Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Kisah Mbah Yem, Sejak Umur 15 Jualan Sate Kere di Solo, Tak Pernah Mengeluh Meski Hidup Sendiri

Mbah Yem sapaan akrabnya setia berjualan sate kere khas Solo yang terbuat dari tempe gambus atau bahan yang dibuat dari ampas tahu.

Penulis: Azfar Muhammad | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Azfar Muhammad
Mbah Yem yang menjual sate kere cita rasa khas di pinggir jalan kawasan Kelurahan Kemlayan, Kecamatan Serengan, Kota Solo atau di belakang Plaza Singosaren. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Azhfar Muhammad Robbani

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kala sebagain orang yang sudah sepuh bisa menikmati masa tuanya, tapi hal ini tidak bagi Maridiyem.

Nenek 80 tahun yang sudah begitu renta tetapi tampak sehat dan bugar, harus menjalani hari-harinya dengan berjualan.

Ya, Mbah Yem sapaan akrabnya setia berjualan sate kere khas Solo yang terbuat dari tempe gambus atau bahan yang dibuat dari ampas tahu.

Dia membuka lapak sederhananya di pinggir jalan kawasan Kelurahan Kemlayan, Kecamatan Serengan, Kota Solo atau di belakang Plaza Singosaren.

Baca juga: Akhir Kisah Tri, Si Tulang Punggung Keluarga yang Meninggal Akibat Kebakaran Gudang Tiner di Sragen

Baca juga: Viral Ibu-ibu Dermawan, Jual Makanan Murah dan Tak Mau Dibayar Lebih, Begini Kisahnya

Meskipun raganya tidak lagi muda, kulitnya sudah keriput dan rambutnya beruban semangat dari Mbah Yem melebihi kaum anak muda.

Selama ini dia enggan untuk meminta belas kasihan atau meminta-minta dengan mengemis ke jalanan.

Siapa sangka, warga Tirtotiyasan itu ternyata jualan sate sejak umur belasan tahun.

"Sudah dari sejak usia 15 tahun saya jualan sate kere di Solo," kata dia kepada TribunSolo.com Rabu (26/5/2021).

"Dari dulu tak pernah pernah gonta-ganti, dari dulu saya jualan sate ini (sate kere)," tambahnya.

Dirinya mengatakan sejak awal mengawali peruntungannya dengan berjualan keliling.

"Ya gak hanya diam, dulu saya keliling kepasar ke kampung-kampung daerah Purwosari dan ke daerah lain," katanya.

"Kalau tidak di kelilingkan nanti tidak laku, kalau sekarang ya saya di lapak saja di depannya kelurahan Kemlayan," ujarnya.

Dirinya sampaikan setiap hari dibantu sang anak membuka lapak jualannya di samping kelurahan.

"Ya saya jualan setiap hari, kadang kalau capek yah saya leren atau libur" katanya.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved