengklaim beberapa bangunan kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo tak terawat.
Klaim tersebut disampaikan seusai mereka keluar dari kompleks keputren seusai terkurung 3 hari lamanya sejak Kamis (11/2/2021) mlam hingga Sabtu (13/2/2021) siang.
Kompleks Keputren, misalnya, diklaim dalam kondisi tak terawat dengan beberapa atapnya bocor.
Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, KRA Dany Narsugama mengatakan kurang terawatnya bangunan itu sudah ada sejak kepemimpinan Paku Buwana XII.
Adapun PB XII merupakan ayahanda Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) GKR Wandansari alias Koesmoertiyah (Gusti Moeng).
• Kubu Raja Hangabehi : Kelompok Gusti Moeng & Putri Raja GKR Timoer Mau Keluar, Seusai Dibujuk Polisi
• ISI Lengkap Pernyataan Ketua LDA Gusti Moeng : Ada 6 Poin, Satu di Antaranya Singgung Raja PB XIII
"Bangunan yang rusak di Keputren, itu sejak PB XII, memang kondisinya seperti itu," kata Dany,
"Dan belum direnovasi," tambahnya menekankan.
Selain keputren, Dany menuturkan beberapa bangunan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dalam kondisi yang rusak.
Bangunan bekas eks poliklinik, misalnya.
"Itu sudah sejak puluhan tahun yang lalu," tuturnya.
Dany mengatakan pihaknya berharap pemerintah turut ambil bagian membantu perawatan bagunan yang rusak.
"Kami berharap ambil bagian dan ambil peduli," katanya.
• Kesaksian Versi Penari yang Ikut Terkurung di Keraton Solo : Banyak Pakaian Tari Sudah Tidak Karuan
• FOTO-FOTO Keluarnya Gusti Moeng dan Putri Raja dari Keraton Solo : Haru hingga Diwarnai Isak Tangis
Komentari Kondisi Keraton
Putri Paku Buwono (PB) XII GKR Wandansari alias Koesmoertiyah (Gusti Moeng) terenyuh selama dikurung 3 hari di Keputren Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.