Berita Solo Terbaru
Update Vaksinasi Kota Solo : Masih ada 77 Ribu Warga Solo Belum Divaksin, Stok Vaksin Hampir Habis
Sebanyak 35.703 orang di Kota Solo sudah menerima vaksin Covid-19. Masih ada kurang lebih 77.297 orang yang belum divaksinasi.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Aji Bramastra
Laporan Wartawan TribunSoloTravel.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Dinas Kesehatan Kota Solo menyebut proses vaksinasi di Kota Solo saat ini sudah ada di angka 25 persen dari total penduduk Kota Solo.
Jumlah warga Solo yang telah divaksin sebanyak 35.703 orang.
Baca juga: Sebanyak 35 Ribu Lebih Warga Solo Terima Vaksinasi Covid-19: Sudah 25 Persen dari Target
Itu artinya, masih ada kurang lebih 77.297 orang yang belum divaksinasi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Solo, Siti Wahyuningsih mengatakan sementara ini, pihaknya mencatat sebanyak 113 ribu orang masuk dalam daftar sasaran penerima vaksin Covid-19.
"(Vaksinasi) di Kota Solo gerak terus, kalau saya hitung kurang lebih sudah 25 persen. Sasaran saya itu 113 ribu penerima vaksin," kata Siti, Senin (8/3/2021).
Siti mengatakan jumlah vaksin Covid-19 di Solo sudah mau habis.
Meski begitu, suplai vaksin dari Kementerian Kesehatan masih mengalir tiap minggunya.
"Setiap minggu ada tambahan 825 vial," tutur Siti.
Saat ini, Pemkot Solo tengah melakukan vaksinasi terhadap tenaga pendidik.
Itu supaya pembelajaran tatap muka yang ditargetkan Juli 2021 terlaksana.
"Total 3.200 sasaran dan itu juga belum semua guru," ujar Siti.
Sementara, sudah ada sebanyak 6.800 lansia di Kota Solo sudah menerima vaksin Covid-19.
"Intinya kita tidak bicara satu kelompok. Intinya menimbulkan herd imunity," tutur Siti.
"Kalau kekebalan komunitas didapat insyaAllah angka penularan kecil. Jadi, sabar kita lakukan secara bertahap," tambahnya. (*)
Vaksin Mandiri
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka sama-sama menyatakan siap untuk adanya vaksinasi mandiri.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyambut baik adanya vaksinasi mandiri atau gotong royong.
Vaksinasi tersebut dari kabar yang beredar direncanakan mulai April 2021.
Vaksin yang dipakai dalam vaksinasi tersebut akan dipasok dari Sinopharm dan Moderna.
Baca juga: Anggota DPRD Solo Positif Sempat Foto Bareng, Wali Kota Gibran Tidak Swab Test : Tidak, Sudah Vaksin
Baca juga: Inilah Syarat yang Harus Dipenuhi Pemilik Riwayat Asma Sebelum Vaksinasi Covid-19
Rencana vaksinasi mandiri mendapat tanggapan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.
Ia mengatakan, pemerintah kota (Pemkot) Solo masih menunggu arahan resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia.
"Kita tunggu dulu. Tunggu arahan Kemenkes," kata dia, Rabu (3/3/2021).
Namun, Gibran memastikan Pemkot Solo siap menyukseskan vaksinasi mandiri yang dicanangkan pemerintah.
"Yang penting kami siap," tuturnya.
Jawa Tengah Siap
Aturan vaksinasi mandiri atau vaksinasi gotong royong sudah resmi diteken pemerintah.
Aturan vaksinasi tersebut termaktub dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19.
Dalam aturan itu, vaksinasi mandiri merupakan vaksinasi kepada karyawan atau karyawati, keluarga dan individu lain terkait dalam keluarga yang pendanaannya ditanggung atau dibebankan pada badan hukum atau usaha.
Baca juga: Jokowi Buka Peluang Vaksinasi Mandiri dengan Biaya Ditanggung Perusahaan
Baca juga: Menkes soal Opsi Vaksinasi Mandiri atau Berbayar: Jangan Sampai Muncul Narasi yang Kaya Dapat Duluan
Artinya, pemerintah tidak ikut menanggung beban pendanaan vaksinasi mandiri.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, pemerintah sudah menyiapkan sejumlah perusahaan yang melakukan vaksinasi gotong royong.
Sejumlah perusahaan tersebut ditunjuk langsung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
"Tapi nanti yang mengelola, mengimpor, dan lain sebagainya dari BUMN," kata Ganjar.
Baca juga: Soal Vaksinasi Mandiri Covid-19, Jubir Kemenkes Sarankan Rumah Sakit Tunggu Aturan Pemerintah
"Nanti biasanya digunakan untuk kebutuhan internal perusahaannya," tambahnya.
Namun, Ganjar mengaku belum mengetahui berapa perusahaan yang ditunjuk untuk melayani vaksinasi mandiri.
"Saya belum mendapat daftar itu. Tapi, skema dari kementerian sudah disiapkan," ucapnya.
Jokowi Buka Peluang Vaksinasi Mandiri
Presiden Joko Widodo mengomentari wacana terkait vaksinasi Covid-19 secara mandiri alias berbayar.
Ada sejumlah opsi yang saat ini tengah dipertimbangkan pemerintah.
Namun, jika mekanisme tersebut direalisasikan, vaksin yang digunakan kemungkinan berbeda dengan vaksin yang digratiskan pemerintah.
Baca juga: Ada 35 Nakes Tak Hadir Tanpa Keterangan Padahal Registrasi Vaksinasi Covid-19, Ini Klaim IDI Solo
Baca juga: Tak Hanya Pegal & Pusing, Sejumlah Nakes di Solo yang Disuntik Vaksin Covid-19 Alami Demam & Mual
"Mungkin ( vaksinasi mandiri) bisa diberikan asal merek vaksinnya berbeda, tempat untuk melakukan vaksin juga berbeda bisa dilakukan," kata Jokowi di acara Kompas 100 CEO Forum, Kamis (21/1/2021).
Jokowi mengatakan, wacana vaksinasi mandiri muncul atas usulan para pengusaha di Tanah Air.
Melalui mekanisme tersebut, biaya vaksinasi akan ditanggung oleh perusahaan.
Pemerintah pun menyambut baik hal ini lantaran dinilai dapat mempercepat penanganan pandemi Covid-19.
Namun demikian, wacana tersebut hingga saat ini belum diputuskan oleh pemerintah.
"Banyak dari perusahaan, para pengusaha menyampaikan, Pak bisa enggak kita vaksin mandiri. Ini yang baru kita akan putuskan," ujar Jokowi.

"Sekali lagi harus kita kelola isu ini dengan baik," kata dia.
Jokowi pun optimistis vaksinasi Covid-19 di Tanah Air bisa selesai kurang dari setahun. Sebab, ada 30.000 vaksinator yang siap bertugas.
Jika dalam sehari seorang vaksinator bisa menyuntik 30 orang, total penduduk yang disuntik vaksin dalam satu hari mencapai 1 juta.
"Oleh sebab itu ini terus kita dorong juga kesiapan vaksinnya jangan sampai terlambat," kata Jokowi.
Sebelumnya, wacana tentang vaksinasi mandiri diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada saat rapat dengar pendapat di DPR.
Budi sempat mengatakan, pemerintah akan membuka opsi vaksinasi Covid-19 secara mandiri oleh perusahaan kepada karyawannya.
Perusahaan akan diizinkan membeli vaksin sendiri dengan produsen vaksin Covid-19. Syaratnya, vaksin tersebut harus sesuai dengan yang diiizinkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Data penerima vaksin juga harus dilaporkan kepada pemerintah sehingga tidak ada tumpang tindih vaksinasi.
Catatan Redaksi: Bersama-kita lawan virus corona. TribunSolo.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi: Vaksinasi Covid-19 Mandiri Mungkin Bisa Diberikan asal Merek Beda",