Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten Terbaru

Alarm di Klaten Berbunyi : Kasus Covid-19 Meroket Terus, Rumah Sakit Pun Kewalahan Atasi Pasien

Lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Klaten menyebabkan 12 rumah sakit rujukan kewalahan menampung pasien.

Penulis: Rahmat Jiwandono | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Adi Surya
ILUSTRASI : Petugas menggunakan APD lengkap di RSUD Bung Karno Solo yang menangani pasien Covid-19 di Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Selasa (15/6/2021). 

Meski ada lonjakan kasus Covid-19 yang membuat Klaten yang sebelumnya zona oranye menjadi zona merah.

Langkah Sri Mulyani ini seakan seperti pernyataan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka yang menolak adanya lockdown.

Sri menerangkan, meski Klaten zona merah pihaknya tidak akan memberlakukan karantina wilayah (lockdown).

Baca juga: Gibran Blak-blakan, Meski Jokowi Orang Nomor 1 di Indonesia, Ultah Tak Ada Perayaan Apalagi Pesta

Baca juga: 95 Buruh Pabrik Sepatu di Jaten Karanganyar Positif Corona, Muncul Usai Mengeluh Batuk & Sesak Napas

"Klaten tidak akan lockdown," terang dia kepada TribunSolo.com, Senin (21/6/2021).

Menurutnya, opsi lockdown tidak dipilih karena untuk bisa menerapkan lockdown harus mengajukan izin ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

"Pertimbangannya kalau mau lockdown harus izin ke Kemendagri," ujarnya.

Dia menegaskan bahwa tidak bisa menerapkan lockdown secara sepihak.

"Tidak boleh lockdown secara sepihak," paparnya.

Adapun langkah yang dipilih untuk mengurangi penyebaran virus corona dengan memperketat PPKM mikro.

Ia menyebut, dalam aturan PPKM mikro disebutkan warga dilarang mengadakan hajatan, dan operasi yustisi di tempat-tempat yang berpotensi terjadi kerumunan di 26 kecamatan.

Kemudian tidak ketinggalan ibadah di rumah masing-masing, dan pembatasan jam operasional dari angkringan hingga toko modern harus tutup pukul 21.00 WIB.

"Hajatan tidak boleh, bolehnya ijab kabul yang dihadiri maksimal 20 orang. Ibadah pun di rumah masing-masing."

Bahkan mereka yang berada di tempat kerumunan akan dicek kedisiplinannya soal prokes dan akan menggelar rapid tes antigen secara acak.

"Tujuannya agar ada efek jera dan mengurangi mobilitas keluar rumah," jelas dia.

Baca juga: Sosok Aktivis Sekolah Sungai Klaten di Mata Bupati Klaten, Sri Mulyani : Dia Orang yang Sangat Baik

Baca juga: Kabar Duka : Aktivis Sekolah Sungai Klaten, Arif Fuad Tutup Usia, Pasca Berjuang Lawan Covid-19

Gibran Tolak Lockdown

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved