Berita Klaten Terbaru
Ada Pesilat Tewas saat Latihan di Klaten, IPSI Jateng : Kami Prihatin, Silat Bukan untuk Unjuk Gigi
Kasus pesilat cilik MRS (15) di Kabupaten Klaten yang tewas menjadi perhatian publik.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Kasus pesilat cilik MRS (15) di Kabupaten Klaten yang tewas menjadi perhatian publik.
Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Provinsi Jawa Tengah meminta kasus ini diproses secara transparan dan sesuai hukum.
Ketua harian Pengprov IPSI Jateng Darmadi, mengaku prihatin terhadap kasus yang terjadi di Kabupaten Klaten.
"Kami prihatin, ini menjadi pembelajaran, agar ke depannya tidak terjadi kasus serupa," ucap dia kepada TribunSolo.com, Kamis (8/4/2021).
Darmadi mengatakan dari kasus tersebut, yang menjadi faktor kunci adalah pelatih.
Baca juga: Kenapa Hotel B di Solo Baru Masih Beroperasi, Padahal Sudah Disita Kejagung? Ini Jawabannya
Baca juga: Permintaan Keluarga Pesilat Cilik Klaten yang Tewas : Usut Tuntas, Nyawa Tak Seharga Kacang Asin
Sehingga diharapkan untuk semua pelatih perguruan silat untuk tidak melatih secara keras.
"Karena pada dasarnya silat untuk membela diri ketika ada serangan bukan untuk unjuk gigi," ujar dia.
Kemudian dia menghimbau kepada seluruh perguruan silat agar memperhatikan tingkatkan latihan.
Tingkatan latihan yang dimaksud dengan memperhatikan usia serta kondisi masing-masing murid.
"Murid yang baru masuk jangan diuji fisiknya seperti menguji murid sudah lama bergabung, kita perlu melihat kondisi dan usia murid kita apakah siap atau tidak," tutur dia.
"Kami berharap kasus ini diproses secara transparan dan tuntas sesuai hukum yang berlaku," harapnya
Dipukul Rotan
Teka teki penyebab kematian pesilat remaja di Kabupaten Klaten perlahan mulai terkuak.
Belakangan Polres Klaten menyita barang bukti berupa tongkat rutan pramuka.
Baca juga: Permintaan Keluarga Pesilat Cilik Klaten yang Tewas : Usut Tuntas, Nyawa Tak Seharga Kacang Asin