Berita Sragen Terbaru
Kagetnya Warga Sukodono Sragen, Buka Jendela Pagi-pagi,Tetangganya yang Sudah Tua Tewas Gantung Diri
Warga Desa Karanganom, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen digemparkan dengan kematian seorang kakek.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Warga Desa Karanganom, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen digemparkan dengan kematian seorang kakek.
Kakek berinisial K (89) itu tewas mengenaskan gantung diri depan rumahnya, Jumat (25/6/2021).
Kasubag Humas Polres Sragen, AKP Suwarso mengatakan, warga gempar dengan kakek yang sudah tergantung di depan rumahnya.
"Warga menemukan habis subuh sekitar pukul 05.00 WIB, dia gantung diri," ungkapnya kepada TribunSolo.com.
Baca juga: Beredar Kabar Istri di Gemolong Sragen Tak Mengetahui Jika Suaminya TNI Gadungan? Begini Faktanya
Baca juga: Berenang Berujung Maut di Wonogiri, Bocah 13 Tahun Tewas Tenggelam di Sungai Kedung Bandung
Kejadian tersebut, pertama kali diketahui tetangga korban, Nur Salim setelah bangun tidur.
"Ketika membuka jendela rumahnya, didapati korban menggantung di samping rumahnya dengan cara menggunakan tali panjang sekitar 2 meteran," jelasnya.
Tapi sepanjang 2 meter tersebut, diikatkan di leher korban, dan disambungkan ke kayu blandar rumah korban.
Setelah dilakukan pemeriksaan luar oleh tim INAFIS Polres Sragen, tidak ditemukan bekas tanda kekerasan di tubuh korban.
"Dari mulut mengeluarkan air liur, dengan keadaan lidah tergigit ada luka bekas gigitan, tidak ada sperma dan kotoran yang keluar, dan tidak ditemukan tanda-tanda bekas penganiayaan," paparnya.
"Kemudian jenazah diserahkan ke pihak keluarga, yang kemudian langsung dimakamkan di makam desa setempat," tambahnya.
AKP Suwarso mengatakan, berdasarkan keterangan warga sekitar, memang Karmo ingin mengakhiri hidupnya berkali-kali.
"Menurut keterangan saksi-saksi, akhir-akhir ini korban sudah sering berusaha untuk bunuh diri, dengan cara gantung diri, akan tetapi selalu digagalkan warga sekitar," ungkap dia.
Selain itu, korban juga mempunyai riwayat penyakit asam lambung.
"Korba diketahui mempunyai riwayat penyakit asam lambung, sejak sekitar 5 tahun terakhir," pungkasnya.
Bocah Tewas
Seorang remaja berinisial RAB (13) ditemukan tewas di sungai Kedung Bandung Dusun Weru, Desa Gondangsari, Kecamatan Jatisrono, Wonogiri, Kamis (24/6/2021).
Korban ditemukan tewas tak jauh dari rumahnya.
Kasubag Humas Polres Wonogiri Iptu Suwondo mengatakan, petugas mendapatkan laporan adanya orang meninggal tenggelam di sungai sekitar pukul 08.15 WIB.
Baca juga: Suami di Kalsel Ini Tega Tenggelamkan Istri di Sungai hingga Tewas, Berdalih Ingin Matikan Iblis
Baca juga: Nenek 73 Tahun di Karanganyar Hilang 12 Hari, Ternyata Meninggal Tercebur Sumur Tetangga
"Awal mula kejadian, sekitar pukul 06.30 WIB korban dan adiknya Brian umur 5 tahun berangkat bermain di sungai Kedung Bandung," katanya.
Lalu sesampainya di sungai tersebut korban berenang.
Sementara adiknya menunggu di pinggir sungai.
Beberapa lama kemudian, korban diketahui sudah hanyut terbawa arus sungai.
Baca juga: Remaja 17 Tahun Tenggelam di Sungai Bengawan Solo, Terseret Arus saat Cari Ikan
Adiknya yang mengetahui kejadian itu lantas lari pulang ke rumah dan memberitahu ke keluarga serta tetangga.
Lalu sejumlah warga dan petugas dari Polsek maupun Koramil setempat mendatangi lokasi terakhir korban menceburkan diri.
"Ada warga mendengar suara minta tolong lalu mereka lari ke sungai dan berusaha mencari korban," ucapnya.
Setelah dilakukan pencarian, akhirnya tubuh korban berhasil ditemukan. Kendati demikian nyawa korban tidak bisa diselamatkan.
Baca juga: Polisi Ungkap, Keluarga Tolak Otopsi Balita yang Tewas Tercebur Sumur di Jebres Solo, Ini Alasannya
"Korban ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia kemudian korban dibawa kerumahnya dan dilakukan visum oleh tim medis puskesmas," terangnya.
Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
Dengan ditemukannya tanda-tanda tersebut, tim medis dari Puskesmas 1 Jatisrono, dan petugas Polsek serta Koramil menyimpulkan bahwa korban meninggal karena tenggelam di sungai.
Kasus Serupa di Sragen
Kakak beradik, Abdur Rahman (11) dan Zakariyya (8) ditemukan tak bernyawa di aliran Waduk Kedung Ombo (WKO) di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen.
Kabag Humas Polres Sragen, AKP Suwarso mengatakan, sebelum tenggelam, kedua korban sempat berpamitan kepada kedua orangtuanya untuk bermain sepeda.
"Sekira pukul 15.30 WIB, Abdur Rahman pamit kepada ayahnya untuk bermain sepeda dan mengajak sang adik, Zakariyya," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Minggu (6/6/2021).
Baca juga: Tragedi 2 Santri Meninggal Tenggelam di Waduk Kedung Ombo: Korban Dikenal Aktif
Baca juga: Kesaksian Warga Terkait Meninggalnya Kakak Adik di Aliran Waduk Kedung Ombo: Mereka Main Perahu
Saat maghrib tiba, keduanya tak kunjung pulang, yang kemudian orangtuanya pergi mencari kedua anaknya.
"Ayah korban bersama 1 rekannya pergi mencari keberadaan kedua anaknya, pertama dicari didarat tidak ditemukan, kemudian menyisir aliran Waduk Kedung Ombo, dan disana ditemukan sepedanya tergeletak," jelasnya.
"Tak lama menyelam, ditemukan jasad anak pertamanya, yang langsung diangkat naik," tambahnya.
10 menit berselang, jenazah Zakariyya juga ditemukan dalam keadaan tak bernyawa.
"Sekira 10 menit kemudian Zakariyya berhasil ditemukan dikedalaman sekitar 3m," pungkasnya.
Dikenal Aktif
Dua santri Pondok Pesantren Tahfidz Daarussallaf Al Islami tenggelam di Waduk Kedung Ombo (WKO).
Keduanya adalah kakak beradik asal Dukuh Pendem RT 12, Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen ditemukan tak bernyawa setelah tenggelam, pada Sabtu (5/6/2021).
Pengurus pondok, Fauzan membenarkan, keduanya merupakan santri di Pondok Pesantren Tahfidz Daarussallaf Al Islami, Sumberlawang, Sragen.
Baca juga: Kakak Adik Korban Tenggelam di Waduk Kedung Ombo Dimakamkan Hari Ini, Keluarga Terlihat Tegar
Baca juga: Fakta-Fakta Penemuan Jasad Remaja di Waduk Bade Boyolali : Sempat Meminta Uang Jajan Sebelumnya
"Ananda Abdurrahman dan Ananda Zakaria benar salah satu dari santri kami, yang satu dikelas naik kelas 2, yang satu naik kelas 6," ungkapnya.
Selama ini, keduanya termasuk santri yang pulang pergi, dan bukan santri asrama.
"Kedua santri tersebut termasuk yang pulang pergi, bukan santri asrama, dan kejadian tersebut diluar program pondok," tambahnya.
Selama menjadi santri, keduanya dikenal sebagai santri yang aktif.
Baca juga: Imbas Tarif Parkir Selangit di Waduk Cengklik, Kini Dishub Boyolali Ogah Gampangan Keluarkan Izin
"Ya namanya anak-anak, sama seperti yang lainnya, dia sangat aktif sekali," ujarnya.
Kepergian kedua santrinya yang mendadak, membuat pihak pondok pesantren merasa kehilangan.
"Tentu saja, kami merasa kehilangan, ya semoga saja jadi ibrah (pelajaran) bagi semuanya," pungkasnya.
Dimakamkan Hari Ini
Kakak beradik yang ditemukan meninggal di Waduk Kedung Ombo (WKO) dimakamkan hari ini, Minggu (6/6/2021).
Keduanya dimakamkan di tempat pemakaman Desa Pendem, pukul 09.00 WIB.
Pantauan TribunSolo.com, jenazah diantar oleh pengurus dan santri Pondok Pesantren Tahfidz Daarussallaf Al Islami ke peristirahatan terakhir tak jauh dari rumah duka.
Baca juga: Kesaksian Warga Terkait Meninggalnya Kakak Adik di Aliran Waduk Kedung Ombo: Mereka Main Perahu
Baca juga: Fakta-Fakta Penemuan Jasad Remaja di Waduk Bade Boyolali : Sempat Meminta Uang Jajan Sebelumnya
Jenazah dimakamkan di 2 liang lahat yang saling berdekatan.
Nampak, tak ada isakan tangis yang terdengar dari para pelayat, keluarga terlihat ikhlas melepas kepergian 2 putra tercintanya.
Paman korban, Abdurrahman mengatakan, kedua orangtuanya sangat terpukul, namun tak terlalu larut dalam kesedihan.
Baca juga: Reaksi Pemkab Soal Viral Tiket Parkir Selangit di Waduk Cengklik, Bisa Bikin Remuk Wisata Boyolali
"Pastinya kedua orangtuanya, terutama ibunya terpukul dengan kepergian 2 anaknya, namun tak larut-larut dalam kesedihan," ungkapnya kepada TribunSolo.com di rumah duka, Minggu (6/6/2021).
Ia menyebutkan, kedua keponakannya selama ini dikenal sangat aktif, dan suka bersosialisasi kepada orang lain.
"Anaknya itu PD banget, aktif, suka menyapa orang lewat, bahkan yang tidak dikenal, yang paling kecil yang paling aktif," kenangnya.
Kejadian Tenggelam di WKO
Kakak beradik asal Dukuh/Desa Pendem, RT 12, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen tenggelam di aliran Waduk Kedung Ombo (WKO), Sabtu (5/6/2021) malam ternyata adalah Santri.
Keduanya Abdurrahman (10) dan Zakaria (7) ditemukan tak bernyawa, setelah sempat menghilang sejak sore hari.
Pengurus Pondok Pesantren Tahfidz Daarussallaf Al Islami, Fauzan membenarkan jika kedua korban tenggelam merupakan santri di pondok tersebut.
"Ananda Abdurrahman dan Ananda Zakaria benar salah satu dari santri kami, yang satu naik kelas 2, yang satu naik kelas 6," ungkapnya.
Sementara itu, Warga sekitar, Budi Kotong mengatakan, korban ditemukan sekitar pukul 20.30 WIB.
Baca juga: Fakta-Fakta Penemuan Jasad Remaja di Waduk Bade Boyolali : Sempat Meminta Uang Jajan Sebelumnya
Baca juga: Reaksi Pemkab Soal Viral Tiket Parkir Selangit di Waduk Cengklik, Bisa Bikin Remuk Wisata Boyolali
"Korban tenggelam kakak beradik, ditemukan meninggal sekitar pukul 20.30," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Minggu (6/6/2021).
Diduga, keduanya tenggelam, setelah bermain perahu yang berada di pinggir lokasi kejadian.
"Kemungkinan setelah bermain perahu, dipinggirnya ada perahu kecil, karena nggak bisa berenang, akhirnya tenggelam," paparnya.
Setelah ditemukan, korban disemayamkan di pondok pesantren Al Islam, pasalnya keduanya tercatat sebagai santri di pondok tersebut.
"Pagi hari ini di makamkan dirumah duka, sekitar jam 9 akan dimakamkan di dukuh pemakaman dukuh Pendem sini," pungkasnya.
Pemancing Tewas
Sebelumnya, Insiden memancing berujung petaka terjadi di Waduk Kedung Ombo, Desa Gilirejo, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, Minggu (30/5/2021).
Insiden itu menewaskan Siam Setiawan (22), warga Dukuh Banjarejo, RT 3, Desa Tuban, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.
Kabag Humas Polres Sragen, AKP Suwarso mengatakan korban datang ke lokasi pemancingan sendiri dan berniat untuk memancing.
"Korban datang sekitar pukul 10.00 WIB datang sendirian ke Waduk Kedung Ombo untuk memancing," ungkapnya kepada TribunSolo.com, (30/05/2021).
Suwarso menambahkan tak lama kemudian teman pemancing lainnya melihat korban sedang berenang hingga ke tengah yang kemudian tenggelam.
"Menurut keterangan saksi-saksi yang melihat, korban masuk kedalam air dengan kedalaman kurang lebih 5 meter tanpa menggunakan alat pengaman," terangnya.
Baca juga: Lokasi Penemuan Pemancing Tewas di Waduk Kedung Ombo : Spot Mancing Favorit, Ikan Melimpah
Baca juga: Kecelakaan Tol Solo - Semarang, Truk Muatan Rokok Sundul Truk Muatan Tiang Beton, Bodi Depan Ringsek
Kemudian, orang sekitar yang mengetahui kejadian tersebut langsung membantu mencari korban.
Proses evakuasi yang dilakukan dengan peralatan seadanya yang hanya menggunakan jangkar dan jaring.
"Kemudian orang-orang yang datang mencari korban dengan cara menggunakan jangkar dan jaring, sekitar satu jam korban di temukan tercantol di jangkar," paparnya.
Ditemui terpisah, Kepala Desa Gilirejo, Parjo mengatakan setelah diidentifikasi, kemudian jenazah langsung dibawa ke rumah duka.
"Setelah diidentifikasi dan dicek tidak terdapat luka penganiayaan atau apa, jenazah langsung diserahkan ke pihak keluarga, dan mereka menerima," ujarnya.
Ambil Korek
Sebelumnya, kejadian tenggelamnya seorang pemancing di Waduk Kedung Ombo ternyata karena korban ingin mengambil korek dan rokok yang jatuh dalam air.
Akhirnya korban kecapaian dan tenggelam di Waduk yang terletak Dukuh Ngroto RT 17 Desa Gilirejo Lama, Kecamata Miri, Kabupaten Sragen pada Minggu (30/05/2021).
Berdasarkan data yang dihimpun TribunSolo.com, korban tenggelam bernama Siam Setiawan (22) warga Dukuh Banjarejo, RT 3, Desa Tuban, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.
Kepala BPBD Sragen, Sugeng Priyono membenarkan kejadian tersebut.
Baca juga: BREAKINGNEWS: Waduk Kedung Ombo Makan Korban Lagi, Kini Pemancing Tenggelam Dalam Pencarian
Baca juga: Potret Perahu Sebelum Terbalik, Harusnya Angkut Pakan Ikan di Kedung Ombo, Tapi Dipakai Bawa Orang
"Iya benar, laka air terjadi pukul 10.00 dan dan berhasil ditemukan pada pukul 13.15 siang tadi," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Minggu (30/05/2021).
Sugeng mengatakan, korban tenggelam karena tidak kuat berenang.
"Korban ingin mengambil korek api dan rokok yang jatuh ke dalam air, kemudian korban berenang, tetapi karena kedalaman air akhirnya Siam tenggelam," paparnya.
Setelah diidentifikasi, korban langsung dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan.
Spot Favorit Mancing
Sementara itu, Siam Setiawan (22) diketahui sering memancing di bantaran Waduk Kedung Ombo, Desa Gilirejo, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen sebelum ditemukan meninggal dunia karena tenggelam.
Hal itu disampaikan Kepada Desa Gilirejo, Parjo kepada TribunSolo.com.
"Kelihatannya sering memancing di situ, dilihat dari peralatannya memang hobi memancing," katanya, Minggu (30/04/2021).
Parjo menjelaskan, bantaran waduk yang menjadi lokasi kejadian memang menjadi salah satu spot mancing favorit.
Baca juga: Kronologi Pemancing Tewas di Waduk Kedung Ombo: Berenang Ambil Korek dan Rokok yang Jatuh ke Air
Baca juga: Pemancing Tenggelam di Waduk Kedung Ombo Ditemukan Meninggal, Korban Pemuda Asal Karanganyar
Itu karena ikan yang ada di lokasi tersebut melimpah ruah.
"Bantaran sekitar Waduk Kedung Ombo memang sering digunakan untuk memancing, biasanya kalau pagi banyak, ikannya juga banyak," tambahnya.
Terlepas dari itu, Parjo menungkapkan ini bukan kejadian kali pertama.
"Kalau di Kedung Ombo sering terjadi, setiap tahun selalu ada, kebanyakan orang luar, bukan orang sini," pungkasnya.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa. Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri, satu di antaranya adalah Hotline Psychology Mobile RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta 08122551001.
(*)