Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Kisah Warga Jenar Sragen: Takut Divaksin, Didatangi Petugas Malah Kunci Pintu Rumah

Sejumlah warga di Desa Jenar, Sragen masih takut dilakukan vaksinasi, sehingga mereka malah menutup pintu saat didatangi petugas.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Agil Trisetiawan
TribunSolo.com/Rahmat Jiwandono
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Sosialisasi terkait vaksinasi masih perlu digencarkan di Kabupaten Sragen.

Pasalnya, kesadaran masyarakat untuk mengikuti vaksin masih rendah.

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan, hal tersebut banyak ditemui dikawan pedesaan.

"Kemarin di Desa Jenar, banyak masyarakat yang dijemput aparat untuk ikut vaksinasi, malah dikunci semua pintu rumahnya," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Senin (26/7/2021).

Baca juga: Viral dengan Baliho Kontroversial, Kini Kades Jenar Sragen Jadi Duta Vaksin: Bergerilya Tiap Malam

Baca juga: Ghifari Diangkat Kapolres Sukoharjo Jadi Anak Asuh: Cita-citanya Ingin Jadi Polisi

Takutnya masyarakat, dikarenakan kurangnya edukasi mengenai vaksin covid-19.

Hal ini membuat percepatan vaksinasi di Kabupaten Sragen menjadi terhambat.

Selain itu, kurangnya edukasi ini juga disebab oleh Kepala Desa (Kades) Jenas Samto yang sempat membuat onah beberapa waktu lalu.

Samto sempat membuat onar, dengan menyatakan dirinya tidak percaya adanya covid-19.

Namun, kini setelah diberikan pengertian oleh Bupati, Samto mulai menyadari bahwa protokol kesehatan penting untuk mencegah covid-19.

Meski begitu, Bupati Yuni tetap akan meminta bantuan TNI/Polri untuk membantu proses penanganan covid-19 di wilayahnya.

"Kita tetap meminta bantuan TNI/Polri, hanya lebih persuasif, meminta kepada masyarakat, untuk ikuti program vaksinasi," pungkasnya.

Jadi Duta Vaksin

Kepala Desa (Kades) Jenar, Kabupaten Sragen Samto, kini memiliki aktivitas baru.

Dia dinobatkan sebagai duta vaksin, oleh Polres Sragen.

Kapolres Sragen, AKBP Yuswanto Ardi mengatakan pengesahan gelar duta vaksin itu sudah sejak 23 Juli 2021 lalu.

"Iya benar, Kades Samto sudah disahkan menjadi duta vaksin, mulai 23 Juli lalu," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Selasa (27/7/2021).

Baca juga: Banyak Diburu, Ini Harga Set Top Box dan Antena Digital di Sragen, Mampu Tangkap Sinyal TV Digital

Baca juga: Ketersedian Vaksin Sinovac Menipis, Sragen akan Gunakan AstraZeneca, Bupati: Sudah Pasti Aman

Sebelumnya, Samto sempat membuat geger publik, dengan membuat baliho, yang menolak aturan pemerintah mengenai penanganan covid-19.

Atas tindakannya, Samto juga sempat dilakukan pemeriksaan secara marathon di Mapolres Sragen, selama satu malam.

Kemudian, Samto menyatakan permintaan maafnya, dan bersedia menjadi perpanjangan tangan pemerintah, dalam menangani pandemi.

Kini, tugas berat menanti Samto, sebagai duta vaksin.

"Yang pertama, Kades Samto diminta hadir dalam kegiatan vaksinasi, untuk memberikan sertifikat vaksin dan bantuan sembako dari pemerintah," jelas AKBP Ardi.

"Kemudian, setiap malam bergerilya ke kampung-kampung bersama Kapolsek dan Danramil, untuk mengajak masyarakat mengikuti vaksinasi," tambahnya.

Dari hanya 23 orang di Desa Jenar yang telah disuntik vaksin, kini sudah ratusan warganya telah menerima vaksin covid-19.

Hal itu, masih perlu dikebut, lantaran total populasi di desa Jenar sekitar 3.000 orang.

Gunakan AstraZeneca

Capaian vaksinasi di Kabupaten Sragen, hingga kini baru mencapai 20 persen.

Hal tersebut, berbeda jauh dari Kota Surakarta, yang mana 60 persen warganya telah disuntik vaksin covid-19.

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan untuk mempercepat proses vaksinasi, pihaknya akan menggunakan vaksin merk AstraZeneca.

"Semoga vaksinnya bisa dapat lagi, sekarang dosisnya sudah habis, kita akan gunakan AstraZeneca, karena yang ada sekarang baru itu," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (26/7/2021).

Baca juga: Vaksinasi di Kota Solo Tertinggi, Bupati Sragen Harap Pembagian Vaksin Merata di Solo Raya

Baca juga: Agustus 2022 Antena TV UHF Tak Bisa Lagi Dipakai di Sragen, Pemkab Akui Belum Sosialisasi ke Warga

Baca juga: Tabrak Becak, Seorang Pemuda di Sragen Meninggal Dunia: Penerangan Jalan Minim

Hal tersebut, dikarenakan ketersediaan vaksin Sinovac di Dinas Kesehatan Jawa Tengah juga mulai menipis.

"Tadi Pak Gubernur bertanya, mau nggak nerima vaksin AstraZeneca, ya mau, ngapain nggak mau," jelasnya.

Menurut Yuni, keamanan vaksin AstraZeneca tidak perlu diragukan lagi.

"Vaksin AstraZeneca sudah pasti aman, masa kita mau mencelakakan warga kita sendiri," ujarnya.

Selain itu, Bupati Yuni juga meminta kepada seluruh tokoh masyarakat, untuk membantu mensosialisasikan program vaksinasi di daerahnya masing-masing.

"Tadi vaksinasi di Desa Pengkol, Tanon, saya suruh tokoh agama untuk mengatakan sepatah-dua patah kata kepada warga, meyakinkan bahwa tidak perlu takut divaksin," terangnya.

Minta Pemberian Vaksin Merata

Di masa perpanjangan kebijakan PPKM, Kabupaten Sragen kini masuk kategori PPKM level 4.

PPKM level 4 akan berlangsung mulai dari 26 Juli 2021, hingga 2 Agustus 2021.

Hal tersebut diketahui, setelah Bupati Sragen dan jajaran kepala daerah lainnya, menggelar rapat virtual dengan Gubernur Jawa Tengah, Senin (26/7/2021).

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati membenarkan hal tersebut.

"Sragen sekarang level 4, tadi Kabupaten/Kota se-Soloraya sepakat, penanganannya tidak lagi per kabupaten, tapi se wilayah aglomerasi," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (26/7/2021).

Keputusan itu diambil, melihat capaian vaksinasi di Kota Solo sudah mencapai 60 persen.

Sedangkan Kabupaten lain di Soloraya, capaian vaksinasinya baru 20 persen saja.

Kabupaten Sragen sendiri, capaian vaksinasinya juga baru 20 persen, dari total sasaran vaksin.

"Percuma Solo capai 60 persen, di wilayah lainnya tidak, lha bergaulnya juga sesama Solo raya," katanya.

Bupati Yuni berharap, pembagian vaksin dapat dilakukan secara merata, di satu wilayah aglomerasi.

"Tadi Pak Menteri Kesehatan, bilang kalau siap memenuhi vaksinasi, sekarang penanganannya bukan lagi daerah, tapi se aglomerasi," jelasnya.

Mampu Suntikan 5 Ribu Vaksin Perhari

Ketersediaan vaksin di Kota Solo ternyata saat ini tinggal terbatas.

Hal itu diakui oleh Dinas Kesehatan yang menyebut bahwa vaksin hanya bisa mencukupi selama durasi satu minggu.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Solo, Siti Wahyuningsih, menjelaskan ketersedian vaksin cukup untuk satu minggu saja.

"Untuk minggu ini aman, tapi ya enggak bisa ngebut-ngebut banget," ungkapnya kepada Tribunsolo.com, Sabtu (25/7/2021).

Dia menjelaskan ketersedian dosis vaksin saat ini mengalami penipisan.

"Senin ini, baru diambil 6 ribu dosis, akan dapat 20 ribu dosis pada Kamis atau Jumat jadi totalnya 26 ribu dosis," ujarnya.

Baca juga: Update Pria Ancam Nakes RSUD Surakarta: Pemeriksaan Tertunda Hasil Tes PCR yang Belum Keluar

Baca juga: Balap Liar di Ring Road Mojosongo Solo: Motor N-max Gagal Diperebutkan, Kini Disita Polisi

Selama ini Pemkot Solo terus melakukan percepatan vaksinasi.

Pihaknya juga menggandeng pihak ketiga agar program itu bisa berjalan lebih cepat.

Setiap harinya, diketahui mampu melakukan 4 ribu hingga 5 ribu vaksinasi di Kota Solo.

"Artinya dalam enam hari hanya tersedia. sekitar 4 ribu dosis saja," lanjutnya.

Dinas Kesehatan Kota Solo, mengaku sudah mengajukan permintaan vaksin baik ke pemerintah provinsi maupun ke pusat.

Untuk menunjang ketersedian vaksin untuk minggu-minggu selanjutnya di Kota Solo.

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved