Berita Solo Terbaru
Imbas Larangan Mudik, Hotel Berbintang di Solo Banyak yang Banting Harga, PHRI Ungkap Alasannya
Manajemen hotel di Kota Solo kelimpungan akibat imbas larangan mudik selama 6-17 Mei mendatang.
Penulis: Azfar Muhammad | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Azhfar Muhammad Robbani
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Manajemen hotel di Kota Solo kelimpungan akibat imbas larangan mudik selama 6-17 Mei mendatang.
Akibatnya, tingkat keterisian atau okupansi hunian hotel jadi rendah.
Humas Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo, Sistho A Srestho mengatakan okupansi hotel terbilang kecil.
"Sementara kami masih melihat okupansi perhotelan sangat rendah, masih di bawah 10 persen," kata Sistho kepada TribunSolo.com, Senin (10/5/2021).
Dirinya pun mengakui kondisi hotel di Solo memang sangat minim pengunjung dan terpuruk sejak adanya pandemi.
Baca juga: Hoaks atau Fakta? Video Iring-iringan Presiden Jokowi yang Dikira Mudik ke Solo, Ini Jawaban Istana
Baca juga: Sebelum Meninggal, Sapri Pantun Menangis Ungkap Hal Ini, Tak Disangka Itu Keinginan Terakhirnya
Meskipun ada wacana membolehkan warga luar Kota Solo untuk melakukan wisata dengan menunjukan SIKM, PHRI katakan tidak terlalu berpengaruh.
“Dibukanya beberapa wisata, dibolehkannya wisat juga sebenarnya tidak akan memperngaruhi,” ujarnya.
“Bahkan yang masuk Solo pun terbatasi, kecuali ada pelonggaran atau memang dari warga Solo itu sendiri,” papar dia.
Pihak PHRI juga mengiyakan saat ditanyai harga booking hotel di Solo akhirnya banyak mengeluarkan promo untuk stay in di hotel.
“Ya banyak yang banting harga dan memberikan promo, tujuannya biar ada pengunjung,” ujarnya.
Meskipun demikian ia sampaikan himbauan kepada seuruh pelaku perhotelan atau wisatawan hendak menerapkan prokes dalam situasi liburan lebaran ini.
“Mau stay atau tidak, mau jalan jalan ke mall atau restoran juga prokes memang harus ditegakan,” tandasnya.
Dari pantauan TribunSolo.com di laman internet, ada yang menawarkan harga semalam hanya Rp 400 ribuan, padahal harga biasanya Rp 1,5 juta.
Kemudian ada yang membanting harga Rp 390 ribu, padahal harga biasanya Rp 680 ribuan per malam.