Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Viral

Nasib Pasien Covid yang Diikat dan Diseret karena Ingin Menularkan, Kini Dinyatakan Meninggal Dunia

Kabar terbarunya kini ia dinyatakan meninggal dunia di RSUP Haji Adam Malik, Minggu (1/8/2021).

Instagram @cerminhidupp
Kondisi pasien Covid-19 pasca dianiaya warga saat hendak isoman di rumah. 

TRIBUNSOLO.COM - Sebuah video yang meperlihatkan seorang pasien isolasi mandiri (Isoman) Covid-19 diduga dianiaya sejumlah warga viral di media sosial.

Diketahui, insiden tersebut terjadi di Desa Pardomuan, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba.

Baca juga: Viral Bansos di Gantiwarno Klaten Disunat Rp 300 Ribu, Pemkab : Penerima Dobel, Kesannya Dipotong

Sosok pria ini bernama selamat Sianipar, pasien Covid-19 yang dikeroyok oleh warga Desa Pardomuan, Kecamatan Silaen.

Kabar terbarunya kini ia dinyatakan meninggal dunia di RSUP Haji Adam Malik, Minggu (1/8/2021). 

Sang anak dari Almarhum, Anastasya Sianipar mengungkapkan sangat sedih kehilangan ayahnya yang telah berpulang sekitar pukul 16.30 WIB. 

Ia pun menceritakan belum sempat melihat kondisi fisik ayahnya yang telah meninggal dunia.

Sebab, Selamat adalah pasien Covid-19 dan telah dibungkus di kamar mayat. 

Salamat Sianipar, pasien positif Covid-19 di Toba disiksa oleh warga.(HO)
Salamat Sianipar, pasien positif Covid-19 di Toba disiksa oleh warga.(HO) (HO)

"Tadi kami sudah datang dan pulang sekitar pukul 17.00 WIB karena besok pagi sekitar pukul 04.00 WIB baru pulang ke kampung," ujarnya. 

Dia pun menjelaskan sampai saat ini belum tahu jelas apa penyebab kematian ayahnya.

Apakah karena Covid-19 atau karena bekas pemukulan yang diterimanya dari warga. 

"Kalau sekarang kami lagi di rumah saudara," sebutnya. 

Ia pun memberikan foto terakhir ayahnya di RSUP Adam Malik.

Kondisinya telah tergeletak dengan melipat tangan di atas bed rumah sakit.

Selamat terlihat mengenakan baju kemeja panjang hitam dan celana panjang hitam. 

Baca juga: Gunakan Speedboat, Mertua dan Menantu Ditangkap saat Bawa Sabu Senilai Rp 3 Miliar Lewati Sungai

Keluarga mengakui jika pria ini hendak menularkan penyakit kepada masyarakat. 

Sebelumnya diberitakan, Istri Selamat membenarkan bahwa suaminya melakukan kejadian tersebut.

"Benar, suamiku (Selamat Sianipar) hendak menularkan penyakitnya yang terpapar Covid-19  kepada masyarakat di daerah Siguti, Desa Pardomuan, Kecamatan Silaen,  Kabupaten Toba," kata Risma Sitorus, Sabtu (24/7/2021) malam.

Menurutnya, pada Rabu 21 Juli 2021 kemarin suaminya Selamat Sianipar kabur dari tempat isolasi mandiri yang telah dibuat oleh warga setempat. 

Selamat pun kembali ke rumah dalam kondisi mengalami depresi karena dinyatakan positif terpapar pandemi Covid-19.

"Pada Kamis 22 Juli 2021 sekira Pukul 17.00 WIB suami ku keluar dari rumah sembari meludahi tangannya mencoba menyentuh warga yang berada didekatnya dengan berteriak dirinya tidak terpapar Covid-19," sebutnya. 

"Ternyata perbuatannya itu membuat warga desa marah. Sehingga dengan menggunakan kayu serta bambu, warga coba mengamankannya karena takut tertular Covid-19," sambungnya.

Dia menceritakan namun aksi warga untuk mengamankan Selamat Sianipar gagal dan suaminya itu berhasil kabur ke hutan. 

Lebih lanjut, ia mengungkapkan pada Jumat 23 Juli 2021 Pukul 10.00 WIB, Selamat Sianipar kembali ditemukan warga setempat di depan Gereja HKBP. 

Warga pun mengamankan Selamat dengan cara menggunakan bambu untuk menjaga jarak, karena yang bersangkutan selalu meludahi dan ingin memeluk warga.

"Kemudian Pukul 11.00 WIB Selamat Sianipar berhasil diamankan. Lalu diantarkan ke Rumah Sakit Umum Daerah  Porsea. Namun pada malam harinya ia kembali kabur dari rumah sakit," ungkapnya.

Warga tidak bermaksut mengeroyok.

Tepat pada Sabtu 24 Juli 2021 sekira Pukul 11.30 WIB, Risma menuturkan Selamat Sianipar akhirnya ditemukan di depan Perumahan Del Sitorus di Desa Siantar Narumonda VI, Kecamatan Siantar Narumonda dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Porsea.

Hal senada juga disampaikan, Erik Sianipar yakni keluarga dari Selamat Sianipar yang mengaku tidak ada maksud untuk melakukan penganiayaan. 

Tetapi ingin mengamankan saudaranya tersebut. Sebab, kondisi Selamat Sianipar positif Covid-19.

"Dengan menggunakan kayu dan bambu sebagai upaya menjaga jarak agat tidak tertular Covid-19 cara saya bersama warga untuk mengamankan Selamat Sianipar," ujarnya. 

(cr8/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved