Ki Manteb Soedharsono Meninggal Dunia
Ki Manteb Soedharsono, 25 Tahun Mengajar Pedalangan di ISI Surakarta: Selalu Senyum ke Mahasiswa
Selain mendalang, Ki Manteb Sudharsono juga mengajar sebagai dosen ISI Solo. Itu dilakoninya sejak tahun 1996 hingga tutup usia.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Ryantono Puji Santoso
Itu diketahui dari penuturan salah seorang kawannya, Sugeng Nugroho saat dihubungi TribunSolo.com.
"Ide terakhir yang disampaikan beliau dan sampai sekarang belum terlaksana itu, beliau ingin merangkum berbagai cengkok sulukan pedalangan kuno," kata Sugeng, Jumat (2/6/2021).
Ki Manteb, sambung Sugeng, diketahui memiliki arsip atau dokumentasi terkait itu di rumahnya.
Baca juga: Jasa Besar Ki Manteb Soedharsono: Bawa Wayang ke UNESCO dan Menjadi Warisan Dunia
"Beliau sempat bilang, 'lakon-lakon kuno aku punya banyak. Ini sudah aku tulis. Kalau sudah selesai nanti tolong diketikan di komputer, ya, dik. Mengko diterbitkan'," ucap Sugeng.
Ki Manteb tidak menggunakan laptop ataupun komputer. Mendiang memilih menggunakan mesin ketik elektrik.
Itu membuatnya lebih marem dalam membuahkan karya.
Sejauh ini, ide Ki Manteb baru dalam tahap proses penulisan. Itu belum selesai lantaran kondisi kesehatan terakhir Ki Manteb.
"Saya belum tahu wujudnya karena masih dalam tahap pengetikan. Menurut beliau sudah diketik," kata Sugeng.
Wayang Warisan Dunia
Jasa Ki Manteb Soedharsono dalam dunia wayang sangatlah besar, salah satunya mendapat pengakuan UNESCO bahwa wayang adalah warisan dunia.
Menurut Sugeng Nugroho, penulis buku "Ki Manteb Soedharsono Pemikiran dan Karya Pedalangannya" untuk mendapatkan penghargaan UNESCO kepada wayang membutuhkan waktu hingga setahun lamanya.
"Waktu itu dari tahun 2003 pihak Sekretariat Nasional Perwayangan Indonesia, dan Persatuan Pedalangan Wayang Indonesia mengusulkan agar wayang masuk warisan dunia," katanya pada Jumat (2/7/2021).
Baca juga: Ki Manteb Soedharsono di Mata Mantan Wali Kota FX Rudy : Sosok Nasionalis, Mengedepankan Pancasila
Baca juga: Ki Manteb Soedharsono Meninggal, Istri Didi Kempot Ikut Berduka, Ungkap Janji yang Belum Terpenuhi
"Baru tahun 2004 penghargaan itu diserahkan," ujarnya.
Sugeng menyebutkan, bahwa saat itu Indonesia harus bersaing dengan negara lainnya yang juga berusaha meraih penghargaan dari UNESCO di bidang warisan budaya.
"Ada sekitar 138 negara yang mengajukan, tersisih 28 negara dan Indonesia yang meraih penghargaan" ujarnya.