Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Misteri di Kalijambe Sragen : Rumor soal Tuyul & Hilangnya Uang Warga Disertai Munculnya Bau Busuk

Warga dua dukuh di Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen digegerkan dengan hilangnya uang jutaan rupiah mereka secara misterius.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
KOMPAS.com/NURWAHIDAH
Ilustrasi uang. 

"Ada yang usaha travel, punya uang Rp 3 juta tahu-tahu kok kurang, padahal juga tempatnya dikunci terus, kalau maling masa cuma ngambil Rp 200 ribu," paparnya.

Baca juga: Mau Belanja Pengunjung Kecele, Swalayan di Karanganyar Ditutup, Gegara Ada yang Terpapar Covid-19

Baca juga: Mie Ayam Aneh di Sragen : Mie Ayam Balungan Batu Jamus, Awas Kecele karena Cepat Habis

Kejadian serupa juga banyak dialami warga dukuh tetangganya, yakni Dukuh Cumleng.

"Tahunya tadi pas takziah, tahu saya viral pada cerita satu persatu, di dukuh Cumpleng ternyata juga banyak," ungkapnya.

"Ada juga tetangga desa, punya celengan gede Rp 2 juta sampai Rp 3 juta, tapi tiba-tiba ya habis," aku dia.

Ada Tanda Bau Busuk

Berkali-kali uangnya hilang, Adie dapat mersakan kapan makhluk tak kasat mata tersebut mulai beraksi.

"Tanda-tanda tercium bau busuk, seperti telur busuk atau bau air got, pas kecium itu, pasti uang saya hilang," ujarnya.

Tak hanya beraksi di malam hari, pada siang haripun bau serupa juga pernah tercium.

"Seringnya itu ya pas malam hari, habis maghrib, duduk di ruang tamu tiba-tiba tercium baunya, kadang siang hari juga pernah," paparnya.

Meski telah mengetahui tanda-tandanya, Adie tetap tak bisa berbuat banyak, karena juga tidak diketahui seperti apa wujudnya tersebut.

"Kalau mau lapor polisi, kan ya nggak ada buktinya, kalau mau pasang CCTV kan ya tetap nggak bisa lihat," ucapnya sambil tertawa.

Setiap kehilangan uang, rata-rata kisaran Rp 100.000 hingga Rp 200.000.

Baca juga: Mie Ayam Aneh di Sragen : Mie Ayam Balungan Batu Jamus, Awas Kecele karena Cepat Habis

Baca juga: Pihak Michelle Kuhnle Tak Ciut dengan Serangan Balik Persis Solo : Musyawarah atau Lanjut Kita Siap!

"Kalau diambil paling besar Rp 200 ribu, paling maharnya dari sana Rp 200 ribu, makanya ambilnya segitu," kata dia.

Ia menyebutkan, telah menyimpan uang sesuai anjuran orang tua jaman dulu agar tidak diambil tuyul.

"Kalau kata orangtua, uangnya ditata sesuai gambarnya, diikat karet, dikasih kaca, sama dibungkus plastik hitam dobel, tapi ya tetap hilang," katanya.

"Mungkin tuyulnya sudah upgrade mengikuti perkembangan jaman," candanya.

Meski begitu, masih banyak masyarakat yang lebih memilih menyimpan uang tunai daripada disimpan di bank. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved