Insiden di Kedung Ombo Boyolali
UPDATE Perahu Terbalik di Kedung Ombo Boyolali : Ambulans Berjajar, Waduk Dipadati Relawan & Warga
Pasca kejadian perahu terbalik Waduk Kedung Ombo Boyolali dipadati relawan hingga warga, Sabtu (15/5/2021).
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, perahu tersebut diduga kelebihan muatan, sehingga tidak dapat menjaga keseimbangan dan terbalik.
Detik-detik perahu terbalik dan mencekamnya korban meminta tolong sempat diabadikan oleh orang yang naik di perahu di sekitarnya.
Baca juga: Kelamnya Kerusuhan Solo Mei 1998, Toko Dijarah & Dibakar : Saya Merinding, Ledakan Dimana-Mana
Baca juga: Nestapa Nelayan di Waduk Kedung Ombo, Biasanya Bisa Bawa Pulang 10 Kg Ikan Sehari, Kini Tak Menentu
Nampak sejumlah penumpang di perahu yang terbalik itu berusaha berenang dan berpegangan pada badan perahu yang terbalik.
Tak lama, sejumlah perahu lainnya datang mendekat untuk mengevakuasi korban yang tenggelam.
Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, lima orang masih dalam pencarian yang diduga tenggelam.
Sementara di dalam perahu sekitar 16 hingga 20 orang wisatawan.
Humas Basarnas Jawa Tengah, Zulhawary membenarkan adanya kecelakaan air tersebut.
"Kita masih terus memantau dari anggota," katanya.
Inilah Kedung Ombo
Waduk Kedung Ombo merupakan salah satu waduk terbesar yang ada di Indonesia.
Waduk ini terletak di tiga kabupaten sekaligus yakni Boyolali, Sragen, dan Grobogan.
Untuk sisi waduk yang berada di Bumi Sukowati, masuk Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang.
Sumber utama air di Waduk Kedung Ombo berasal dari pertemuan tiga sungai antara lain Sungai Uter, Sungai Kombo, dan Sungai Banjaran.
Baca juga: Nestapa Bocah 10 Tahun Tewas Tenggelam : Tak Bisa Renang Tapi Nekat Mandi di Kedung Brumbung Sragen
Baca juga: Pembangunan Waduk Jlantah Terkendala Alih Lahan TKD, Kades Karangsari: Masih Dicari Penggantinya
Adapun waduk ini dibangun pada 1985 silam.
Saat itu pemerintah pusat ingin membangun waduk baru di Provinsi Jawa Tengah untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkekuatan 22,5 Megawatt (MW).