Berita Solo Terbaru
Polisi Ungkap, Keluarga Tolak Otopsi Balita yang Tewas Tercebur Sumur di Jebres Solo, Ini Alasannya
Kapolsek Jebres, Kompol Suharmono menjelaskan, seluruh tahapan evakuasi sudah dilakukan oleh pihak berwajib.
Penulis: Azfar Muhammad | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Azhfar Muhammad Robbani
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Keluarga tidak menghendaki otopsi balita yang tewas tercebur sumur sedalam 20 meter di Karang Asem RT 004 RW 002, Kelurahan Gandekan, Kecamatan Jebres, Kota Solo.
Lantas anak tunggal pasangan Sita dan Liyat berinisial CO (3) dimakamkan di kampung halaman orangtuanya di Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo Senin (5/4/2021) malam.
Kapolsek Jebres, Kompol Suharmono menjelaskan, seluruh tahapan evakuasi sudah dilakukan oleh pihak berwajib.
“Kalau evakuasi jenazah kemarin kan sudah oleh tim SAR dan dibantu oleh masyarakat,” ujarnya kepada TribunSolo.com. Selasa (6/4/2021).
Baca juga: Geger Penemuan 6 Benda Mirip Granat di Taman Raya Bung Hatta, Begini Kronologinya
Baca juga: Balita yang Tewas Tercebur Sumur di Jebres Solo Dimakamkan di Mojolaban, Begini Kesaksian Pejabat RT
Suharmono sampaikan, pihak kepolisian telah menyerahkan kepada pihak kelurga korban untuk dikebumikan.
“Setelah evakuasi kami telah menyerahkan dan semalam mendaptkan laporan korban langsung dikebumikan di Mojolaban,” tambahnya
Ia mengaku, pihak keluarga korban enggan melakukan otopsi lebih lanjut.
"Pihak keluarga tidak menghendaki pemeriksaan medis ataupun otopsi lebih lanjut dari kami, jadi ya tidak masalah,” tuturnya.
Dimakamkan di Mojolaban
Bayi di bawah lima tahun (balita) yang tewas tercebur sumur sedalam 20 meter sudah dimakamkan.
Anak tunggal pasangan Sita dan Liyat berinisial CO (3) dimakamkan di kampung halaman orangtuanya di Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo Senin (5/4/2021) malam.
Dia meninggal karena terjatuh ke dalam sumur di Karang Asem RT 004 RW 002, Kelurahan Gandekan, Kecamatan Jebres, Kota Solo.
Ketua RT, Sri Rezeki menjelaskan, kejadian itu saat orang tua dari korban tidak berada di lokasi kejadian atau TKP.
“Ibu bapak waktu itu sedang kerja, tidak ada di rumah anaknya bersama neneknya , anaknya main ke kos-kosan yang ada sumurnya,” ujarnya kepada TribunSolo.com Selasa (6/4/2021).
Baca juga: Tega, Kakek Nekat Cabuli Sang Cucu Sebanyak 8 Kali, Cucu Tewas Karena Infeksi di Organ Intim
Baca juga: Eks Pelatih Kiper PSS Listyanto Bejo Masuk Radar Persis, Meski Sudah Dipinang Bhayangkara FC
Setelah kejadian, Sri sampaikan evakuasi dilakukan oleh petugas gabungan.
“Setelah berhasil di evakuasi sekitar pukul 20.00 WIB dan diangkat ke atas ternyata anaknya sudah meninggal,” katanya.
Diketahui sumur di daerah TKP berada di depan rumah kos-kosan yang pada saat sore hari dikunjungi oleh neneknya.
Sri mengungkap tadi malam pukul 23.00 WIB jenazah CO sudah dibawa pihak keluarga dan dikebumikan di kampung halaman keluarga di Mojolaban.
“Tadi saya ikut melayat dan di malam langsung di kuburkan jam 11 malam," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa korban dikenal dengan sosok yang aktif dan senang bermain.
“Ya saya juga tidak menyangka, anaknya memang atraktif dan memang ya umur segitu memang lagi aktif-aktifnya,” tandasnya.
Di Dalam Sumur
Meninggalnya bayi di bawah lima tahun (balita) karena tercebur sumur sedalam 20 meter menyisakan pilu.
Insiden nahas yang menimpa balita berisial CO (3) terjadi di Kelurahan Gandekan, Kecamatan, Jebres, Kota Solo, Senin (5/4/2021) malam.
Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, kejadian bermula saat CO datang bersama neneknya di rumah tetangganya.
Saat itu si balita bermain di sekitar sumur sehingga lepas dari pantauan sang nenek.
"Pada pukul 18.15 WIB korban tercebur sumur," ungkap Kapolsek Jebres, Kompol Suharmono.
Baca juga: 22 Warga Mojo Solo Positif Corona, Diantaranya 4 Balita Jalani Isolasi Mandiri
Baca juga: Viral Rombongan Pengantin dari Pemalang Salah Alamat ke Rumah Orang Tak Dikenal, Gara-gara Share Loc
Lantas nenek korban berteriak histeris dan sempat mencoba menolong korban, namun tidak bisa melihat kondisi sumur yang dalam.
"Langsung melaporkan kejadian tersebut pada warga sekitar," akunya.
Lebih lanjut dia mengatakan, keperluan nenek korban mengajak ke rumah tetangga untuk keperluan mengambil buku koperasi.
Namun sayangnya korban yang sempat main, menginjak asbes sumur sehingga tercebur.
"Korban ini main mungkin dikira jalan diinjak, asbesnya jebol," papar
Begitu mendapatkan laporan, petugas gabungan lalu melakukan evakuasi termasuk tim SAR.
Evakuasi berjalan hampir 2 jam lantaran kondisi sumur yang dalam.
"Kedalaman sumur sekitar 20 meter dan air sumur penuh jadi evaluasinya lama sekitar jam 20.00 WIB baru selesai," jeasnya.
Suharmono mengungkapkan, saat ini jenazah sudah diserahkan ke pihak keluarga.
"Langsung dimakamkan," kata dia.
Tangis Keluarga Pecah
Kejadian anak tenggelam juga dialami oleh warga Sragen, Santri pondok pesantren (Ponpes) Al Firdaus Gumpang Kartasura, Sukoharjo berinisial LR (13).
Dia meninggal saat mengikuti kegiatan wisata di Dam Kalikuning, Dukuh Bromonilan, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY pada Senin (29/3/2021) kemarin.
Pantauan TribunSolo.com di rumah duka yang berada di Dukuh Gembol RT 7, Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Sragen banyak didatangi para pelayat.
Jenazah korban tiba dari Sleman ke rumah duka sekitar pukul 00.14 WIB.
Baca juga: Santri Asal Sragen Tewas saat Wisata, Tenggelam di Dam Kalikuning Sleman: Sempat Minta Tolong
Baca juga: Hasil Swab Belum Keluar, 20 Santri Ponpes Colomadu Jalani Isolasi Mandiri, Begini Kondisinya
Pada hari ini sekitar pukul 09.00 WIB jenazah korban langsung dimakamkan di pemakaman yang tak jauh dari rumahnya.
Ketika mengantar jenazah LR, nampak orang tua korban berurai air mata namun tidak histeris.
"Orang tua korban sudah ikhlas anaknya meninggal dunia. Jadi tangisnya tidak terlalu histeris," ucap tetangga korban, Tardi, Selasa (30/3/2021).
Baca juga: 20 Santri Ponpes Colomadu Jalani Swab Test, Bakal Dikarantina di Asrama Haji Donohudan Bila Positif
Menurut Tardi, LR adalah anak kedua dari tiga bersaudara.
Kakak perempuan korban ternyata pernah menempuh pendidikan yang sama di Ponpes Al Firdaus Gumpang Kartasura.
"Dia masuk ke pesantren karena kakaknya dulu juga pernah belajar di sana," jelasnya.
Sempat Minta Tolong
Seorang santri Pondok Pesantren Al Firdaus Gumpang Kartasura, Sukoharjo tewas tenggelam saat sedang berwisata di Dam Kalikuning, Dukuh Bromonilan, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY pada Senin (29/3/2021).
Dari informasi yang diperoleh TribunSolo.com, korban berinisial LR (13) warga Dukuh Gembol RT 7, Desa Jambeyan, Sambirejo, Sragen.
Saat itu korban sedang bermain air bersama teman-temannya untuk berenang.
Baca juga: Update Santri di Colomadu : Sebagian Lulus dari Karantina di Donohudan, 20 Santri Tunggu Hasil PCR
Baca juga: 20 Santri Ponpes Colomadu Jalani Swab Test, Bakal Dikarantina di Asrama Haji Donohudan Bila Positif
Namun, sebelumnya pengelola wisata telah mengimbau kepada wisatawan untuk tidak berenang apabila tidak bisa berenang.
Diduga korban tetap bermain air tapi tidak bisa berenang.
Salah seorang teman korban melihat Lathief melambaikan tangan guna meminta tolong.
Lantas, teman korban berusaha untuk menolongnya dengan menggunakan sebuah bambu agar bisa dipegang oleh korban.
Namun, nahas tangan korban tak mampu menjangkaunya dan nyawa korban tak bisa diselamatkan.
Baca juga: Hasil Rapid Massal 261 Santri di Colomadu Karanganyar : 20 Santri Reaktif Dibawa ke Tempat Khusus
"Korban akhirnya tewas karena tenggelam di air," kata Tokoh Masyarakat Jambeyan, Sugiyono, Selasa (30/3/2021).
Sugiyono mengatakan, pihak keluarga korban diberitahu bahwa anaknya meninggal sekitar pukul 13.00 WIB.
"Dapat kabar itu, keluarganya langsung berangkat ke Sleman dan dikabari jasad anaknya sudah berada di RS Bhayangkara."
"Jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 00.14 WIB," ujarnya. (*)