Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Fakta Baru Bocah Tewas Usai Makan Paket Sate Pemberian Orang, Terungkap Racun Jenis 'C' Ada di Bumbu

Beberapa waktu lalu sebuah unggahan yang menceritakan seorang bocah yang tewas usai makan lontong dengan sate pemberian orang tak dikenal jadi viral.

dok.Polsek Sewon
Polsek Sewon melakukan penyelidikan terkait kematian NFP (8) setelah makan sate yang didapat dari ayahnya 

TRIBUNSOLO.COM - Beberapa waktu lalu sebuah unggahan yang menceritakan seorang bocah yang tewas usai makan lontong dengan sate pemberian orang tak dikenal viral di media sosial.

Terkait kasus ini, pihak kepolisian akhirnya mengungkapkan jenis racun yang terdapat dalam paket sate misterius yang menjadi penyebab tewasnya NFP (8), anak seorang driver ojek online (ojol) di Bantul beberapa waktu lalu.

Baca juga: Viral Bocah 12 Tahun Nyetir Truk Tronton Sambil Ngerokok, Kini Telah Diamankan Kepolisian

Racun tersebut diketahui terdapat pada bumbu sate yang dikirimkan oleh perempuan misterius melalui Bandiman, pengemudi ojol yang sekaligus ayah Naba. 

Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara resmi telah memberikan hasil pemeriksaan laboratorium sampel makanan yang menewaskan Naba ke polisi.

Dari hasil pemeriksaan laboratorium, paket sate maut yang diberikan oleh seorang wanita muda tersebut positif mengandung racun jenis C.

Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Ngadi mengatakan racun tersebut terdapat dalam bumbu kacang dari sate.

"(Hasil pemeriksaan laboratorium) sudah keluar hari ini, tetapi bentuk fisiknya belum kami terima. Hasilnya positif mengandung racun, jenisnya C. Ada di bumbunya,"katanya, Kamis (29/04/2021).

Ia enggan menjelaskan secara spesifik racun tersebut. Hanya saja AKP Ngadi menyebut racun tersebut mudah didapatkan. 

"Racun mudah didapatkan, bentuknya bisa cair bisa padat. Di apotas ada, di racun tikus juga ada,"sambungnya. 

Dengan keluarnya hasil pemeriksaan makanan tersebut, pihaknya akan berkoordinasi dengan Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Yogyakarta agar hasil fisik pemeriksaan bisa segera dikirimkan. Sehingga bisa bahan penyelidikan lebih lanjut. 

Selain itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Kejaksaan Negeri Bantul terkait perlu tidaknya autopsi. 

"Untuk autopsi kami berkoodinasi dengan kejaksaan. Apakah sudah cukup dengan hasil pemeriksaan makanan atau perlu autopsi. Untuk autopsi perlu bedah makam,"ujarnya. 

Hingga saat ini, pihaknya masih mendalami kematian Naba.

Sudah ada sekitar lima saksi yang diperiksa, mulai dari keluarga Naba hingga Tomy sang penerima makanan yang asli. 

"Tomy sudah kami mintai keterangan secara lisan. Sudah ada kurang lebih lima saksi yang diperiksa,"lanjutnya.

Baca juga: Viral Dosen Tetap Berusaha Mengajar Meski Terbaring Sakit, Ternyata Begini Kisah di Baliknya

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved