Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Sragen Heboh, Pria Usia 60 Tahun Ditemukan Meninggal di Atas Tempat Tidur, Ada Luka di Tubuhnya

Seorang pria paruh baya bernama Joko Sutopo (60) ditemukan tak bernyawa di rumahnya di Cantel Wetan RT 2/RW 11, Kelurahan Sragen Tengah

Penulis: Rahmat Jiwandono | Editor: Ryantono Puji Santoso
Tribunsolo.com/Rahmat Jiwandono
Lokasi penemuan jenazah pria usia 60 tahun di Cantel Wetan RT 2/RW 11, Kelurahan Sragen Tengah, Kecamatan/Kabupaten Sragen. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Rahmat Jiwandono

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Seorang pria paruh baya bernama Joko Sutopo (60) ditemukan tak bernyawa di rumahnya di Cantel Wetan RT 2/RW 11, Kelurahan Sragen Tengah, Kecamatan/Kabupaten Sragen

Informasi yang dihimpun di lapangan, korban pertama kali ditemukan oleh seorang pegawai bengkel yang mengontrak salah satu rumahnya. 

Kala itu, pegawai bengkel akan membuka bengkelnya sekitar pukul 09.00 WIB. 

Baca juga: Tragis Nasib Yulin, Mobilnya Dilempari Batu hingga Bikin Ia Hilang Kendali, Tewas Usai Tabrak Pohon

Baca juga: Nestapa Bocah 10 Tahun Tewas Tenggelam : Tak Bisa Renang Tapi Nekat Mandi di Kedung Brumbung Sragen

"Pegawai bengkel ini mau buka bengkelnya, setelah mau siap-siap buka bengkel dia pergi ke rumah bagian belakang," kata warga sekitar Rommy saat ditemui TribunSolo.com, Senin (5/4/2021). 

Dijelaskannya, rumah Sutopo berada di belakang warung mi ayam yang lokasinya persis di sebelah bengkel. 

"Waktu si pegawai bengkel ini ke belakang dan mencari Sutopo di rumahnya namun tak ada respons," katanya. 

Lantaran tak ada respons, dia memanggil warga sekitar dan mengeceknya ternyata korban sudah tiada. 

"Ditemukan warga sini dalam keadaan meninggal di tempat tidurnya dan ada luka di tubuh korban," paparnya. 

Saat ini jenazah korban sudah dibawa ke RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen guna kepentingan otopsi.

Baca juga: Pria 45 Tahun di Kebumen Tewas Mengapung di Kolam Lele Miliknya, Miliki Riwayat Darah Tinggi

Santri Tewas Tenggelam

Santri pondok pesantren (Ponpes) Al Firdaus Gumpang Kartasura, Sukoharjo berinisial LR (13) meninggal saat mengikuti kegiatan wisata di Dam Kalikuning, Dukuh Bromonilan, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY pada Senin (29/3/2021) kemarin.

Pantauan TribunSolo.com di rumah duka yang berada di Dukuh Gembol RT 7, Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Sragen banyak didatangi para pelayat.

Jenazah korban tiba dari Sleman ke rumah duka sekitar pukul 00.14 WIB.

Baca juga: Santri Asal Sragen Tewas saat Wisata, Tenggelam di Dam Kalikuning Sleman: Sempat Minta Tolong

Baca juga: Hasil Swab Belum Keluar, 20 Santri Ponpes Colomadu Jalani Isolasi Mandiri, Begini Kondisinya

Pada hari ini sekitar pukul 09.00 WIB jenazah korban langsung dimakamkan di pemakaman yang tak jauh dari rumahnya.

Ketika mengantar jenazah LR, nampak orang tua korban berurai air mata namun tidak histeris.

"Orang tua korban sudah ikhlas anaknya meninggal dunia. Jadi tangisnya tidak terlalu histeris," ucap tetangga korban, Tardi, Selasa (30/3/2021).

Baca juga: 20 Santri Ponpes Colomadu Jalani Swab Test, Bakal Dikarantina di Asrama Haji Donohudan Bila Positif

Menurut Tardi, LR adalah anak kedua dari tiga bersaudara.

Kakak perempuan korban ternyata pernah menempuh pendidikan yang sama di Ponpes Al Firdaus Gumpang Kartasura.

"Dia masuk ke pesantren karena kakaknya dulu juga pernah belajar di sana," jelasnya.

Sempat Minta Tolong

Seorang santri Pondok Pesantren Al Firdaus Gumpang Kartasura, Sukoharjo tewas tenggelam saat sedang berwisata di Dam Kalikuning, Dukuh Bromonilan, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY pada Senin (29/3/2021).

Dari informasi yang diperoleh TribunSolo.com, korban berinisial LR (13) warga Dukuh Gembol RT 7, Desa Jambeyan, Sambirejo, Sragen.

Saat itu korban sedang bermain air bersama teman-temannya untuk berenang.

Baca juga: Update Santri di Colomadu : Sebagian Lulus dari Karantina di Donohudan, 20 Santri Tunggu Hasil PCR

Baca juga: 20 Santri Ponpes Colomadu Jalani Swab Test, Bakal Dikarantina di Asrama Haji Donohudan Bila Positif

Namun, sebelumnya pengelola wisata telah mengimbau kepada wisatawan untuk tidak berenang apabila tidak bisa berenang.

Diduga korban tetap bermain air tapi tidak bisa berenang.

Salah seorang teman korban melihat Lathief melambaikan tangan guna meminta tolong.

Lantas, teman korban berusaha untuk menolongnya dengan menggunakan sebuah bambu agar bisa dipegang oleh korban.

Namun, nahas tangan korban tak mampu menjangkaunya dan nyawa korban tak bisa diselamatkan.

Baca juga: Hasil Rapid Massal 261 Santri di Colomadu Karanganyar : 20 Santri Reaktif Dibawa ke Tempat Khusus

"Korban akhirnya tewas karena tenggelam di air," kata Tokoh Masyarakat Jambeyan, Sugiyono, Selasa (30/3/2021).

Sugiyono mengatakan, pihak keluarga korban diberitahu bahwa anaknya meninggal sekitar pukul 13.00 WIB.

"Dapat kabar itu, keluarganya langsung berangkat ke Sleman dan dikabari jasad anaknya sudah berada di RS Bhayangkara."

"Jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 00.14 WIB," ujarnya.

Kejadian sebelumnya, ada santri tewas saat bermain game, MAG, seorang santri di Pondok Pesantren Sabilurrosyad/MA Assyakur, Desa Mojowetan, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, tewas 

Kapolres Blora AKBP Wiraga Dimas Tama mengatakan, insiden itu terjadi di pondok pesantren tersebut pada Sabtu (13/3/2021) pukul 10.05 WIB.

"Pada Sabtu, 13 Maret 2021 sekira pukul 10.05 WIB, telah terjadi orang meninggal dunia tersengat aliran arus listrik di dalam kamar pondok pesantren," ucap Wiraga saat dikonfirmasi, Sabtu (13/3/2021).

Kronologi

Wiraga menjelaskan, kejadian itu bermula ketika korban yang berusia 16 tahun itu masuk ke kamar. Korban mencolokkan pengecas ponsel ke stopkontak.

Sembari memegang ponsel yang dicas, korban tiduran di lantai.

"Sambil memegang ponsel dan memainkan game online lalu sekira selang lima menit korban berteriak 'aku kesetrum'," kata Wiraga.

Teriakan itu didengar sejumlah teman korban yang berada di ponpes. Salah satu teman korban berinisiatif mencabut pengecas ponsel dari stopkontak.

Santri tersebut juga membangunkan korban yang tersetrum dan memberinya minum.

"Saksi berusaha menolong korban dengan membangunkan korban dan diberikan minum namun korban masih terengap-engap dan air dimuntahkan kemudian korban pingsan," jelasnya.

Baca juga: Dikira Tertidur di Atas Meja, Pria Asal Pamekasan Ternyata Sudah Meninggal Tersetrum Listrik

Karena melihat kondisi korban, santri lainnya membawa MAG ke puskesmas dengan sepeda motor.

Namun, tim medis di puskesmas menyebut korban sudah meninggal.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan tim medis Puskesmas Banjarejo terdapat luka bakar dan pada tubuh korban lainnya tidak ditemukan adanya bekas luka yang merupakan tanda-tanda penganiayaan," jelas Wiraga.

Balita Tewas Tersengat Listrik Gara-gara Masukkan Sendok Besi ke Lubang Stop Kontak

Kejadian hampir serupa terjadi pada balita di Quezon City Filipina.

Dalam kejadian ini balita tersebut tewas karena tersengat listrik.

Baca juga: Tingkatkan Sistem Kelistrikan Jawa Bali, PLN Kini Berhasil Sinkronkan Turbin Uap PLTGU Muara Karang

Kejadian ini bermula saat si balita memasukkan sendok ke dalam lubang kabel ekstensi atau disebut stop kontak.

Kabar itu viral setelah seorang pengguna Facebook bernama Eloisa Acay Angara membagikan foto memilukan dari putranya yang meninggal dunia akibat sengatan listrik pada Sabtu, (20/2/2021).

Anak laki-laki bernama Jack Angara dikatakan telah bermain dengan sendok besi dan menusuk lubang stop kontak.

Hal ini spontan menyebabkan dia tersengat listrik dan tidak sadarkan diri.

Menurut ibunya, Eloisa Angara, biasanya dia akan menggunakan sendok besi untuk membuat susu formula untuk anaknya.

Eloisa menjelaskan bahwa dia telah meletakkan sendok besi di tempat yang tidak bisa dijangkau Jake, namun anak itu masih bisa meraih sendok besi tersebut dan memainkannya.

Bocah berusia 2 tahun itu dilaporkan memasukkan sendok ke stop kontak dan langusng tersetrum listrik.

"Saya ingin membuka pintu saat itu, ketika saya mendengar ledakan. Saya takut, tapi saya ingat ada yang jatuh ", jelas Eloisa dalam sebuah pernyataan dikutip Serambinews.com dari laman Philippine News.

Anak itu ditemukan oleh ayahnya tak lama setelah ledakan itu.

Sendok besi yang dimasukkan Jake ke dalam lubang kabel ekstensi.
Sendok besi yang dimasukkan Jack ke dalam lubang kabel ekstensi atau stop kontak. (Facebook Eloisa Acay Angara)

Baca juga: Tragedi Banjir di Semarang : 4 Warga Tewas Mengenaskan, Tersengat Listrik hingga Tertimbun Longsor

Jake langsung dibawa ke rumah sakit untuk perawatan lanjutan tetapi nyawa bocah tersebut tak bisa tertolong.

Petugas kesehatan bahkan berusaha menghidupkan kembali anak tersebut namun balita tersebut dinyatakan meninggal dunia.

"Noong bubuksan ko na ang pintuan mungkin pumutok. Kinabahan ako, pero akala ko boleh nalaglag lang atau apa, ”kata Eloisa.

Juru bicara Meralco Joe Zaldarriaga, perwakilan dari perusahaan listrik Meralco, memberikan nasehat kepada masyarakat Filipina.

Ia mengatakan insiden serupa bisa dihindari dengan mengambil langkah pencegahan.

Dia juga menyarankan masyarakat untuk menghindari penggunaan ekstensi atau stop kontak jika memungkinkan.

“Kecelakaan bisa terjadi jika kabel ekstensi disentuh atau ditusuk menggunakan benda atau jari,” jelasnya dalam keterangan tertulis. 

Postingan yang diunggah oleh Mharc Louise Angara, kemudian dibagikan oleh ibunya, Eloisa Acay Angara tersebut menuai berbagai reaksi dari para pengguna Facebook.

Hingga kini, postingan yang diunggah saudara Jack Angara yakni Mharc Louise Angara, telah disukai lebih dari 90 ribu kali dan dibagikan lebih dari 88 ribu kali oleh pengguna Facebook.

Mayoritas warganet menyayangkan kejaidan tersebut.

Beberapa di antaranya mengirimkan ucapan duka dan turut menyarankan agar selalu berhati-hati dalam pengawasan balita di rumah.

"Tidak ada yang menyangka bahwa apa yang terjadi pada Anda akan menjadi viral, saya sangat menghargai hati yang murah hati dan pesan hangat yang Anda kirimkan kepada kami, khususnya doa-doa tersebut.

Tuhan memberkati kalian semua. Kita masih harus maju dan melanjutkan perjalanan ini, kita akan merindukanmu saat-saat besar, Jake! Rumah kita tidak sama tanpa kamu! Kau selalu ada di hati kami.

Jake, kau tahu apa, kau menyelamatkan banyak anak dan membuat orang tua menyadari tragedi ini. Kami mencintaimu, Jake Ethan. Sampai jumpa lagi, Malaikat Kecil," tulis saudara Jack, Mharc Louise Angara dalam unggahannya pada Kamis (25/2/2021).

(Kompas)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Detik-detik Santri Tewas karena Main Game Online Sambil Mengecas Ponsel, Sempat Teriak "Aku Kesetrum"", 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved