Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Setelah Mengeluh Tak Enak Badan, Perempuan di Tanon Sragen Tiba-tiba Meninggal

Seorang perempuan meninggal dunia saat berada di area persawahan, Jumat (2/7/2021) sekitar pukul 10.30 WIB. 

kompas.com
Ilustrasi : Seorang pesilat PSHT di Sragen yang masih berusia 13 tahun, tewas saat latihan. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Seorang perempuan meninggal dunia saat berada di area persawahan, Jumat (2/7/2021) sekitar pukul 10.30 WIB. 

Kejadian tersebut di Jalan Sapen-Jambeyan, Dukuh Canden, RT 07, Desa Ketro, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen

Korban adalah SK (53) warga Dukuh Trombol, Desa Ketro, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen. 

Baca juga: Ki Manteb Soedharsono Meninggal, Istri Didi Kempot Ikut Berduka, Ungkap Janji yang Belum Terpenuhi

Baca juga: Kronologi Ki Manteb Soedharsono Meninggal Dunia: Kondisi Drop Usai Main Wayang, Sempat Swab Test

Kasubag Humas Polres Sragen, AKP Suwarso mengatakan, korban berangkat ke sawah untuk memulung padi sisa panen. 

"Korban berangkat bersama saksi 1 dengan berboncengan sepeda motor," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Jumat (2/7/2021). 

Kemudian, korban mengeluhkan tidak enak badan. 

"Karena korban lemas kemudian korban meminta tolong kepada orang yang ada di sekitarnya, untuk dibawa ke tepi," ujarnya. 

Baca juga: BREAKING NEWS : Dalang Kondang Asal Karanganyar Ki Manteb Soedharsono Meninggal Dunia

"Waktu itu, saksi 1 diminta untuk mengeroki korban, namun sudah meninggal dunia," tambahnya. 

Berdasarkan hasil pemeriksaan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan ditubuh korban. 

"Disimpulkan, korban meninggal dunia karena sakit dan kelelahan," pungkasnya. 

Kini, korban telah diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan di desanya.

Ki Manteb Meninggal

Kabar duka datang dari dunia pedalangan Indonesia, sosok dalang senior Ki Manteb Soedharsono wafat pada Jum'at (2/7/2021) sekitar pukul 10.00 WIB.

Menurut salah seorang rekannya, Sugeng Nugroho, bahwa Ki Manteb meninggal dengan diagnosa Covid-19.

Baca juga: Ki Manteb Soedharsono Dapatkan Pengakuan Dunia Atas Kontribusi untuk Wayang

"Beliau akan dimakamkan secara protokol kesehatan," katanya. .

Sosok dalang kelahiran 31 Agustus 1948 memiliki komorbid penyakit di paru-parunya.

"Beliau sering berobat soal permasalahan paru-parunya," ujarnya.

Dalam dunia pewayangan, Ki Manteb juga menjabat sebagai penasehat di organisasi Paguyuban Dalang Surakarta.

"Beliau salah satu senior dan guru bagi para dalang di Indonesia," terangnya.

Kiprahnya dalam dunia wayang juga diabadikan dalam buku "Ki Manteb Sudarsono Pemikiran dan Karya Pedalangannya,".

"Saya menulis ide dan gagasan beliau dari balik kisah pewayangan," ungkapnya.

Almarhum akan dimakamkan pada hari ini di kediamannya di Dusun Sekiteran, Desa Doplang, Karangpandan, Karanganyar.

Pengakuan Dunia 

Ki Manteb Soedharsono mendapatkan Remarkable of Contributions Certificate atas kontribusinya di dunia wayang dari UNIMA (Union Internationale de la Marionnette - International Puppetry Association).

Penghargaan diserahkan di kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Senin (3/7/2017) malam.

Penyerahan sertifikat diberikan oleh Presiden Union Internationale de Marionnette (UNIMA) Indonesia, Samudra Wijaya dan diterima langsung oleh Ki Mantheb Soedharsono.

"Penghargaan ini diberikan atas kontribusi luar biasa Ki Mantheb di dunia wayang," kata Samudra dalam sambutannya.

"Ini merupakan penghargaan kelas dunia, pengakuan dunia atas kontribusi Ki Mantheb di dunia wayang," imbuhnya.

Dengan penghargaan ini, harap Samudra, Ki Mantheb bisa lebih bersemangat dalam menjaga warisan luhur berupa wayang.

Samudra mengatakan penghargaan ini diberikan kepada dhalang kondhang yang sudah senior dan masih aktif berkarya.

“Pemilihan ini dilakukan saat festival wayang dunia dan Ki Mantheb akhirnya terpilih mendapatkan Remarkable of Contributions Certificate yang diputuskan oleh juri dari 17 negara,” terangnya.

Ki Mantheb menyatakan ini merupakan kali ketiga ia mendapatkan penghargaan dari dunia Internasional.

“Yang pertama dari UNESCO, dari Jepang dan dari UNIMA ini,” kata dalang 69 tahun tersebut.

“Ini merupakan kebahagiaan dan tantangan bagi saya untuk terus berkarya dan mempromosikan wayang ke dunia,” pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved