Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Ambyar! Sudah di Depan Mata, Sekolah Tatap Muka di Solo 12 Juli Akan Ditunda, Imbas Corona Mengganas

Rencana Pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Solo pada 12 Juli 2021 diambang pembatalan kembali.

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Adi Surya
ILUSTRASI : Simulasi pendidikan tatap muka di SMP Muhammadiyah 1 Kota Solo, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Pasar Kliwon, Jumat (19/3/2021). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Rencana Pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Solo pada 12 Juli 2021 diambang pembatalan kembali.

Kini Pemkot menimbang untuk membatalkan kembali PTM karena Corona mengganas.

Sekda sekaligus Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani menerangkan, meski zona orange, namun Pemkot Solo enggan mengambil resiko.

Adapun rencana penundaan PTM ini dirumuskan pada Surat Edaran (SE) Wali Kota Solo.

"PTM rencananya ditunda dulu, sekolah kita batasi dulu," katanya kepada TribuSolo.com, Selasa (29/6/2021).

Baca juga: Jokowi Putuskan PPKM Darurat, Satgas Covid-19 Akui Bisa Diterapkan di Solo, Titik Zona Merah Dikunci

Baca juga: Kegetnya Belasan Pedagang di Simo Boyolali, Swab Acak Hasilnya Positif, Kini Pasar Ditutup Seminggu

Dengan penundaan ini, artinya pembelajaran tahun ajaran baru dipastikan akan menggunakan sistem daring atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Sebenarnya lanjut dia selama simulasi PTM dilakukan di Solo, tidak ditemukan adanya penularan Covid-19 di sekolah.

Bahkan dengan adanya PTM bisa mendidik anak untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Kalau PJJ kita kan tidak tau apakah anak di rumah saja, atau malah keluar rumah," ujarnya.

Dia berharap kasus Covid-19 di bisa menurun drastis agar pelaksaan PTM segera dilakukan.

"Tapi kalau melihat situasi dan kondisinya saat ini, penundaan PTM tidak sampai satu SE saja. Tapi semoga satu bulan sudah cukup," harap dia.

Saran FX Rudy

Mantan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengusulkan pada Pemkot Solo agar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang rencananya digelar Juli 2021 untuk ditunda. 

Hal tersebut melihat perkembangan kasus corona yang kembali tinggi beberapa waktu terakhir ini. 

Bukan hanya Solo, kasus corona juga terlihat naik di Solo Raya. 

"Untuk PTM ditunda dulu. Kalau perlu wisata juga ditutup dulu," ujarnya.

Baca juga: Hampir 5 Ribu Warga Sragen Jalani Vaksinasi Gratis, di Tengah Meroketnya Corona di Sejumlah Wilayah

Dia juga menyoroti soal anak - anak yang tepapar corona. 

Tak hanya orang dewasa dan lansia yang terpapar, kini golongan usia anak-anak banyak yang terkonfirmasi Covid-19.

Sehingga Pemerintah Kota (Pemkot) Solo harus mengambil langkah tegas untuk menekan penyebaran Covid-19 ini.

Baca juga: Corona Mengganas, Rumah Sakit di Sragen Penuh, Gedung Baru RSUD Sragen Sampai Jadi Gedung Covid-19

Baca juga: Daftar 3 Rumah Sakit Rujukan Corona di Karanganyar : Dinas Kesehatan Juga Tambah Tempat Tidur Pasien

"Hari ini saja, penambahan kasus Covid-19 pada anak-anak cukup banyak, sekitar 200-an," katanya, Selasa (29/6/2021).

Dia menyarankan Pemkot Solo kembali memperketat pelaksanaan PPKM Mikro yang selama ini ditetapkan.

Sejumlah tempat umum seperti mal, tempat wisata, dan pusat perbelanjaan harus kembali diawasi ketat.

Jika perlu, anak-anak kembali dilarang untuk mengunjungi pusat keramaian.

Baca juga: Rumah Sakit di Solo Penuh Rawat Pasien Covid-19, Wali Kota Gibran Telepon Mensos Risma: Minta Tenda

"Waktu (menjabat Wali Kota) saya dulu kan anak-anak, ibu hamil, lansia tidak boleh datang ke pasar (modern dan tradisional). Saat ini kalau diberlakukan kembali lebih baik," ujarnya.

Namun, jika Pemkot Solo enggan menerapkan aturan itu, protokol kesehatan harus diperketat lagi.

Pendirian pos-pos satgas Covid-19 untuk memantau aktivitas di pusat keramaian harus dibuat lagi.

Baca juga: Keluarga Kena Corona & Ingin Hubungi Petugas Medis? Ini Nomor Telepon Darurat 15 Rumah Sakit di Solo

Untuk pemantauan data anak-anak yang terpapar Covid-19, dia meminta Dinas Kesehatan Kota Solo untuk memberikan tabel tersendiri.

Agar Pemkot lebih mudah melakukan pemantauan dan menentukan kebijakam yang tepat.

Tiga Prioritas Rudy saat Menjabat Wali Kota

FX Rudy mengatakan, saat ia menjabar menjadi Walikota Solo, ada tiga poin yang menjadi prioritas dalam penanganan Covid-19.

Tiga prioritas itu yakni:

1. Nyawa manusia diselamatkan dulu.

2. Pengalihan anggaran ke dana tak terduga agar masyarakat tak kelaparan.

3. Memperketat penerapan protokol kesehatan.

Baca juga: Tak Ada Hidangan Kari Domba di Tempat Pengantin Wanita, Pria di India Langsung Batalkan Pernikahan

Dalam perkembangan kasus Covid-19 di Solo. Masyarakat dihantui varian baru virus corona delta.

"Kita harus perketat penggunaan masker dobel. Varian delta ini gak sampai 6 detik bisa tertular, papasan saja ada potensi tertular," ujarnya.

Dia menyarankan, Pemkot Solo memperketat dan lebih tegas lagi dalam penerapan PPKM Mikro.

Baca juga: Klaster ISI Solo, Mahasiwa Angkat Bicara soal Temuan Kasus Corona : Ada yang Bergejala saat Pameran

"Harus membuat sanksi tegas, jika tidak pakai masker dobel harus ditindak. Seperti warung atau pasarnya diancaman tutup 1-2 minggu. Karena kalau ini dibiarkan, RS di Solo akan semakin penuh," ujarnya.

"Kalau saat ini menurut saya kurang ketat. Lebih baik dimarahi orang, yang penting nyawa orang selamat," tambahnya.

Untuk tempat karantina terpusat, Rudi meminta Solo Teknopark yang sebelah utara dan selatan untuk disiapkan dan dibuka.

Baca juga: Bak Hujan di Tengah Kemarau, Sragen Dapat 10 Ribu Vaksin di Tengah Label Zona Merah & Corona Meroket

Dalem Joyokusuman juga harus dibuka lagi untuk tempat isolasi mandiri.

Selain itu, jika Gor Manahan sudah jadi bisa digunakan untuk lokasi isolasi mandiri, termasuk gedung-gedung yang lain di Solo.

Soal Program Pemkab Boyolali

Rudi menilai program Pemkab Boyolali yang menerapkan gerakan di rumah saja adalah hal yang sia-sia.

Pasalnya, gerakan itu hanya berlangsung satu hari saja.

Harusnya, kegiatan itu diberlakukan dalam waktu cukup lama, agar penyebaran Covid-19 dapat dicegah.

Baca juga: Ada 5 Ribu Dosis Vaksin Corona di Karanganyar, Mau? Tapi Khusus Pelaku UMKM, Ini Link Pendaftarannya

Hal itu seperti wacana rudy dahulu, yang ingin menerapkan Solo KLB.

"Waktu saya dulu, menerapkan KLB saya dicaci maki, tapi gak papa. Kalau kebijakan itu diterapkan, tidak apa-apa, harus diperketat. Itu efektif," ujarnya.

Dia menyarankan kepada Wali Kota Solo saat ini, Gibran Rakabuming Raka untuk mengevaluasi kebijakan-kebijakannya dahulu.

Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka Riwayatmu Kini, Sudah di Depan Mata Malah Corona Menggila, Ini Kata Gibran

Jika ada kebijakan yang baik, bisa diterapkan. Namun untuk kebijakan yang kurang pas, tidak digunakan.

"Yang penting memiliki misi yang sama, menyelamatkan masyarakat Solo dari Covid-19. Mengantisipasi jangan sampai RS dan rumah Isoman penuh," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved