Berita Solo Terbaru
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Blak-Blakan soal Pembelajaran Tatap Muka: Yang Sulit Istiqomahnya
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo blak-blakan dalam penerapan pembelajaran tatap muka (PTM).
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo blak-blakan dalam penerapan pembelajaran tatap muka (PTM).
Kesulitan itu berkaitan kedisiplinan penerapan protokol kesehatan selama PTM menjadi satu diantaranya.
Itu disampaikan seusai meninjau penerapan PTM di MAN 1 Kota Solo bersama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
"Tadi kita berbincang dengan siswa kira-kira apa yang sulit 'yang sulit istiqomah pak', ini yang repot," kata Ganjar kepada TribunSolo.com, Senin (29/3/2021).
Baca juga: Sri Mulyani, Gibran hingga Ganjar, Ramai-ramai Dukung Larangan Mudik, Ini Pernyataan Lengkapnya
Baca juga: Kesaksian Siswa di Sragen saat Simulasi Pembelajaran Tatap Muka: Senang Sekolah, Bisa Bertemu Teman
"Ini butuh latihan, kalau latihan agak galak sedikit tidak apa - apa," tambahnya.
Oleh karenanya, Pemerintah Kota/Kabupaten diminta ikut aktif mengecek penerapan PTM, termasuk Gibran.
"Pak Wali Kota bisa masuk ke kiri ke kanan ke semua sekolah dan ditegaskan, sebab kalau kita tidak, kita tidak akan disiplin," ucap Ganjar.
"Ini biar orangtua nyaman, guru nyaman, siswa nyaman dan kita bisa agak maju sedikit, progresnya juga bagus, anak-anak bisa paham belajar dan tidak ada penyakit yang tertular," tambahnya.
Rencananya, PTM se-Jawa Tengah dimulai serentai per 5 April 2021.
Meski demikian sejumlah sekolah sudah melakukan simulasi PTM.
Tak Paksa Orangtua
Sejumlah orang tua di Kota Solo masih enggan mengizinkan anak-anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM).
Itu terjadi baik di sekolah negeri maupun swasta. Bahkan, ada sekolah negeri yang tingkat partisipasinya hanya 25 persen.
Atas kondisi tersebut, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka angkat bicara.
Baca juga: Partisipasi Siswa Sekolah Negeri Solo Ikut Pembelajaran Tatap Muka Minim, Izin Orang Tua Disorot
Baca juga: Kabar Gembira dari UNS : Besok Dosen Disuntik Vaksin Covid-19, Target September Kuliah Tatap Muka
Ia mengatakan, tidak akan memaksa orang tua atau wali murid untuk mengizinkan anaknya ikut PTM.
"Kalau keberatan kita tidak akan memaksa. Tetap bisa belajar dari rumah. Tidak apa-apa, Tidak masalah," kata Gibran, Rabu (24/3/2021).
"Tidak ada paksaan, monggo. Tapi, di Solo ini sudah aman dan kita sudah siap membuka sekolah," tambahnya.
Keyakinan Gibran tersebut lantaran sejumlah infrastruktur protokol kesehatan sudah disiapkan.
Diantaranya, penyediaan tempat cuci tangan, face shield, dan masker.
Baca juga: Intip Potret Siswa SD di Solo, Jika Bulan Depan Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah Resmi Dimulai
"Memang ada beberapa hal yang harus dievaluasi. Tapi umumnya sudah siap," ujar Gibran.
"Kalau ada masukan-masukan dari orang tua ya silakan disampaikan ke saya," tambahnya.
Gibran mengungkapkan, dirinya sempat mendapatkan saran dari orang tua murid bahwa peserta didik sebaiknya juga divaksin.
"Kalau itu, lihat nanti dulu. Umurnya berapa? kalau smp divaksin kan tidak boleh," ucap dia.
"Semuanya tetap kita perlakukan sama. dan sekali lagi untuk orang tua murid, yang namanya vaksin ini kekebalan kelompok bukan individu," tegasnya.
Partisipasi Minim
Tingkat partisipasi peserta didik mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah swasta dan negeri Kota Solo masih jomplang.
Pasalnya, tingkat partisipasi peserta di sekolah swasta lebih tinggi dibanding sekolah negeri.
Hal itu terungkap dari sidak yang dilakukan Komisi IV DPRD Kota Solo ke sejumlah sekolah.
Baca juga: PPKM Mikro di Klaten Diperpanjang, Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka yang Diizinkan SMP & SMA Saja
Baca juga: Minggu Ini, 4 Sekolah di Sukoharjo Siap Gelar Simulasi Pembelajaran Tatap Muka
Ketua Komisi IV DPRD Kota Solo, Putut Gunawan, misalnya, melakukan sidak ke SMP Negeri 3 dan SMP Negeri 4.
Dalam sidak tersebut, Komisi IV DPRD Kota Solo masih menemukan perbedaan dengan wacana yang telah dikemukakan.
"Formulir izin dari orang tua siswa SMP Negeri 3 yang bermateri dan yang masuk hanya 25 persen. Kemudian di SMP Negeri 4, formulinya 50 persen," kata Putut, Rabu (24/3/2021).
Menurut Putut, itu menunjukkan sejumlah orang tua masih belum tega melepas anak-anaknya mengikuti pendidikan tatap muka.
"Sehingga, sosialisasi dan pengetatan protokol kesehatan masih perlu digiatkan lagi," ucapnya. (*)