Berita Solo Terbaru
Nasib Warga Solo yang Digusur Proyek Rel Layang Joglo Masih Gelap Gulita, Status Lahan Jadi Penentu
Pemerintah Kota (Pemkot) Solo masih tidak mau terburu - buru terkait nasib pemilik hunian.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ratusan rumah di bantaran perlintasan rel kereta api relasi Solo - Semarang terkena dampak pembangunan proyek rel layang Simpang Tujuh Joglo.
Kurang lebih 446 hunian terkena dampak pembangunan tersebut.
Namun, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo masih tidak mau terburu - buru terkait nasib pemilik hunian.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengatakan pihaknya masih menunggu keputusan PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Baca juga: Ratapan Warga Terdampak Proyek Rel Layang Joglo, Berharap pada Gibran: Relokasi ke Tempat Baru
Baca juga: Promo Besar-besar di Rosalia Express : Kirim Motor Diskon 15 Persen, Apalagi Paket Capai 30 Persen
Terlebih, mayoritas rumah di bantaran perlintasan tersebut merupakan milik PT KAI.
Hanya kurang lebih 10 persen merupakan hak milik.
"Itu nanti bicara dulu dengan PT KAI. Itu kan sebagian besar di tanah PT KAI," kata Gibran, Senin (15/3/2021).
Setelah pembicaraan dengan PT KAI rampung, Pemkot Solo akan langsung menindaklanjuti.
"Nanti kami tindak lanjuti. Kemarin beberapa teman fraksi sudah melaporkan," ucap Gibran.
"Nanti kita follow up lagi, tenang saja," tambahnya.
Dapat Ongkos Saja?
Warga terdampak pembangunan proyek rel layang Simpang Tujuh Joglo, Kota Solo bakal mendapat ongkos bongkar dan angkut saat direlokasi.
Sekretaris Daerah Kota Solo, Ahyani mengatakan saat ini, pihaknya terus mendata hunian mana yang akan terdampak pembangunan tersebut.
Hunian yang terdampak nantinya akan ditandai dengan nomor.