Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kelompok Teroris Ali Kalora Cs Diduga Lakukan Serangan Brutal, 2 Warga di Poso Tewas Mengenaskan

Teror Ali Kalora Cs yang tergabung dalam teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) berlanjut.

Editor: Hanang Yuwono
Kolase Tribun Palu/Istimewa
Sejumlah anggota Satgas memburu anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora di Poso, Sulawesi Tengah. 

TRIBUNSOLO.COM -- Teror Ali Kalora Cs yang tergabung dalam teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) berlanjut.

Kali ini kelompok Ali Kalora diberitakan kembali berulah menyerang dan membunuh 2 warga Poso secara brutal.

Dua warga ditemukan dalam kondisi tewas mengenaskan dengan kondisi kepala dan tubuh korban terpisah.

Baca juga: Dicap Teroris, KKB Papua Kini Makin Brutal: Bakar Sekolah, Puskesmas dan Rusak Jalan

Baca juga: Anak Santoso Teroris MIT Poso Tewas Usai Ledakkan Tubuh Sendiri, Ini Perannya di Kelompok Ali Kalora

Lokasi kejadian di Poso, Desa Kalimago, Sulawesi Tengah.

Insiden penyerangan ini dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah, Komisaris Besar Pol Didik Supranoto.

Ia juga membenarkan ada dua korban jiwa dalam insiden tersebut.

Sosok Ali Ahmad alias Ali Kalora
Sosok Ali Ahmad alias Ali Kalora (ISTIMEWA)

"Iya betul ( Ali Kalora Cs serang warga). Informasi awal korbannya ada dua," kata Didik kepada wartawan, Selasa (11/5/2021).

Namun, kata Didik, pihaknya masih belum mengetahui secara pasti kondisi korban.

Yang jelas, pihaknya masih melakukan olah TKP.

"Itu kalau kondisinya saya belum tau. Karena masih proses identifikasi. Tapi informasinya betul, kejadian di wilayah Poso, Desa Kalimago.

Untuk kondisinya kami masih menunggu identifikasinya karena masih di TKP," tukasnya.

Perpanjang Satgas Madago Raya

Sebelumnya, Polri memutuskan memperpanjang masa kerja Satgas Madago Raya yang telah berakhir pada akhir Maret 2021 lalu.

Rencananya, masa tugas itu akan diperpanjang sampai 3 bulan ke depan.

Hal tersebut dibenarkan oleh Asops Kapolri Irjen Imam Sugianto.

Ia juga menjelaskan satgas Madago Raya akan tetap bekerja memburu kelompok teroris MIT Ali Kalora Cs yang melarikan di pegunungan Andole, Poso, Pesisir Utara.

"Diperpanjang, untuk ke depan, satgas akan mengedepankan preemtif dan preventif," kata Imam dalam keterangan tertulis pada Senin (5/4/2021).

Satgas Madago Raya memang sempat terlibat baku tembak dengan Kelompok Ali Kalora Cs.

Akibatnya, 2 anak buah Ali Kalora Cs tewas dalam insiden baku tembak tersebut.

Ketika itu, kelompok Ali Kalora Cs tengah akan mengambil makanan atau logistik dari seorang kurir di wilayah pegunungan Andole, Poso, Pesisir Utara sekitar pukul 18.20 WIB pada Senin 1 Maret 2021.

Menurut Imam, jumlah buronan Ali Kalora Cs yang tengah diburu hanya tinggal 9 orang saja.

"DPO masih 9 orang ya, bisa juga bertambah.

Kita tunggu update dari Polda Sulteng," tukas dia.

Tak terdeteksi

Sebelumnya, setelah bertahun-tahun diburu TNI-Polri, keberadaan Ali Kalora Cs mendadak tak terdeteksi oleh aparat.

Kabar ini diungkapkan oleh Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) Irjen Abdul Rakhman Baso pada Jumat (30/4/2021).

Meski menyebut saat ini keberadaan teroris MIT Poso pimpinan Ali Kalora belum diketahui, Irjen Pol Abdul Rakhman Baso memastikan anak buahnya masih melakukan pengejaran.

“Yang kita lakukan selama ini, baik human intelijen maupun ITE, agak terputus.

Tapi bukan berarti kita tidak melakukan upaya pengejaran,” kata Abdul Rakhman Baso, melansir dari Antara.

Penyebab sulitnya menumpas MIT di Poso

Sementara itu, pengamat Komunikasi Terorisme Universitas Tadulako (Untad) Prof Muhammad Khairil mengungkap penyebab sulitnya menumpas kelompok MIT di Poso.

Dalam memburu kelompok teroris pimpinan Ali Kalora tersebut, setidaknya sudah tiga kali operasi TNI-Polri berganti nama.

Mulai dari Operasi Cagar Maleo 2015, Operasi Tinombala 2016 dan yang terkini Operasi Madago Raya 2021.

Terakhir, kelompok tersebut terlibat kontak senjata dengan aparat Satgas Madago Raya pada Maret 2021 lalu.

Peristiwa itu sendiri mengakibatkan dua anggota MIT tewas dan dua orang dari petugas gugur.

Menurut Prof Khairil, di antara faktor sulitnya berburu kelompok MIT Poso pimpinan Ali Kalora itu karena kondisi geografis di wilayah operasi.

Seperti dilansir dari Tribun Palu dalam artikel 'Ali Kalora Cs Sulit Dibasmi, Akademisi Untad: Kekuatan Militer Saja Tak Cukup Menumpas MIT Poso'

Jika anggota MIT Poso menguasai medan, kata dia, kelompok tersebut justru lebih leluasa dalam bermanuver.

"Melawan kelompok militan itu tidak mudah, tapi bukan berarti aparat lemah.

Nyawa itu bukan persoalan bagi mereka (teroris). Jumlah mereka mungkin kecil, tetapi jika mereka kuasai medan, mungkin mereka lebih kuat dibanding ratusan personel TNI-Polri sekalipun," ungkap Prof Khairil.

Dekan FISIP Untad itu menilai radikalisme kelompok MIT sempat tertanam di sebagian masyarakat Poso dan sekitarnya.

Menurut dia, hal ini terlihat saat banyaknya masyarakat menjemput dan menghadiri pemakaman jenazah Santoso alias Abu Wardah, mantan pimpinan MIT Poso yang tewas tertembak pada 2016 lalu.

"Saat Santoso tertembak, warga menyambut kedatangan jenazahnya lengkap dengan sebuah spanduk.

Ini sangat ironis. Antara keinginan pemerintah untuk memberantas teroris, tetapi di sisi lain masyarakat seolah bersimpati," ujar Prof Khairil.

"Kebutuhan saat ini tidak hanya melalui operasi militer, tidak cukup dengan senjata. Perlu juga melakukan pendekatan kepada masyarakat. Jangan sampai masyarakat menjadikan mereka (MIT) sebagai kelompok yang perlu mendapatkan simpati," sambungnya.

Prof Khairil menambahkan, dirinya juga telah bertemu dengan semua terpidana kasus terorisme Sulawesi Tengah di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).

Mulai dari mereka yang ditahan di Lapas Petobo (Palu), Ampana (Kabupaten Tojo Una-Una), Makassar (Sulawesi Selatan) hingga Cirebon (Jawa Barat).

Pada umumnya, kata dia, para tersangka teroris ini adalah pemuda yang terlibat langsung ketika terjadi konflik Poso pada 1998 hingga 2001, bahkan sebagian mereka adalah korban.

Di sisi lain, Guru Besar Ilmu Komunikasi Untad itu mengaku percaya bahwa para terpidana teroris tersebut bisa diajak kembali ke jalan yang benar.

"Menurut prinsip Islam, dalam situasi perang sekalipun, pihak berkonflik dilarang menargetkan warga sipil atau orang lemah yang tidak berkaitan langsung.

Tetapi mereka justru terbalik. Pemahaman inilah yang perlu diluruskan. Dekati masyarakat, dengar cerita mereka karena memang upaya itu tidak serta merta cepat," ucap Prof Khairil.

Pasukan Koopsgabsus TNI ikut memburu

Pasukan Komando Operasi Gabungan Khusus (Koopsgabsus) TNI dikabarkan ikut memburu Ali Kalora Cs melalui operasi senyap.

Hal ini diungkapkan oleh Panglima Koopsgabsus Mayjen TNI Richard T H Tampubolon.

Richard mengaku berkomitmen membantu Polri memburu Ali Kalora Cs.

Richard menjelaskan, Koopsgabsus sejauh ini sudah melakukan operasi senyap sejak beberapa bulan terakhir.

Tim ini membantu Satuan Kostrad Yonif Para Raider 502/Ujwala Yudha yang tergabung dalam Satgas Madago Raya.

"Kami memastikan siap memback-up untuk melaksanakan penumpasan kelompok teroris," ujar Richard saat menerima kunjungan Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Eko Margiono, sebagaimana keterangan tertulis, Senin (26/4/2021).

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Koopsgabsus Tegaskan Back Up Penuh Polri Buru MIT di Poso'

Adapun kunjungan Pangkostrad sendiri dilakukan untuk memberikan dukungan moril kepada prajurit Kostrad yang sedang bertugas di daerah Poso dan sekitarnya.

Menurut Richard, kunjungan Pangkostrad menambah semangat prajurit dalam menjalankan tugasnya.

"Kunjungan Pangkostrad ke Poso, tentunya akan semakin menambah motivasi dan semangat prajurit untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dari komando atas di tengah suasana bulan suci Ramadhan," jelas Richard.

Untuk diketahui, Koopsgabsus TNI dilibatkan Satgas Madago Raya. Tim bentukan Polri yang bertugas memburut kelompok teroris MIT di Poso.

Tim Koopsgabsus juga terlibat dalam kontak tembak di Pegunungan Andole, Desa Tambarana, Poso Pesisir Utara, pada Senin (1/3/2021).

"Kemarin memang sempat ada kontak (tembak). Doakan saja agar operasi berjalan lancar," kata Mayjen Richard.

Hanya saja, mantan Kaskogabwilhan I tersebut tak menjelaskan secara rinci mengenai operasi yang sedang dilakukan.

Richard hanya menegaskan, jajaran TNI dan Polri akan terus memburu kelompok teroris yang meresahkan masyarakat.

"Mohon doanya saja. Yang pasti, kita kejar terus kelompok teroris yang mengganggu keamanan negara," tuturnya.

Richard pun mengingatkan para simpatisan MIT Poso untuk kembali ke jalur NKRI.

"Jangan lagi ada yang memberikan dukungan kepada kelompok teroris ini.

Ingatlah kekerasan yang dilakukan mereka pada masyarakat, termasuk yang menewaskan satu keluarga di Sigi beberapa waktu lalu," ucap mantan Kasdam VI Mulawarman itu.

"TNI tidak akan membiarkan aksi terorisme mengancam kehidupan masyarakat," sambung Richard.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Kelompok Teroris Ali Kalora Cs Kembali Serang Warga, 2 Korban Diduga Tewas Mengenaskan

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved