Kisah Gadis Idap Sindrom Piriformis, Ternyata Disebabkan karena Duduk Lebih dari 15 Jam Sehari
Video yang memperlihatkan perjuangan gadis yang mengidap sindrom piriformis karena terlalu lama duduk menjadi viral.
TRIBUNSOLO.COM - Video yang memperlihatkan perjuangan gadis yang mengidap sindrom piriformis karena terlalu lama duduk menjadi viral.
Dalam video tersebut terdapat keterangan,"Tiap hari duduk lebih dari 15 jam. Tidur terlama cuma 5 jam. Duduk dari pagi sampai pagi lagi. Tidak pernah olahraga. And Surprise, Piriformis Syndrom."
Baca juga: Viral Warung Makan Sambal Belut di Sukoharjo, Makan di Pinggir Jalan, Pembeli Pakai Nomor Antrean
"Wajib renang seminggu sekali. Harus terapi tiap minggu. Intinya yang berlebihan tidak bagus gais," tulisnya.
Untuk diketahui video ini diunggah oleh akun TikTok @nisaaod pada Kamis (4/3/2021) kemarin.
Hingga kini, Minggu (14/3/2021) video tersebut telah ditonton sebayak 829,2 ribu kali dan disukai oleh 111,3 ribu pengguna TikTok.
Dalam video pengunggah pun menuliskan sebuah caption.
Mengidap Sindrom Piriformis Sejak Juni 2020
Saat dikonfirmasi Tribunnews.com, pengunggah bernama Waode Nur Anisa mengatakan, mengidap sindrom piriformis sejak bulan Juni 2020 lalu.
Pada awal Juni lalu, Nisa mengaku hanya sedikit merasakan sakit dan datangnya sakit hanya dua kali dalam sebulan.
Namun lama-kelamaan sekitar Agustus hingga November sakitnya malah makin terasa.
"Awalnya bulan Juni itu sakitnya masih dikit banget, sakitnya itu datangnya cuma dua kali sebulan kurang lebih. Tapi lama kelamaan sekitar bulan Agustus-November gitu makin terasa."
"Hampir tiap hari kalau saya kuliah dan kerjain tugas sambil duduk gitu mulai terasa sakitnya. Kalau lama duduk akhirnya kadang saya belajarnya diselingin gitu kadang sambil baring kalau udah kelamaan duduk," kata Nisa kepada Tribunnews.com, Sabtu (13/3/2021).
Nisa pun mengira jika rasa sakitnya karena terlalu lama belajar sambil duduk.
Pada saat liburan semester ia juga berpikiran rasa saktnya akan berkurang karena punya lebih banyak waktu untuk berbaring.
Namun tak disangka, rasa sakit itu tetap ada ketika Nisa berbaring.
"Saya pikirnya ini sakit karena kebanyakan belajar sambil duduk kan. Akhirnya bulan Desember gitu saya libur semester dan disitu agak lama liburnya jadi pasti lebih banyak waktu untuk rebahan."