Nasib 2 Pemeran Video Viral Parakan 01: Korban Menangis Masih Ingin Sekolah, Kini Alami Trauma Berat
Video mesum Parakan 01 yang berdurasi 2 menit itu dilakukan di sebuah ruko kosong. Usai menyebar, kini dua pelaku alami trauma berat.
TRIBUNSOLO.COM - Video hoaks dua pemeran dalam video viral Parakan 01 dinikahkan beredar di media sosial.
Ternyata mereka sampai saat ini belum terikat janji suci lantaran dua pelaku menolak.
Bahkan saat akan dinikahkan, korban terus menangis dan mengaku saat ini masih ingin bersekolah.
Baca juga: Belum Reda Video Parakan 01, Kini Muncul Lagi Video Mesum di Kafe Tuban, Durasi 1 Menit 20 Detik
Baca juga: Jadi Buron: Para Pelaku Pembuangan Bayi di Sragen, Polisi Sisir Puskesmas - Dukun Beranak
Kepala UPT Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Serang mengatakan sebenarnya kedua orangtua remaja tersebut sempat memutuskan untuk menikahkan anak-anaknya.
"Kita dari P2TP2A, sudah turun langsung ke rumah si Korban (yang perempuan), awalnya orang tuanya nggak mau lapor ke Polres. Katanya mau dinikahin anaknya," ujar Supriadi kepada TribunBanten.com saat ditemui di kantornya di Perumahan Taman Widya Asri. Selasa (16/3/2021).
Ia menjelaskan bahwa sebelum petugas P2TP2A datang ke rumahnya, pihak keluarga remaja laki-laki, datang ke rumah pihak keluarga perempuan berencana untuk mengajak nikah.
"Pas kejadian itu kan beritanya ramai, jadi pada malam hari pasca viral video itu. Pihak keluarga laki-laki mengajak untuk menikahinya," ujarnya.
Namun, saat hari berikutnya tim P2TP2A datang bersama pihak Polres Kabupaten Serang.
"Rencana pernikahan itu batal. Apalagi kan si korban masih SMP dan usianya 16 tahun." ujarnya.
Diketahui dari keterangannya, bahwa si korban tidak mau dinikahkan.
"Anaknya nangis terus, dia nggak mau dinikahin. Masih ingin sekolah, katanya," ujarnya.
Setelah diberikan pendampingan oleh P2TP2A dan Polres Kabupaten Serang, akhirnya pihak keluarga perempuan mau membuat laporan dan dilakukan visum.
"Ini kan harus diselesaikan, terus mau tidak mau akhirnya keluarga korban pun melapor," ujarnya.
Setelah melapor, kemudian si korban perempuan mengikuti visum. "Ada luka atau tidaknya, saat kejadian" ujarnya.
Supriadi, mengatakan bahwa pihak P2TP2A ikut mendampingi korban, mulai dari visum hingga penyidikan.