Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Angka Kematian Tinggi, Peti Mati Jadi Barang Langka di Boyolali, Polisi Sampai Ikut Lembur Membuat

Kasus kematian akibat Covid-19 di Boyolali kembali tinggi. Imbasnya, peti mati pun jadi barang langka, karena tingginya permintaan.

Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Aji Bramastra
TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
Anggota Polsek Sambi membuatkan peti mati untuk warga yang kesulitan mencari, karena langkanya ketersediaan peti mati di Boyolali. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Kasus kematian akibat Covid-19 di Boyolali kembali tinggi.

Imbasnya, peti mati pun jadi barang langka, karena tingginya permintaan.

Baca juga: Kisah Polisi di Banyudono Boyolali Ikut Buat Peti Mati: Kondisi Langka, Sudah Cek di Toko dan RS

Kondisi ini membuat anggota Polsek Sambi tergugah, untuk membantu membuatkan peti mati bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Halaman belakang Markas Polsek Sambi pun akhirnya disulap jadi bengkel pembuatan peti mati.

Kapolsek Sambi, Iptu Sunarto mengatakan awal anggotanya berinisiatif membuat peti mati dari informasi kelangkaan peti mati dari Kapolres Boyolali AKBP Morry Ermond.

“Mendengar hal tersebut, saya minta anggota cek toko peti mati di Sambi, ada dua toko, dan habis semua,” ungkap Sunarto pada TribunSolo.com, Minggu (11/7/2021).

Sunarto mengatakan setelah mengecek keadaan toko peti mati, salah satu anggotanya berinisiatif membuatkan peti mati.

Kemudian dia menerangkan dia bersama anggotanya saling gotong royong membuat peti mati tersebut.

"Kami membuat peti mati tersebut untuk masyarakat yang tengah kesulitan mencari barang itu," ujar Sunarto.

Ia mengaku pihaknya mulai membuat peti mati tersebut sejak Senin (5/7/2021).

Sunarto mengatakan kegiatan membuat peti mati dilakukan  tiap malam tiba, setelah jam dinas usai.

"Kami membuat peti ini setiap malam lembur bersama anggota, kami membuat peti ini secara gotong royong," ujar Sunarto.

Untuk membuat peti mati ini, Sunarto mengaku patungan dengan anggotanya.

Dana yang terkumpul dibelikan untuk membeli bahan, seperti papan kayu, paku, kain mori dan lainnya.

“Jadi saya dan beberapa anggota iuran sendiri untuk beli bahan-bahannya, kami sengaja kerjakan malam agar tidak mengganggu tugas pokok,” jelasnya.

Pada saat awal membuat peti, Sunarto mengaku sempat gagal.

Kemudian salah satu anggotanya mendatangkan tukang yang ahli membuat peti mati. 

Dari tukang tersebut para anggota belajar cara membuat peti mati.

"Baik pengukuran papan sampai pelapisan peti dengan kain kafan, pengerjaan dilakukannya bersama anggota yang tengah piket," ucap Sunarto.

Sunarto menegaskan, akan memberikan peti mati ini pada masyarakat Sambi maupun Boyolali yang membutuhkan. 

Dia menambahkan bagi masyarakat boleh mengambil tanpa dipungut biaya apapun alias gratis.

“InsyaAllah kami sedekahkan, yang pertama bagi yang terkena Covid-19 dan yang kedua untuk warga tak mampu," kata Sunarto.

"Jika ada warga yang minta tinggal salah satu anggota keluarga atau petugas desa ambil ke sini, enggak rumit,"

"Tapi do’a saya jangan sampai terpakai, biar masyarakat sehat semua dan pandemi segera berakhir,” imbuhnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved