Berita Sukoharjo Terbaru
Proyek Jalur Lingkar Sukoharjo Mau Dimulai, Harga Tanah Melonjak 200 Persen, Bahkan Bisa Naik Lagi
Banyak lahan di Desa Manisharjo, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo bakal tergusur terkena proyek Jalur Lingkaran Timur (JLT).
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Banyak lahan di Desa Manisharjo, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo bakal tergusur terkena proyek Jalur Lingkar Timur (JLT).
Menurut Kepala Desa (Kades) Manisharjo Rumadi, ada 177 bidang tanah yang terkena dampak proyek JLT.
Tanah tersebut terdiri dari tanah milik masyarakat maupun tanah kas desa, Tirta Makmur Sukoharjo dan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).
Hal berdampak pada naiknya harga tanah dikawasan sekitar proyek JLT.
"Proyek JLT ini sudah berdampak pada faktor ekonomi, harga tanah sudah mulai naik," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (23/4/2021).
Baca juga: Warga Bendosari & Nguter Jadi Miliarder, Imbas Dapat Ganti Rugi Proyek Jalur Lingkar di Sukoharjo
Baca juga: Dicari Kelompok CRST : Teganya Coret-coret Lapak Pakai Pilok di Boyolali, Bikin Para Pedagang Geram
Meski baru tahap pembebasan tanah, namun harga tanah sudah naik hingga empat kali lipat.
Rumadi menuturkan, sebelum adanya proyek JLT ini, harga tanah atau sawah di Manisharjo berkisar Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu per meter.
"Kalau saat ini sudah naik, biasa Rp 200 ribu per meter, bahkan bisa lebih," ujarnya.
Terkait adanya fenomena hedonisme seiring sudah mulai dibayarkannya ganti rugi lahan yang terkena proyek JLT, dia menuturkan, kondisinya masih normal.
"Masyarakat disini masih tradisional. Uang ganti ruginya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka, dan dibelikan tanah lagi," ujarnya.
Fenomena hedonisme, seperti yang terjadi di Tuban, dia mengatakan belum terjadi.
Pasalnya, nilai ganti rugi proyek JLT ini berbeda dengan proyek JSN atau Kawasan Pertamina.
"Kalau proyek yang di Tuban itu kan, dibelinya per kawasan, jadi yang terkena dampak akan utuh dibeli," jelasnya.
"Sementara yang terkena JSN ini hanya bagian lahan yang terkena proyek saja. Jadi tidak mesti utuh," tutur dia.